Targetkan 90 Sellers dan 100 Buyers
A
A
A
YOGYAKARTA - Opening Ceremony Jogja Travel Mart (JTM) Ke-6 berlangsung sukses di Taman Wisata Candi Ratu Boko, Sleman, Yogyakarta, Minggu (23/8) malam.
Suguhan tari kolosal ”Bandung Bondowoso-Rara Jongrang” menandai puncak welcome dinner ”JTM 2015” yang diawali dengan pemukulan alat komunikasi tradisional berupa kentongan dan perebutan tumpeng oleh peserta makan malam. Ketua JTM 2015 Fadli Fahmi Ali menuturkan, tari kolosal ”Bandung Bondowoso-Rara Jonggrang” disuguhkan untuk menghubungkan dua peninggalan sejarah yakni Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko yang jaraknya relatif dekat.
”Kami ingin mengenalkan keduanya sebagai ikon wisata dan kekayaan budaya Yogyakarta kepada para buyer dari mancanegara,” ucap Fadli. Dia menambahkan, tahun ini ajang JTM ke-6 menargetkan 90 sellers dari Indonesia dan 100 buyers dari delapan negara yang ikut ambil bagian. Antara lain, Thailand, Singapura, Malaysia, China, Belanda, Australia, Filipina, dan Amerika Serikat.
Mengangkat tema ”Celebrate the Diversity”, panitia JTM 2015 berharap ajang ini mampu mendongkrak kunjungan wisatawan asing ke Indonesia, khususnya Yogyakarta. JTM adalah satu event travel mart berskala internasional di Yogyakarta yang difasilitasi Dinas Pariwisata DIY bersama Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita) dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY.
Secara khusus Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanta mengungkapkan, selama lima tahun diselenggarakan acara ini ajang JTM telah mampu mengundang 620 buyers dari berbagai negara serta 338 sellers dari DIY dan sekitarnya. ”Pada ajang JTM ke-6 ini, buyers terbanyak datang dari Thailand.
Sebanyak 34 buyers yang datang,” sebutnya. Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Perlindungan Keanekaragaman Karya Kreatif Kementerian Pariwisata Hari Untoro Drajat berharap, JTM 2015 menyambut hangat kegigihan PHRI, Asita DIY, serta pelaku pariwisata di DIY dalam menjalin mitra bisnis dengan negara lain.
”Yogya kita kenal sebagai pusat heritage. Ada wayang, keris, batik, dan aneka ragam kebudayaan lainnya. Ini daya tarik pariwisata luar biasa,” ungkapnya. JTM 2015 dibuka dengan pemukulan kentongan oleh Hari Untoro Drajat, Dirut PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan, dan Ratu Boko Laily Prihatiningtyas, Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanta beserta pejabat PHRI dan pelaku pariwisata DIY.
Muh fauzi
Suguhan tari kolosal ”Bandung Bondowoso-Rara Jongrang” menandai puncak welcome dinner ”JTM 2015” yang diawali dengan pemukulan alat komunikasi tradisional berupa kentongan dan perebutan tumpeng oleh peserta makan malam. Ketua JTM 2015 Fadli Fahmi Ali menuturkan, tari kolosal ”Bandung Bondowoso-Rara Jonggrang” disuguhkan untuk menghubungkan dua peninggalan sejarah yakni Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko yang jaraknya relatif dekat.
”Kami ingin mengenalkan keduanya sebagai ikon wisata dan kekayaan budaya Yogyakarta kepada para buyer dari mancanegara,” ucap Fadli. Dia menambahkan, tahun ini ajang JTM ke-6 menargetkan 90 sellers dari Indonesia dan 100 buyers dari delapan negara yang ikut ambil bagian. Antara lain, Thailand, Singapura, Malaysia, China, Belanda, Australia, Filipina, dan Amerika Serikat.
Mengangkat tema ”Celebrate the Diversity”, panitia JTM 2015 berharap ajang ini mampu mendongkrak kunjungan wisatawan asing ke Indonesia, khususnya Yogyakarta. JTM adalah satu event travel mart berskala internasional di Yogyakarta yang difasilitasi Dinas Pariwisata DIY bersama Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita) dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY.
Secara khusus Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanta mengungkapkan, selama lima tahun diselenggarakan acara ini ajang JTM telah mampu mengundang 620 buyers dari berbagai negara serta 338 sellers dari DIY dan sekitarnya. ”Pada ajang JTM ke-6 ini, buyers terbanyak datang dari Thailand.
Sebanyak 34 buyers yang datang,” sebutnya. Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Perlindungan Keanekaragaman Karya Kreatif Kementerian Pariwisata Hari Untoro Drajat berharap, JTM 2015 menyambut hangat kegigihan PHRI, Asita DIY, serta pelaku pariwisata di DIY dalam menjalin mitra bisnis dengan negara lain.
”Yogya kita kenal sebagai pusat heritage. Ada wayang, keris, batik, dan aneka ragam kebudayaan lainnya. Ini daya tarik pariwisata luar biasa,” ungkapnya. JTM 2015 dibuka dengan pemukulan kentongan oleh Hari Untoro Drajat, Dirut PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan, dan Ratu Boko Laily Prihatiningtyas, Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanta beserta pejabat PHRI dan pelaku pariwisata DIY.
Muh fauzi
(ftr)