PPIH Siapkan Kain Ihram Cadangan Bagi Jamaah Haji
A
A
A
JEDDAH - Jamaah haji Indonesia tak perlu panik saat kain ihram untuk laki-laki dan baju putih bagi perempuan tertinggal di koper besar. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi daerah kerja (Daker) Bandara Jeddah-Madinah menyiapkan cadangannya.
Kain ihram dan baju putih untuk jamaah haji itu disediakan di Plasa Indonesia, yang menjadi tempat miqot di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.
"Kain ini hanya diberikan kepada jamaah yang kain ihramnya ketinggalan. Demikian juga bagi jamaah perempuan yang baju putih untuk ganti masih tersimpan di koper besar. Sebab proses membuka koper besar di bandara cukup rumit dan menyita waktu," kata Kepala Daker Bandara Nurul Badruttamam di Jeddah, Minggu (6/9/2015).
Selain kain ihram dan baju putih, PPIH juga menyediakan sandal jepit, kaus kaki dan sabuk ihram. Meski sudah disediakan, namun dalam praktiknya banyak jamaah yang menolak saat diberi oleh petugas.
"Banyak yang menolak. Tapi setelah kita beri penjelasan bahwa ini gratis. Maka mereka mau menerima. Memang diperlukan edukasi dan sosialisasi karena banyak jamaah yang baru pertama kali berpergian jauh naik pesawat. Sehingga kadang kain ihramnya masih disimpan di koper besar," jelasnya.
Kasi Bimbingan Ibadah dan Pengawasan Kelompok Bimbingan Daker Bandara Bandara Jeddah-Madinah Wahyu Dewarini mengungkapkan, jamaah yang kain ihramnya tertinggal tinggal melapor ke petugas yang berjaga di tempat miqot.
"Kalau jamaah kesulitan memakainya kita akan bantu. Kalau laki-laki setelah memakai kain ihram semua atribut yang biasa dipakai harus dilepas. Kadang-kadang masih ada yang memakai peci," ujar Wahyu Dewarinu yang akrab disapa Rini.
Pantauan SINDO di lapangan, memang masih ada jamaah yang memakai kain ihram tidak di lokasi yang telah ditentukan. Mereka memakainya di ruangan terbuka tempat beristirahat semua jamaah.
Padahal seharusnya, laki-laki di tempat khusus yang tertutup, demikian pula kaum perempuan lokasinya dibedakan. Petugas yang melihat kemudian mengarahkan mereka untuk ke ruang ganti yang tertutup.
Rini menambahkan, khusus bagi jamah haji perempuan yang sedang menstruasi, maka tetap harus ganti baju putih dan niat ihram saat berada di Plasa Indonesia. Hal itu karena miqot kelompok terbang (kloter) jamaah yang mendarat di Jeddah dilakukan di bandara.
"Jamaah perempuan yang baru menstruasi harus tetap menjaga baju putih ihramnya selama di pemondokan (hotel). Tetap harus menjaga aurat, termasuk memakai kaus kaki," paparnya.
Selama di hotel, jamaah perempuan yang sedang menstruasi disarankan untuk terus berdzikir dan berdoa. "Setelah selesai menstruasi baru mandi dan keramas, pakai baju putih ihram lagi dan melakukan niat umrah. Selanjutnya melakukan umrah yang nanti dikoordinir dan dibantu oleh ketua kloter serta pembimbing ibadah haji," tuturnya.
PILIHAN:
Ini 3 Aktor di Balik Bergabungnya PAN ke Gerbong Pemerintah
Sikap Ical & Prabowo Atas Bergabungnya PAN ke Koalisi Jokowi
Kain ihram dan baju putih untuk jamaah haji itu disediakan di Plasa Indonesia, yang menjadi tempat miqot di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.
"Kain ini hanya diberikan kepada jamaah yang kain ihramnya ketinggalan. Demikian juga bagi jamaah perempuan yang baju putih untuk ganti masih tersimpan di koper besar. Sebab proses membuka koper besar di bandara cukup rumit dan menyita waktu," kata Kepala Daker Bandara Nurul Badruttamam di Jeddah, Minggu (6/9/2015).
Selain kain ihram dan baju putih, PPIH juga menyediakan sandal jepit, kaus kaki dan sabuk ihram. Meski sudah disediakan, namun dalam praktiknya banyak jamaah yang menolak saat diberi oleh petugas.
"Banyak yang menolak. Tapi setelah kita beri penjelasan bahwa ini gratis. Maka mereka mau menerima. Memang diperlukan edukasi dan sosialisasi karena banyak jamaah yang baru pertama kali berpergian jauh naik pesawat. Sehingga kadang kain ihramnya masih disimpan di koper besar," jelasnya.
Kasi Bimbingan Ibadah dan Pengawasan Kelompok Bimbingan Daker Bandara Bandara Jeddah-Madinah Wahyu Dewarini mengungkapkan, jamaah yang kain ihramnya tertinggal tinggal melapor ke petugas yang berjaga di tempat miqot.
"Kalau jamaah kesulitan memakainya kita akan bantu. Kalau laki-laki setelah memakai kain ihram semua atribut yang biasa dipakai harus dilepas. Kadang-kadang masih ada yang memakai peci," ujar Wahyu Dewarinu yang akrab disapa Rini.
Pantauan SINDO di lapangan, memang masih ada jamaah yang memakai kain ihram tidak di lokasi yang telah ditentukan. Mereka memakainya di ruangan terbuka tempat beristirahat semua jamaah.
Padahal seharusnya, laki-laki di tempat khusus yang tertutup, demikian pula kaum perempuan lokasinya dibedakan. Petugas yang melihat kemudian mengarahkan mereka untuk ke ruang ganti yang tertutup.
Rini menambahkan, khusus bagi jamah haji perempuan yang sedang menstruasi, maka tetap harus ganti baju putih dan niat ihram saat berada di Plasa Indonesia. Hal itu karena miqot kelompok terbang (kloter) jamaah yang mendarat di Jeddah dilakukan di bandara.
"Jamaah perempuan yang baru menstruasi harus tetap menjaga baju putih ihramnya selama di pemondokan (hotel). Tetap harus menjaga aurat, termasuk memakai kaus kaki," paparnya.
Selama di hotel, jamaah perempuan yang sedang menstruasi disarankan untuk terus berdzikir dan berdoa. "Setelah selesai menstruasi baru mandi dan keramas, pakai baju putih ihram lagi dan melakukan niat umrah. Selanjutnya melakukan umrah yang nanti dikoordinir dan dibantu oleh ketua kloter serta pembimbing ibadah haji," tuturnya.
PILIHAN:
Ini 3 Aktor di Balik Bergabungnya PAN ke Gerbong Pemerintah
Sikap Ical & Prabowo Atas Bergabungnya PAN ke Koalisi Jokowi
(kri)