E-Hajj Rapi, Indonesia Ditawari Tambahan Kuota
A
A
A
MEKKAH - Kabar menggembirakan datang dari Arab Saudi. Tahun ini Indonesia mendapat tawaran tambahan kuota haji sebagai bentuk apresiasi karena satusatunya negara yang dinilai rapi dalam mengikuti ketentuan e-hajj.
Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Abdul Djamil mengungkapkan, tawaran itu disampaikan saat bertemu dengan pengurus e-hajj dari Kementerian Urusan Haji Arab Saudi, Farid Mandar, Rabu (9/9).
”Pemerintah Arab Saudi mengapresiasi kesigapan Indonesia mengikuti sistem administrasi haji yang baru, yakni program e-hajj. Mereka bertanya, pada saat limit seperti ini, mau tidak Indonesia dikasih tambahan kuota,” katanya di Mekkah kemarin. Tawaran itu, menurut Djamil, agak sulit direalisasikan mengingat closing date atau batas akhir keberangkatan jamaah dari Tanah Air ke Arab Saudi sudah dipastikan 17 September 2015. Sisa waktu sepekan sangat sulit memenuhi persyaratan e-hajj, mulai dari pengurusan dokumen sampai urusan akomodasi, termasuk pemondokan, katering, dan transportasi yang harus sudah dipastikan sebelum jamaah berangkat.
”Karena itu saya bilang, kalau ada kebaikan seperti ini, saya usulkan supaya ditangguhkan untuk periode tahun yang akan datang. Perwakilan Pemerintah Arab Saudi berjanji akan membawa usulan tersebut ke pimpinannya,” ucapnya. Dia mengungkapkan, meski dinilai rapi dalam mengikuti sistem baru tersebut Kemenag sebagai Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) juga kewalahan menerapkannya. Namun, akhirnya, seluruh kuota haji reguler tahun ini sebanyak 155.200 orang bisa terpenuhi.
Sebanyak 58 visa jamaah yang merupakan pengganti dari jamaah yang batal berangkat dengan berbagai alasan seperti sakit kini sedang dalam proses administrasi. ”Terakhir tadi pagi (kemarin) saya mendengar ke-58 paspor jamaah yang mau menggantikan itu sudah disetujui visanya oleh Kementerian Luar Negeri Arab Saudi. Artinya, visa segera dicetak Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Muasasah Asia Tenggara, Muhammad Amin Hasan Indragiri mengatakan, setelah selesainya perluasan Masjidilharam, kuota haji akan kembali normal. ”Insya Allah akan dikembalikan seperti dulu,” ucapnya.
Pada tahun ini kuota haji Indonesia masih dipangkas 20% dari seharusnya 210.000 orang menjadi hanya 168.800 jamaah yang terdiri atas 155.200 jamaah haji reguler dan 13.600 jamaah haji khusus. Sunu hastoro f/mch
Laporan Wartawan Koran Sindo
Sunu Hastoro F
Mekkah
Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Abdul Djamil mengungkapkan, tawaran itu disampaikan saat bertemu dengan pengurus e-hajj dari Kementerian Urusan Haji Arab Saudi, Farid Mandar, Rabu (9/9).
”Pemerintah Arab Saudi mengapresiasi kesigapan Indonesia mengikuti sistem administrasi haji yang baru, yakni program e-hajj. Mereka bertanya, pada saat limit seperti ini, mau tidak Indonesia dikasih tambahan kuota,” katanya di Mekkah kemarin. Tawaran itu, menurut Djamil, agak sulit direalisasikan mengingat closing date atau batas akhir keberangkatan jamaah dari Tanah Air ke Arab Saudi sudah dipastikan 17 September 2015. Sisa waktu sepekan sangat sulit memenuhi persyaratan e-hajj, mulai dari pengurusan dokumen sampai urusan akomodasi, termasuk pemondokan, katering, dan transportasi yang harus sudah dipastikan sebelum jamaah berangkat.
”Karena itu saya bilang, kalau ada kebaikan seperti ini, saya usulkan supaya ditangguhkan untuk periode tahun yang akan datang. Perwakilan Pemerintah Arab Saudi berjanji akan membawa usulan tersebut ke pimpinannya,” ucapnya. Dia mengungkapkan, meski dinilai rapi dalam mengikuti sistem baru tersebut Kemenag sebagai Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) juga kewalahan menerapkannya. Namun, akhirnya, seluruh kuota haji reguler tahun ini sebanyak 155.200 orang bisa terpenuhi.
Sebanyak 58 visa jamaah yang merupakan pengganti dari jamaah yang batal berangkat dengan berbagai alasan seperti sakit kini sedang dalam proses administrasi. ”Terakhir tadi pagi (kemarin) saya mendengar ke-58 paspor jamaah yang mau menggantikan itu sudah disetujui visanya oleh Kementerian Luar Negeri Arab Saudi. Artinya, visa segera dicetak Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Muasasah Asia Tenggara, Muhammad Amin Hasan Indragiri mengatakan, setelah selesainya perluasan Masjidilharam, kuota haji akan kembali normal. ”Insya Allah akan dikembalikan seperti dulu,” ucapnya.
Pada tahun ini kuota haji Indonesia masih dipangkas 20% dari seharusnya 210.000 orang menjadi hanya 168.800 jamaah yang terdiri atas 155.200 jamaah haji reguler dan 13.600 jamaah haji khusus. Sunu hastoro f/mch
Laporan Wartawan Koran Sindo
Sunu Hastoro F
Mekkah
(ars)