Politisasi Pertemuan Ketua DPR dengan Donald Trump Terlalu Berlebihan

Kamis, 10 September 2015 - 14:19 WIB
Politisasi Pertemuan...
Politisasi Pertemuan Ketua DPR dengan Donald Trump Terlalu Berlebihan
A A A
JAKARTA - Diseretnya nama CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) oleh berbagai pihak karena menjadi fasilitator pertemuan Ketua DPR Setya Novanto dengan bakal calon presiden Amerika Serikat Donald Trump sangat berlebihan. Cara-cara menyeret nama HT dalam persoalan ini dianggap sebagai upaya politik.

"Dipersalahkannya HT karena memfasilitasi pertemuan tersebut sesuatu yang berlebihan dan politis," jelas Ketum Forum Komunikasi Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM) Armyn Gultom, Kamis (10/9/2015).

HT adalah seorang pengusaha nasionalis yang berupaya untuk berkontribusi menyelamatkan perekonomian yang sedang memburuk. Pertemuan tersebut, kata Armyn, bisa bertujuan agar pengusaha yang memiliki investasi di Indonesia itu terus melanjutkan investasinya. Apalagi Indonesia berada dalam gejolak ekonomi, dan sepinya investor berinvestasi di negeri ini.

Mengenai kehadiran Setya Novanto dalam konferensi pers Donald Trump, menurut Armyn, merupakan cara orang Timur menghormati ajakan tuan rumah. Itu adalah hal biasa dalam etika bertamu.

"Sebagai orang Timur yang penuh keramahan mereka (Setya Novanto dan Fadli Zon) tak kuasa menolak ajakan tuan rumah, ketika melakukan konferensi pers di lobi hotel dan memperkenalkan tamunya yang berkunjung," tutur Armyn.

Sehingga yang dilakukan Setya Novanto dan Fadli Zon merupakan bagian dari menjaga hubungan dengan Donald Trump. Jadi, tegas Armyn, pertemuan dan kehadiran dalam konferensi pers tersebut bukan sebagai upaya menggadaikan kedaulatan bangsa seperti anggapan buruk berbagai pihak di dalam negeri.

Jadi tidak ada yang salah dalam pertemuan Setya Novanto didampingi Fadli Zon dengan Donald Trump. Kesalahan utama dalam permasalahan ini adalah, pertemuan ini dibawa ke ranah politik. "Muatan politis telah membawa polemik ini ke ranah yang tidak produktif dan kental dengan dendam politik," ucap Armyn.

Cara para politikus melaporkan Setya Novanto dan Fadli Zon ke Mahkamah Konstitusi Dewan (MKD), kata Armyn, memiliki tujuan politik tertentu. Tujuan politik ini terlihat jelas saat mereka meminta MKD mencopot pemimpin DPR.

"Sepertinya ini jelas keinginan untuk melakukan kocok ulang pimpinan DPR. Sangat politis dan rakyat sudah mafhum dengan itu," simpulnya.

Armyn menyayangkan langkah-langkah beberapa anggota dewan. Dia menyebut langkah-langkah ini sandiwara politik. Dia meminta semua pihak untuk mengakhiri semua dendam politik. "Mari membangun bangsa ini yang sedang kesulitan ekonomi," demikian Armyn Gultom.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0661 seconds (0.1#10.140)