Akses ke Areal Tawaf Kian Mudah
A
A
A
MAKKAH - Akses jamaah menuju areal tawaf semakin mudah karena pemerintah Arab Saudi merenovasi dan memperluas Masjidilharam. Pembangunan yang dimulai sejak 2013 ini dilakukan pada sisi utama Bab Malik Abdul Aziz.
Pada saat yang sama, jalur yang menghubungkan bangunan lama Masjidilharam dengan yang baru (Malik Abdullah) sudah hampir selesai. Menurut salah satu pekerja yang berasal dari Indonesia, Sudirman, 35, ada empat jalur penghubung masjid lama dan bangunan masjid yang baru, yaitu Bab Umrah, Bab Hijrah, Bab Syamiyah, dan Bab Fatah.
Berdasar pantauan wartawan kemarin, Bab Umrah sudah rapi dan terpasang pintu besar, namun ditutup karena pada sisi-sisi jalurnya belum bisa dilewati. Sedangkan Bab Hijrah, meski belum selesai, akses yang menghubungkan bangunan Masjidilharam yang lama dan baru sudah dibuka sehingga bisa dijadikan jalur masuk ke Mathaf melalui masjid yang baru.
Sudirman mengatakan, dibukanya Bab Hijrah berbarengan dengan ditutupnya Bab Malik Abdul Aziz pada sekitar Februari lalu. ”Pembukaan Bab Hijrah diharapkan mengurangi kepadatan di Bab Malik Abdul Aziz sekaligus memudahkan akses kepada jamaah menuju areal tawaf,” katanya. Bab Hijrah menghubungkan bangunan baru Masjidilharam pada areal Mathaf, khususnya pada sisi Rukun Syami dan Rukun Yamani Kakbah.
Dengan dibukanya jalur ini, maka jamaah haji Indonesia, khususnya yang tinggal di daerah Jarwal bisa masuk ke areal tawaf melalui pintu-pintu bangunan perluasan Masjidilharam yang sudah mulai dibuka, tidak harus selalu masuk melalui Bab Malik Fahd yang relatif lebih jauh. Sudirman merupakan satu dari ribuan warga Indonesia yang bekerja di Arab Saudi, khususnya pada proyek renovasi dan perluasan Masjidilharam.
Sekitar 10 menit berbincang di Bab Hijrah dengan Sudirman, sedikitnya terlihat lima WNI yang lalu lalang di kawasan itu untuk pulang kerja setelah digantikan shift pekerja berikutnya. ”Renovasi dan perluasan Masjidilharam diperkirakan selesai pada akhir tahun 2016,” tandasnya.
Terpisah, petugas haji dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Khoiron Durori mengatakan, dengan dibukanya jalur ini, jamaah haji bisa masuk ke areal tawaf melalui pintu-pintu bangunan perluasan Masjidilharam yang sudah mulai dibuka. ”Ini sangat membantu jamaah,” tukasnya.
Waspadai Calo Tawaf dan Sai
Jamaah haji asal Indonesia diimbau mewaspadai orangorang yang menawari bantuan bimbingan tawaf dan sai di Masjidilharam. Pasalnya, ada beberapa orang yang belakangan meminta bayaran hingga 500 riyal yang setara dengan Rp3,8 juta. Anggota Perlindungan Jamaah Daerah Kerja (Daker) Mekkah Nurhamidah Lubis mengatakan, tawaran itu biasanya terjadi di pintu masuk masjid.
”Saya pernah mengalaminya ketika mengantarkan jamaah mau tawaf dan sai,” kata perempuan yang bertugas di pos penjagaan Bab al-Marwah itu kemarin. Dia menceritakan ketika itu hendak pulang ke penginapan Sektor Khusus di Misfalah, sekitar 500 meter dari Masjidilharam dan bertemu dengan 43 jamaah umrah asal Indonesia.
Rombongan ini kebingungan menuju tempat tawaf sehingga Nurhamidah berinisiatif memandu ke tempat tawaf. Sampai di pintu masuk masjid, tepatnya di Bab As Salam, seorang pria mengenakan gamis dengan rompi cokelat menghentikan mereka. Pria itu menanyakan jumlah anggota dalam rombongan.
Awalnya, Nurhamidah mengira pemeriksaan biasa untuk mengetahui jumlah jamaah yang akan melakukan umrah. ”Akhir-akhir ini kan banyak pemeriksaan,” kata dia. Nurhamidah mulai curiga ketika pria itu meminta tanda tangan dari seorang jamaah dan dituruti jamaah tersebut. Lantas, pria tadi memberi tanda agar jamaah mengikuti kawannya untuk melakukan tawaf dan sai.
Dia yang telah mendapat kabar banyak calo berkeliaran, langsung melarang jamaah mengikuti pria berompi cokelat tersebut. ”Saya bilang saya petugas haji Indonesia dan anggota TNI. Saya pakai bahasa Inggris, campur-campurlah. Kalau bahasa Arab kan saya enggak paham juga,” ujar perempuan yang merupakan anggota Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
Menurut dia, calo yang ada di Masjidilharam bukan hanya terkait bimbingan ibadah. Ada juga orang yang meminjamkan gunting, lalu meminta sejumlah uang sehingga jamaah harus mewaspadainya.
