Kemhan Putuskan Beli Sukhoi-35
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah memutuskan membeli pesawat tempur Sukhoi-35 buatan Rusia untuk mengganti pesawat tempur F-5 Tiger yang sudah usang.
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan, penandatanganan pembelian pesawat tersebut rencananya dilakukan pada bulan ini. ”Ya ganti sudah, kita sepakat dengan KSAU dan Panglima, Sukhoi-35 satu skuadron dulu,” ungkap Ryamizard saat memeriksa kesiapan alat utama sistem persenjataan (alutsista) di Yonif Mekanis 201 Jaya Yudha, Jakarta Timur, kemarin.
Ryamizard menjelaskan alasan pembelian pesawat tersebut karena TNI sudah lama menggunakan pesawat tempur jenis Sukhoi. ”Bulan ini, September (pembelian). Yang jelas kita sudah ada Sukhoi dari sebelumnya jadi nyambung,” katanya. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu menambahkan, selainmembelialutsista buatan Rusia, TNI juga membeli berbagai alutsista dari negaranegara lain di Eropa, Amerika, dan China.
”Tapi kita juga beli dari Boeing seperti Chinook helikopter dan pesawat angkut berat juga ada Hercules. Jadi balance, dengan AS kita kawan baik, dengan Rusia kawan baik,” ujar Ryamizard. Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu menegaskan, Indonesia merupakan negara netral dan menganggap semua negara sebagai kawan, bukan musuh.
”Saya bilang ke duta besar, kemudian dengan menhan (negaranegara) lain, kita tidak berpihak (kepada salah satu blok), beli semua,” ujarnya. Direktur Jenderal Rencana Pertahanan (Dirjen Renhan) Kemhan Marsekal Muda TNI M Syaugi menambahkan, pembelian pesawat Sukhoi-35 tersebut didasarkan atas berbagai pertimbangan.
”Tadi sudah dibilang sama beliau (Menhan) kita supaya berteman dengan semua negara, jadi ada yang beli di Rusia, Amerika, dan beli di negara lain,” katanya. Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati mengatakan, Menhan telah mengakomodasi kemauan dari user dalam hal ini TNI. ”Kita ingin tidak terlalu banyak tipe untuk mempermudah pemeliharaannya. Cukup dua tipe saja, satu dari Barat dan satu dari Timur sebagai antisipasi diembargo,” katanya.
Sucipto
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan, penandatanganan pembelian pesawat tersebut rencananya dilakukan pada bulan ini. ”Ya ganti sudah, kita sepakat dengan KSAU dan Panglima, Sukhoi-35 satu skuadron dulu,” ungkap Ryamizard saat memeriksa kesiapan alat utama sistem persenjataan (alutsista) di Yonif Mekanis 201 Jaya Yudha, Jakarta Timur, kemarin.
Ryamizard menjelaskan alasan pembelian pesawat tersebut karena TNI sudah lama menggunakan pesawat tempur jenis Sukhoi. ”Bulan ini, September (pembelian). Yang jelas kita sudah ada Sukhoi dari sebelumnya jadi nyambung,” katanya. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu menambahkan, selainmembelialutsista buatan Rusia, TNI juga membeli berbagai alutsista dari negaranegara lain di Eropa, Amerika, dan China.
”Tapi kita juga beli dari Boeing seperti Chinook helikopter dan pesawat angkut berat juga ada Hercules. Jadi balance, dengan AS kita kawan baik, dengan Rusia kawan baik,” ujar Ryamizard. Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu menegaskan, Indonesia merupakan negara netral dan menganggap semua negara sebagai kawan, bukan musuh.
”Saya bilang ke duta besar, kemudian dengan menhan (negaranegara) lain, kita tidak berpihak (kepada salah satu blok), beli semua,” ujarnya. Direktur Jenderal Rencana Pertahanan (Dirjen Renhan) Kemhan Marsekal Muda TNI M Syaugi menambahkan, pembelian pesawat Sukhoi-35 tersebut didasarkan atas berbagai pertimbangan.
”Tadi sudah dibilang sama beliau (Menhan) kita supaya berteman dengan semua negara, jadi ada yang beli di Rusia, Amerika, dan beli di negara lain,” katanya. Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati mengatakan, Menhan telah mengakomodasi kemauan dari user dalam hal ini TNI. ”Kita ingin tidak terlalu banyak tipe untuk mempermudah pemeliharaannya. Cukup dua tipe saja, satu dari Barat dan satu dari Timur sebagai antisipasi diembargo,” katanya.
Sucipto
(bbg)