RI Punya Modal Jadi Kekuatan Baru Dunia

Kamis, 27 Agustus 2015 - 09:22 WIB
RI Punya Modal Jadi...
RI Punya Modal Jadi Kekuatan Baru Dunia
A A A
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan bahwa Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi kekuatan baru dunia. Bangsa ini hanya perlu kembali ke sifat arif dan bijaksana untuk bisa menggapai Indonesia Emas 2045.

“Kita punya modal bangsa, yakni gotong-royong, demografi besar, dan geografis strategis. Jadi, semestinya Indonesia bisa menjadi kekuatan baru di dunia,” ujar Gatot dalam seminar kebangsaan bertajuk “Refleksi 70 Tahun Indonesia Merdeka” yang digelar Fraksi PKS di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, kemarin.

Gatot juga mengaku kecewa melihat lembaga negara saling tuding dengan lembaga negara lainnya, bahkan saling menjatuhkan. Menurutnya, itu indikasi kehancuran negara sebagaimana yang pernah terjadi dengan Dinasti Qin di China. “Jadi, sudah seharusnya lembaga-lembaga negara di Indonesia bersatu. Anda lihat beberapa lembaga saling tuding dengan lembaga lainnya. Tidak pernah memuji. Bahkan, memuji jadi barang langka, padahal itulah kearifan Indonesia,” ujarnya.

Gatot juga menyayangkan sikap bangsa Indonesia yang mulai brutal karena sudah disusupi pengaruh asing. Rakyat Indonesia yang dulunya sangat santun, berubah menjadi anarkis. Bahkan, aksi pukul-pukulan sudah menjadi hal yang biasa. Termasuk ada mahasiswa yang berani merusak universitas sendiri.

“Bagaimana masyarakat Indonesia yang dulu arif jadi brutal, lalu kembali arif. Dan kami minta bantuan Fraksi PKS membenahi ini agar kita bisa bangkit dan menuju Indonesia Emas 2045,” ujar mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu.

Hal senada diungkapkan Presiden PKS Sohibul Iman. Dia mengatakan, ada tiga modal sosial yang membuat Indonesia bisa tetap bersatu di tengah segala kemajemukan. Pertama , modal sosial sense of belonging (rasa kepemilikan) sebagai bangsa. Kedua , sense of togetherness (rasa kebersamaan) untuk bisa melakukan kerja sama tanpa memandang perbedaan suku, ras, agama, dan antargolongan. Ketiga , sense of trustworthiness (rasa saling percaya), yakni rasa percaya satu sama lain untuk menjaga agar tidak berkembang bibit radikalisme.

“Kami, PKS, bertekad menjadi terdepan dalam memelihara modal sosial bangsa Indonesia tersebut. Tidak perlu menunggu 2045 untuk mencapai Indonesia Emas, kita percepat 2035,” ujar Wakil Ketua Komisi X DPR itu.

Dalam seminar itu, turut menjadi pembicara Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri, pakar komunikasi politik Tjipta Lesmana, sejarawan Anhar Gonggong, serta staf ahli Badan Intelijen Negara Bidang Ideologi dan Politik Kaharuddin Wahab.

Kiswondari
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8392 seconds (0.1#10.140)