MCH
Pada saat yang sama, jalur yang menghubungkan bangunan lama Masjidilharam dengan yang baru (Malik Abdullah) sudah hampir selesai. Menurut salah satu pekerja yang berasal dari Indonesia, Sudirman, 35, ada empat jalur penghubung masjid lama dan bangunan masjid yang baru, yaitu Bab Umrah, Bab Hijrah, Bab Syamiyah, dan Bab Fatah.
Berdasar pantauan wartawan kemarin, Bab Umrah sudah rapi dan terpasang pintu besar, namun ditutup karena pada sisi-sisi jalurnya belum bisa dilewati. Sedangkan Bab Hijrah, meski belum selesai, akses yang menghubungkan bangunan Masjidilharam yang lama dan baru sudah dibuka sehingga bisa dijadikan jalur masuk ke Mathaf melalui masjid yang baru.
Sudirman mengatakan, dibukanya Bab Hijrah berbarengan dengan ditutupnya Bab Malik Abdul Aziz pada sekitar Februari lalu. ”Pembukaan Bab Hijrah diharapkan mengurangi kepadatan di Bab Malik Abdul Aziz sekaligus memudahkan akses kepada jamaah menuju areal tawaf,” katanya. Bab Hijrah menghubungkan bangunan baru Masjidilharam pada areal Mathaf, khususnya pada sisi Rukun Syami dan Rukun Yamani Kakbah.
Dengan dibukanya jalur ini, maka jamaah haji Indonesia, khususnya yang tinggal di daerah Jarwal bisa masuk ke areal tawaf melalui pintu-pintu bangunan perluasan Masjidilharam yang sudah mulai dibuka, tidak harus selalu masuk melalui Bab Malik Fahd yang relatif lebih jauh. Sudirman merupakan satu dari ribuan warga Indonesia yang bekerja di Arab Saudi, khususnya pada proyek renovasi dan perluasan Masjidilharam.
Sekitar 10 menit berbincang di Bab Hijrah dengan Sudirman, sedikitnya terlihat lima WNI yang lalu lalang di kawasan itu untuk pulang kerja setelah digantikan shift pekerja berikutnya. ”Renovasi dan perluasan Masjidilharam diperkirakan selesai pada akhir tahun 2016,” tandasnya.
Terpisah, petugas haji dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Khoiron Durori mengatakan, dengan dibukanya jalur ini, jamaah haji bisa masuk ke areal tawaf melalui pintu-pintu bangunan perluasan Masjidilharam yang sudah mulai dibuka. ”Ini sangat membantu jamaah,” tukasnya.
Waspadai Calo Tawaf dan Sai
Jamaah haji asal Indonesia diimbau mewaspadai orangorang yang menawari bantuan bimbingan tawaf dan sai di Masjidilharam. Pasalnya, ada beberapa orang yang belakangan meminta bayaran hingga 500 riyal yang setara dengan Rp3,8 juta. Anggota Perlindungan Jamaah Daerah Kerja (Daker) Mekkah Nurhamidah Lubis mengatakan, tawaran itu biasanya terjadi di pintu masuk masjid.
”Saya pernah mengalaminya ketika mengantarkan jamaah mau tawaf dan sai,” kata perempuan yang bertugas di pos penjagaan Bab al-Marwah itu kemarin. Dia menceritakan ketika itu hendak pulang ke penginapan Sektor Khusus di Misfalah, sekitar 500 meter dari Masjidilharam dan bertemu dengan 43 jamaah umrah asal Indonesia.
Rombongan ini kebingungan menuju tempat tawaf sehingga Nurhamidah berinisiatif memandu ke tempat tawaf. Sampai di pintu masuk masjid, tepatnya di Bab As Salam, seorang pria mengenakan gamis dengan rompi cokelat menghentikan mereka. Pria itu menanyakan jumlah anggota dalam rombongan.
Awalnya, Nurhamidah mengira pemeriksaan biasa untuk mengetahui jumlah jamaah yang akan melakukan umrah. ”Akhir-akhir ini kan banyak pemeriksaan,” kata dia. Nurhamidah mulai curiga ketika pria itu meminta tanda tangan dari seorang jamaah dan dituruti jamaah tersebut. Lantas, pria tadi memberi tanda agar jamaah mengikuti kawannya untuk melakukan tawaf dan sai.
Dia yang telah mendapat kabar banyak calo berkeliaran, langsung melarang jamaah mengikuti pria berompi cokelat tersebut. ”Saya bilang saya petugas haji Indonesia dan anggota TNI. Saya pakai bahasa Inggris, campur-campurlah. Kalau bahasa Arab kan saya enggak paham juga,” ujar perempuan yang merupakan anggota Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
Menurut dia, calo yang ada di Masjidilharam bukan hanya terkait bimbingan ibadah. Ada juga orang yang meminjamkan gunting, lalu meminta sejumlah uang sehingga jamaah harus mewaspadainya.
MCH
(ars)