71 Migran Tewas di Mobil Boks

Sabtu, 29 Agustus 2015 - 10:53 WIB
71 Migran Tewas di Mobil...
71 Migran Tewas di Mobil Boks
A A A
WINA - Sedikitnya 71 migran tewas membusuk dalam mobil boks khusus unggas di Austria yang berbatasan dengan Hungaria. Tragedi itu menambah daftar panjang krisis migran di Eropa.

Pemerintah Austria kemarin mengungkapkan, polisi menemukan 71 jenazah migran di dalam mobil berpendingin yang dibiarkan di jalanan. Seperti dilaporkan Reuters , korban tewas meliputi 59 laki-laki, delapan perempuan, dan empat anak-anak. Kepolisian menemukan dokumen perjalanan Suriah di dalam beberapa jenazah yang membusuk.

Kepala polisi Provinsi Brugenland, Hans Peter Doskozil, yakin korban merupakan buntut perdagangan manusia. Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan lebih dalam. Penemuan truk itu awalnya dilaporkan sejumlah petugas perawatan jalan raya pada Kamis (27/8) lalu. “Mereka mengaku mencium bau busukdari dalamtruktersebut,” ujar Hans, dikutip AFP .

Sesaat setelah menerima laporan, polisi langsung datang ke tempat kejadian perkara. Mereka mencoba membuka pintu belakang sambil mencium bau yang menyengat. Setelah pintu terbuka, melihat tumpukkan tubuh yang keriput. Akhirnya, mereka menutup pintu itu dan memindahkan truk untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Para ahli forensik turut membantu dengan bekerja sepanjang malam untuk mengidentifikasi jenazah. Beberapa orang forensik menduga kuat jenazah itu sudah cukup lama berada di dalam truk. Melihat pantauan televisi lokal, banyak lalat yang mengerumuni sekeliling bagian belakang truk saat matahari bersinar begitu terik.

Polisi Austria mengungkapkan, jenazah di truk pendingin itu sudah menjadi mayat sejak satu setengah hingga dua hari sebelumnya. Para korban kemungkinan sudah tewas saat kendaraan itu melintasi Austria dari Hungaria. “Truk berpendingin itu bukan jenis yang biasa digunakan para penyelundup manusia,” kata Doskozil.

Truk bernomor polisi Hungaria itu diyakini meninggalkan Budapest, ibukota Hungaria, pada Rabu pagi (26/8). Polisi Austria bekerja sama dengan Hungaria masih mencari pengemudi truk pendingin itu. Pada bagian boks mobil terpampang logo perusahaan unggas dari Slovakia, Hyza.

Namun, perusahaan itu mengklaim telah menjual mobil itu. Namun, pemilik baru tidak mengganti logonya. Polisi kemarin menahan tiga pelaku perdagangan manusia di Hungaria. “Tiga orang ditangkap terkait tragedi di Austria,” demikian laporkan harian Austria, Krone, kemarin. Namun, kepolisian Austria dan Hungaria belum membenarkan informasi tersebut. Penangkapan itu diyakini dapat menuntun polisi menuju otak di balik tragedi ini.

Sementara, Kanselir Jerman Angela Merkel yang berada di Austria untuk menghadiri pertemuan penanganan krisis imigran dengan para pemimpin Balkan pada Kamis (27/8) mengatakan, semua tamu yang hadir terkejut dengan kabar mengerikan itu. “Ini merupakan peringatan bagi Eropa untuk menyelesaikan isu imigran secepat mungkin. Eropa harus membawa semangat kebersamaan,” ujar Merkel.

Sedangkan, Menteri Dalam Negeri Austria Johanna Mikl- Leitner mengungkapkan, sekarang merupakan zaman kegelapan. “Tragedi ini membuat kami sangat tersentuh begitu dalam,” ujar Mikl-Leitner. Mikl-Leitner berjanji berupaya menemukan pelaku untuk menuntun Austria memutus jaringan penyelundupan manusia.

Sebab, kata Mikl- Leitner, tindakan mereka tidak manusiawi. “Mereka sering menelantarkan korban di tengah jalan. Perdagangan manusia merupakan sebuah tindak kejahatan,” kata Mikl-Leitner.

Sepanjang tahun ini lebih dari 2.300 imigran baik lakilaki, perempuan, dan anakanak meninggal dunia saat menyeberang Laut Mediterania ke Eropa. Hampir 340.000 imigran berhasil tiba di Eropa pada tahun ini. Ribuan pengungsi lainnya sedang mengantre masuk ke Eropa.

Dari Hungaria, para pengungsi yang telah tiba di daratan Eropa melanjutkan perjalanan melalui jalan darat. Banyak pengungsi yang menyusuri Italia, Austria, untuk menuju Swedia dan Jerman. “Kita berhasil melalui lautan. Di laut itu seperti bermain dengan nyawa kita,” kata Lashkari, lelaki berusia 30 tahun asal Afghanistan.

Muh shamil/Andika
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6551 seconds (0.1#10.140)