Rumitnya Melestarikan Panda

Minggu, 30 Agustus 2015 - 11:40 WIB
Rumitnya Melestarikan...
Rumitnya Melestarikan Panda
A A A
Kehamilan bukan sesuatu yang mudah disembunyikan. Perut yang semakin besar dan kerap terasa sakit di pagi hari jadi ciri khas kehamilan. Karena itu, jika seseorang hamil, tidak terlalu sulit mengetahuinya.

Saat kehamilan dialami panda raksasa, para peneliti sering tidak mampu mendeteksinya. Kadang kala itu tidak diketahui hingga anak panda terlahir dari induknya.

”Semuanya rumit jika terkait panda raksasa,” ujar Pierre Comizzoli, pakar biologi riset di Kebun Binatang Nasional Smithsonian. Comizolli telah memonitor Mei Xiang, panda raksasa betina di kebun binatang itu yang melahirkan dua anak panda pada akhir pekan lalu. Mei Xiang mendapatkan inseminasi buatan dengan sperma dari dua panda jantan lainnya pada April tahun ini.

Para pakar biologi di kebun binatang itu menjelaskan, level progesteronnya naik tapi level progesteron tidak dapat dijadikan acuan karena panda raksasa dapat mengalami kehamilan semu. Artinya, saat panda mengalami kehamilan semu, panda betina menunjukkan tanda-tanda hamil tapi sebenarnya tidak ada janin panda di perut mereka. Kadangkala panda-panda membuat sarang untukmelahirkan saat mengalami kehamilan semu.

”Kami harus menunggu hingga periode waktu ini saat level progesteron turun. Dan saat kami kembali ke level mendekati nol untuk progesteron, kami tahu bahwa kami di akhir kehamilan semu atau sebenarnya. Jika kita tidak melihat ada bayi panda, itu artinya panda betina tidak hamil,” tutur Comizzoli pada PRI’s Science. Uji USG juga sering tidak membantu dalam menentukan kehamilan panda raksasa. ”Betina berbobot sekitar 100 kilogram dan dia melahirkan bayi yang beratnya hanya 100 gram.

Jadi, ada perbedaan besar antara ukuran induknya, ukuran perut induk dan perkembangan janin sebenarnya. Jadi, meski menggunakan alat USG, gambarnya benar-benar sulit diketahui,” ujar Comizzoli. Pekan lalu kebun binatang itu akhirnya melakukan tes USG, tapi hanya beberapa hari sebelum kelahiran anak panda tersebut. Masa kehamilan panda raksasa juga sulit ditentukan.

Musim pembiakan untuk panda betina terjadi hanya sekali setahun, dalam rentang 24-36 jam untuk pembuahan. Para pakar biologi mampu memonitor panda raksasa betina di kandang untuk mengetahui waktu yang tepat melakukan inseminasi buatan. Saat inseminasi dilakukan, ada periode tunggu yang panjang sebelum para pakar mampu mengetahui apakah bayi panda baru akan lahir dan kapan bayi itu akan lahir.

”Panda memiliki implementasi tertunda. Itu berarti lama kehamilan bervariasi. Itu bisa kurang dari tiga bulan, tapi juga bisa lebih lima bulan setengah. Jadi, masalah yang kami miliki ialah itu benar-benar sulit mengetahui dengan pasti lamanya kehamilan panda,” kata Comizzoli. Mei Xiang sekarang telah melahirkan enam anak panda. Dua anak panda meninggal, dua lainnya hidup, dan sekarang dua anak panda yang dilahirkan akhir pekan ini dapat selamat satu ekor.

Pencocokan Gen

Di lokasi terpencil di Kebun Binatang Nasional, peneliti Jon Ballou duduk di depan komputer dengan data 333 panda raksasa dalam kandang. Data itu mulai dari tanggal lahir. Lokasi lahir. Siapa saja yang lahir di alam liar. Siapa saja yang lahir di kandang. Siapa yang memiliki anak. Dan yang paling penting, siapa yang terbaik atau terburuk untuk memiliki lebih banyak anak panda.

Dia adalah makcomblang untuk panda. Dia memiliki setumpuk data digital. Semua data itu berisi tabel, angka dan rangking. Lupakan profil fisik seperti postur yang kekar, bulu hitam dan putih, dan lain sebagainya. Ballou lebih tertarik pada gen panda-panda tersebut. Dia dapat mengatakan pada Anda, panda mana yang paling cocok secara genetik, untuk berpasangan dengan panda lainnya.

Ini penting karena kebun binatang itu akan kembalimembiakkan panda-panda tersebut. Yakni Mei Xiang dan Tian Tian yang kemungkinan untuk terakhir kali. ”Mei menjalani inseminasi buatan pada Minggu (23/8) dan Senin (24/8), setelah dia dan Tian Tian gagal berpasangan sendiri,” ungkap pernyataan pihak kebun binatang. Kedua induk itu telah memiliki satu anak, Tai Shan, selama 10 tahun mereka berada di kebun binatang.

Jika tidak ada anak panda pada tahun ini, China bersedia mempertimbangkan pergantian induk. China memiliki dan menyewakan semua panda yang ada di seluruh kebun binatang di Amerika Serikat (AS). Kebun binatang itu ingin memiliki anak panda di Washington dan fokus melakukan riset pada reproduksi panda. Riset menunjukkan peluang Mei hamil setelah bertahun- tahun gagal.

Ballou menjelaskan, statistik menunjukkan Mei yang kini berumur 13 tahun memiliki peluang kurang dari 10%. Tian Tian, 14, juga memiliki masalah. Panda jantan itu tidak terlalu bernilai karena bapaknya telah memiliki puluhan anak di populasi panda di kandang. Ballou menjelaskan, kedua panda rencananya akan diganti. Menurut Ballou, risetnya bertujuan mencegah panda melakukan perkawinan sedarah. ”Kami mencoba mempertahankan populasi panda di kandang dengan banyak keragaman gen sebisa kami,” tuturnya.

Syarifudin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0779 seconds (0.1#10.140)