Prestasi Redup, Pendapatan Federer-Nadal Tetap Tinggi

Minggu, 06 September 2015 - 09:56 WIB
Prestasi Redup, Pendapatan Federer-Nadal Tetap Tinggi
Prestasi Redup, Pendapatan Federer-Nadal Tetap Tinggi
A A A
NEW YORK - Prestasi Roger Federer dan Rafael Nadal boleh meredup, tapi untuk urusan mengumpulkan pendapatan mereka masih tetap rajanya.

Forbes memaparkan Federer petenis teratas dalam koleksi pundi-pundi harta pada periode Juni 2014 hingga Juni 2015. Adapun Nadal menempati peringkat ketiga di bawah Federer dan Novak Djokovic. Sejak 2013 prestasi Federer meredup. Banyak yang mengatakan prestasi pemegang 17 gelar juara grand slam ini sudah habis.

Bahkan sejak 2013 petenis 34 tahun ini tak sekali pun menggenggam manisnya gelar juara grand slam. Peringkatnya pun terombang- ambing meski saat ini berada di peringkat kedua dunia. Namun dalam urusan mengumpulkan pundi-pundi harta, petenis asal Swiss ini tetap rajanya.

Forbes membeberkan dalam setahun, yaitu antara Juni 2014 hingga Juni 2015, Federer mampu meraup USD67 juta (Rp947 miliar) dan dinobatkan sebagai petenis dengan bayaran tertinggi di dunia. Tentu uang sebesar itu bukan hanya dari hadiah pertandingan, tapi juga dari perusahaan- perusahaan yang meng-endorse Federer.

Dari nilai USD67 juta, hanya sekitar USD9 juta yang dia peroleh dari hadiah kejuaraan, sisanya adalah dari perusahaan-perusahaan yang mau menggunakan jasa Federer. Bagi Federer, banyak kontrak jangka panjangnya berasal dari perusahaan besar seperti Nike, Rolex, dan Credit Suisse.

Kesepakatan lain yang diperpanjang adalah Mercedes- Benz pada akhir 2014 selama tiga tahun. Perusahaan terbaru yang menggunakan jasa Federer ialah Sunrise, penyedia telekomunikasi swasta terbesar di Swiss. Mitra lainnya, termasuk Wilson, Lindt, Jura, Moet & Chandon, National Suisse, dan NetJets, juga memberikan tambahan pundi-pundi bagi suami Mirka tersebut.

Bahkan untuk urusan jumlah hadiah sejak berkarier di jalur profesional, Federer adalah rajanya. Jika ditotal semua uang hadiah dari kejuaraan tenis, Federer mampu mengumpulkan USD93 juta. Di bawah Federer ada musuh bebuyutannya di lapangan, Novak Djokovic, sebagai pengumpul harta terbanyak.

Pada waktu yang sama, petenis peringkat kesatu dunia ini mampu meraup pendapatan USD48 juta (Rp679 miliar). Joker—julukan Djokovic— mulai diperhitungkan sejak permainannya yang luar biasa pada 2011 dengan meraih tiga gelar grand slam, yaitu Australia Terbuka, Wimbledon, dan AS Terbuka.

Pada tahun ini, Djokovic juga berpeluang untuk kembali berprestasi asalkan dia bisa memenangi AS Terbuka 2015 yang saat ini masih berlangsung. Sebelumnya pada 2015 ini, dia mampu meraih gelar Wimbledon dan Australia Terbuka. Sama seperti Federer, pendapatan Djokovic lebih banyak dari perusahaan-perusahaan yang berada di belakang dia.

Djokovic menandatangani kesepakatan menguntungkan dengan beberapa perusahaan pada tahun lalu, yakni ANZ, Yakub Creek, Peugot, dan Seikon, dengan keuntungan yang didapat sebesar USD31 juta. Adapun di peringkat ketiga adalah petenis flamboyan Rafael Nadal. Prestasi petenis asal Spanyol ini boleh redup, lebih redup dari Federer.

Pada 2015 ini, misalnya, dia selalu gagal menembus perempat final ajang grand slam dan yang paling menyakitkan kemarin dia tersingkir dari US Open 2015 pada babak ketiga oleh pemain nonunggulan asal Italia Fabio Fognini. Namun kalau soal urusan mengumpulkan uang, dia masih boleh membusungkan dada.

Petenis yang saat ini bercokol di peringkat kedelapan dunia itu mampu mengumpulkan pendapatan USD32 juta (Rp452 miliar). Setelah berjuang menghadapi cedera pergelangan tangan dan operasi usus pada musim 2013, dia harus kehilangan hadiah sekitar USD10 juta.

Prestasinya terus meredup bahkan pada 2015 dia tak berdaya pada kejuaraan grand slam Prancis Terbuka yang sudah dia menangi selama sembilan kali. Nadal dikalahkan Djokovic pada perempat final. Nadal memiliki kontrak dengan dua mitra perusahaan baru, Tommy Hilfiger dan raksasa komunikasi Spanyol Telefonica. Kia motor juga memperbarui kesepakatan dengan Nadal pada Mei untuk lima tahun lagi.

Bagi perusahaan-perusahaan ternama, tenis dianggap sebagai olahraga atraktif untuk diikuti. Memang, untuk urusan sponsor, tenis masih kalah bersaing dengan olahraga populer di Amerika Serikat. Tapi di negara-negara Eropa, Amerika Selatan, dan belahan dunia lain, tenis menjadi olahraga nomor dua atau tiga di bawah sepak bola atau basket.

Demografi fans yang sangat kuat membuat perusahaan jam atau mobil mau terlibat guna menambah nilai dari brand mereka semisal di AS Terbuka. Pendapatan rata-rata penonton kejuaraan ini adalah USD161.000 (Rp2,25 miliar) per tahun. Dan penontonnya adalah kalangan dengan pendidikan tinggi, yaitu 80% lulusan sarjana.

Kondisi ini yang membuat brand-brand premium dunia mau terlibat dalam olahraga tenis. Faktor lain yang membedakan tenis dengan olahraga lain adalah netral dalam hal gender. ”Tidak ada olahraga lain di dunia yang telah mencapai kesetaraan gender sebagaimana di tenis,” ujar Lew Sherr, Kepala Pendapatan Officer di Asosiasi Tenis AS, seperti dikutip Forbes.

Adapun pada peringkat keempat dan kelima, petenis dengan pendapat tertinggi adalah Maria Sharapova dan Serena Williams. Sharapova berpendapatan USD29,7 juta yang menjadikan dia atlet wanita dengan bayaran tertinggi di dunia selama 11 tahun ini.

Ananda nararya
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7215 seconds (0.1#10.140)