Layanan Katering Diawasi Ketat
A
A
A
MEKKAH - Pemerintah memastikan akan mengawasi secara ketat kualitas layanan katering untuk jamaah haji Indonesia, termasuk mutu dan pendistribusian makanan yang harus tepat waktu.
Musim haji ini merupakan kali pertama pemerintah menyediakan layanan katering untuk jamaah di Mekkah. ”Kami ingin makanan sudah diantar sebelum jamaah berangkat salat zuhur,” kata Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama (Kemenag) Sri Ilham Lubis di Mekkah kemarin.
Musim haji ini Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) Arab Saudi membuat terobosan dengan memberikan layanan makan siang sebanyak 15 kali kepada jamaah selama berada di Mekkah. Layanan ini tidak mengurangi jatah biaya hidup jamaah sebesar 1.500 riyal per orang.
Sri Ilham Lubis yang didampingi Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah Arsyad Hidayat melakukan pertemuan dengan para pengusaha katering dan pemilik pemondokan untuk berkoordinasi mengenai layanan makan siang bagi jamaah. ”Penyedia katering perlu berkoordinasi dengan pemilik pemondokan untuk menempatkan heater (pemanas) makanan di hotel,” katanya.
Akhir pekan lalu, Sri Ilham Lubis juga melakukan inspeksi mendadak ke perusahaan katering penyedia layanan konsumsi bagi jamaah haji Indonesia. ”Jika tidak akan kami komplain dan mendapatkan sanksi. Untuk sanksinya mulai teguran, pengurangan jatah katering hingga pencabutan kontrak,” katanya saat sidak di Oriental Savoury Catering di Madinah.
Menurut dia, jamaah haji yang tinggal di sejumlah pemondokan di Madinah akan mendapatkan layanan makan berat dua kali, yakni siang dan malam. Adapun saat pagi hari mendapat jatah snack dan saset kopi, teh, gula, sambal, dan kecap. Dengan demikian jamaah yang ”kangen” dengan sambal maupun saus bisa terobati.
Hal ini penting mengingat di Arab Saudi sangat sulit mendapatkan sambal dengan cita rasa Indonesia. Juru masak Oriental Savoury Catering Anto Wiryanto mengatakan, proses memasak di perusahaannya dilakukan dengan peralatan modern. Misalnya satu penanak nasi buatan Italia yang bisa memasak beras 60 kg sekali masak.
Selain makanan berat, perusahaannya juga memproduksi roti croissant atau bulan sabit dan kue muffin untuk konsumsi jamaah. ”Kami total melayani kebutuhan makan untuk 16.500 jamaah. Untuk waktu masaknya maksimal tiga jam karena semuanya sudah dengan peralatan canggih,” ucapnya.
Sunu hastoro f
Musim haji ini merupakan kali pertama pemerintah menyediakan layanan katering untuk jamaah di Mekkah. ”Kami ingin makanan sudah diantar sebelum jamaah berangkat salat zuhur,” kata Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama (Kemenag) Sri Ilham Lubis di Mekkah kemarin.
Musim haji ini Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) Arab Saudi membuat terobosan dengan memberikan layanan makan siang sebanyak 15 kali kepada jamaah selama berada di Mekkah. Layanan ini tidak mengurangi jatah biaya hidup jamaah sebesar 1.500 riyal per orang.
Sri Ilham Lubis yang didampingi Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah Arsyad Hidayat melakukan pertemuan dengan para pengusaha katering dan pemilik pemondokan untuk berkoordinasi mengenai layanan makan siang bagi jamaah. ”Penyedia katering perlu berkoordinasi dengan pemilik pemondokan untuk menempatkan heater (pemanas) makanan di hotel,” katanya.
Akhir pekan lalu, Sri Ilham Lubis juga melakukan inspeksi mendadak ke perusahaan katering penyedia layanan konsumsi bagi jamaah haji Indonesia. ”Jika tidak akan kami komplain dan mendapatkan sanksi. Untuk sanksinya mulai teguran, pengurangan jatah katering hingga pencabutan kontrak,” katanya saat sidak di Oriental Savoury Catering di Madinah.
Menurut dia, jamaah haji yang tinggal di sejumlah pemondokan di Madinah akan mendapatkan layanan makan berat dua kali, yakni siang dan malam. Adapun saat pagi hari mendapat jatah snack dan saset kopi, teh, gula, sambal, dan kecap. Dengan demikian jamaah yang ”kangen” dengan sambal maupun saus bisa terobati.
Hal ini penting mengingat di Arab Saudi sangat sulit mendapatkan sambal dengan cita rasa Indonesia. Juru masak Oriental Savoury Catering Anto Wiryanto mengatakan, proses memasak di perusahaannya dilakukan dengan peralatan modern. Misalnya satu penanak nasi buatan Italia yang bisa memasak beras 60 kg sekali masak.
Selain makanan berat, perusahaannya juga memproduksi roti croissant atau bulan sabit dan kue muffin untuk konsumsi jamaah. ”Kami total melayani kebutuhan makan untuk 16.500 jamaah. Untuk waktu masaknya maksimal tiga jam karena semuanya sudah dengan peralatan canggih,” ucapnya.
Sunu hastoro f
(bbg)