Perang Tomat ala Spanyol
A
A
A
Ribuan pria dan lelaki memeriahkan festival tomat kemarin di Buno, Spanyol timur. Mereka saling serang dalam melempar tomat dalam perang ”Tomatina”. Sebanyak 170 ton tomat digunakan sebagai senjata untuk berperang.
Selain berperang, banyak warga yang menggunakan momen tersebut bersenda gurau dan bergembira dengan keluarga dan kolega. Festival itu digelar setiap tahun dan kali ini memasuki peringatan ke-70. Itu juga disebut sebagai ”pertempuran makanan terbesar di dunia” dan menarik ribuan wisatawan, khususnyadariInggris, Jepang, dan Amerika Serikat (AS).
”Saya datang ke sini setelah tiga bulan tidak makan tomat,” kata seorang warga Spanyol berusia 20 tahun yang tak disebutkan namanya, dikutip Reuters . ”Saya sebenarnya jijik, tetapi tidak masalah,” imbuhnya. Pemerintah Kota Bunol memprediksi 22.000 orang ikut berpartisipasi dalam festival tomat tersebut.
Wali Kota Bunol Rafael Perez mengungkapkan acara tersebut sukses karena mengizinkan semua orang mandi tomat. ”Banyak negara yang mungkin sulit untuk meluangkan waktu untuk meluapkan ekspresi,” katanya kepada radio Spanyol.
Dia mengungkapkan orang Jepang juga banyak bergabung dalam festival tomat. Sebanyak 17.000 tiket festival tomat terjual bagi wisatawan asing. Sebesar 10% pengunjung festival tersebut merupakan warga asal Negeri Matahari Terbit. Sedangkan warga lokal tidak dipungut biaya.
Andika hendra m
Selain berperang, banyak warga yang menggunakan momen tersebut bersenda gurau dan bergembira dengan keluarga dan kolega. Festival itu digelar setiap tahun dan kali ini memasuki peringatan ke-70. Itu juga disebut sebagai ”pertempuran makanan terbesar di dunia” dan menarik ribuan wisatawan, khususnyadariInggris, Jepang, dan Amerika Serikat (AS).
”Saya datang ke sini setelah tiga bulan tidak makan tomat,” kata seorang warga Spanyol berusia 20 tahun yang tak disebutkan namanya, dikutip Reuters . ”Saya sebenarnya jijik, tetapi tidak masalah,” imbuhnya. Pemerintah Kota Bunol memprediksi 22.000 orang ikut berpartisipasi dalam festival tomat tersebut.
Wali Kota Bunol Rafael Perez mengungkapkan acara tersebut sukses karena mengizinkan semua orang mandi tomat. ”Banyak negara yang mungkin sulit untuk meluangkan waktu untuk meluapkan ekspresi,” katanya kepada radio Spanyol.
Dia mengungkapkan orang Jepang juga banyak bergabung dalam festival tomat. Sebanyak 17.000 tiket festival tomat terjual bagi wisatawan asing. Sebesar 10% pengunjung festival tersebut merupakan warga asal Negeri Matahari Terbit. Sedangkan warga lokal tidak dipungut biaya.
Andika hendra m
(bbg)