Menghindari Shake
A
A
A
Salah satu permasalahan utama memotret adalah hasil foto yang blur (tidak tajam). Hal ini bisa disebabkan beberapa hal, seperti fokus meleset dari objek atau kamera yang goyang saat kita memotret.
Dua foto gedung bertingkat saat senja hari di atas, jika dilihat sekilas, mungkin akan terlihat sama. Namun perhatikanlah, fokus pada foto bawah sedikit lebih soft , berbeda dengan fokus pada foto atas yang tajam.
Itulah salah satu contoh foto yang mengalami shake (goyang) saat pemotretan berlangsung. Tidak stabilnya kamera saat memotret sering terjadi bagi kita yang memotret dengan menggunakan tangan sebagai penopang (handheld ) pada kondisi pencahayaan minim (low light ), ataupun menggunakankecepatanlambat( lowspeed ), permasalahan ini kerap disebut dengan istilah camera shake . Inti dari camera shake adalah bergeraknya kamera saat pemotretan berlangsung (rana terbuka).
Sejumlah faktor bisa membawa kita mengalami masalah ini; Pertama; adalah faktor kecepatan rana (shutter speed ); Setiap fotografer mempunyai tingkat kestabilan genggaman yang berbeda dalam memegang kamera. Ada semacam pegangan umum bagi fotografer yang memotret dengan kamera DSLR untuk tidak menggunakan speed di bawah focal length lensa yang digunakan. Jadi saat kita memotret dengan lensa tele 200 mm, gunakanlah speed minimal 1/250 secondsuntuk menghindari camera shake.
Atau jika menggunakan lensa wide 24 mm, batas speed yang relatif aman adalah 1/30. Kemudian jika memotret dengankamera compact, usahakantidak memotret di bawah speed 1/60. Namun, batasan minimal kecepatan rana ini tidaklah baku, semakin sering memotret akan membuat tingkat kestabilan tangankitasemakintinggi, sehinggabatasan minimumnya dapat kita kurangi. Kedua, cara menopang kamera.
Faktor ini juga sangat berkaitan dengan penentuan speed yang digunakan saat memotret. Kita bisa menggunakan tripod untuk memotret dalam kondisi tertentu, menggunakan monopod, atau cukup dengan handheld saja.
Pengguna antripod sangatlah membantu untuk menstabilkan kamera saat memotret, terutama saat memotret dalam kondisi low light , misalnya mengabadikan landmark kota pada malam hari, atau memotret kendaraan yang melintas di jalan pada malam hari dengan low speed sehingga akan menghasilkan efek garis pada foto dari lampu kendaraan yang berjalan.
Namun jika tidak membawa tripod saat hunting keliling kota pada malam hari, bukan berarti kita tidak bisa mengurangi risiko camera shake jika ingin memotret objek yang sama. Memotret dengan handheld memungkinkan dilakukan pada malam hari, namun ada beberapa hal yang mesti diperhatikan, sepertimenaikkanISOke1.600agar speed terangkat, atau tempatkan tangan pada posisiyangtepatagarkestabilankamera terjaga saat memotret.
Posisi tangan yang tepat untuk menopang kamera DSLR adalah posisikan telapak tangan kiri untuk menopang kamera dan jari tangan kiri Anda (ibu jari dan telunjuk) untuk menopang lensa. Kemudian, posisikan tangan kanan untuk menekan tombol shutter release saat memotret. Jika menggunakan kamera compact yang tidak memiliki viewfinder, usahakan memotret dalam posisi berlutut sehingga tangan kiri bisa bertumpu pada paha, posisi ini menciptakan penopang yang kuat untuk menjaga kestabilan kamera dan mengurangi risiko shake.
Memanfaatkan permukaan yang keras di sekitar area pemotretan juga bisa dilakukan jika dirasa penggunaan handheld terlalu berisiko. Ketiga; cara menekan shutter release/shutter button . Sedikit tips bisa dipraktikkan untuk menghindari goyangnya kamera akibat tekanan yang terburu-buru pada tombol ini saat memotret, caranya jangan angkat jari anda sampai rana kamera tertutup.
Kemudian jika memotret dengan kamera compact atau smartphone , biarkanlah jari Anda tetap menekan shutter button hingga hasil foto ditampilkan monitor.
Arie yudhistira
Dua foto gedung bertingkat saat senja hari di atas, jika dilihat sekilas, mungkin akan terlihat sama. Namun perhatikanlah, fokus pada foto bawah sedikit lebih soft , berbeda dengan fokus pada foto atas yang tajam.
Itulah salah satu contoh foto yang mengalami shake (goyang) saat pemotretan berlangsung. Tidak stabilnya kamera saat memotret sering terjadi bagi kita yang memotret dengan menggunakan tangan sebagai penopang (handheld ) pada kondisi pencahayaan minim (low light ), ataupun menggunakankecepatanlambat( lowspeed ), permasalahan ini kerap disebut dengan istilah camera shake . Inti dari camera shake adalah bergeraknya kamera saat pemotretan berlangsung (rana terbuka).
Sejumlah faktor bisa membawa kita mengalami masalah ini; Pertama; adalah faktor kecepatan rana (shutter speed ); Setiap fotografer mempunyai tingkat kestabilan genggaman yang berbeda dalam memegang kamera. Ada semacam pegangan umum bagi fotografer yang memotret dengan kamera DSLR untuk tidak menggunakan speed di bawah focal length lensa yang digunakan. Jadi saat kita memotret dengan lensa tele 200 mm, gunakanlah speed minimal 1/250 secondsuntuk menghindari camera shake.
Atau jika menggunakan lensa wide 24 mm, batas speed yang relatif aman adalah 1/30. Kemudian jika memotret dengankamera compact, usahakantidak memotret di bawah speed 1/60. Namun, batasan minimal kecepatan rana ini tidaklah baku, semakin sering memotret akan membuat tingkat kestabilan tangankitasemakintinggi, sehinggabatasan minimumnya dapat kita kurangi. Kedua, cara menopang kamera.
Faktor ini juga sangat berkaitan dengan penentuan speed yang digunakan saat memotret. Kita bisa menggunakan tripod untuk memotret dalam kondisi tertentu, menggunakan monopod, atau cukup dengan handheld saja.
Pengguna antripod sangatlah membantu untuk menstabilkan kamera saat memotret, terutama saat memotret dalam kondisi low light , misalnya mengabadikan landmark kota pada malam hari, atau memotret kendaraan yang melintas di jalan pada malam hari dengan low speed sehingga akan menghasilkan efek garis pada foto dari lampu kendaraan yang berjalan.
Namun jika tidak membawa tripod saat hunting keliling kota pada malam hari, bukan berarti kita tidak bisa mengurangi risiko camera shake jika ingin memotret objek yang sama. Memotret dengan handheld memungkinkan dilakukan pada malam hari, namun ada beberapa hal yang mesti diperhatikan, sepertimenaikkanISOke1.600agar speed terangkat, atau tempatkan tangan pada posisiyangtepatagarkestabilankamera terjaga saat memotret.
Posisi tangan yang tepat untuk menopang kamera DSLR adalah posisikan telapak tangan kiri untuk menopang kamera dan jari tangan kiri Anda (ibu jari dan telunjuk) untuk menopang lensa. Kemudian, posisikan tangan kanan untuk menekan tombol shutter release saat memotret. Jika menggunakan kamera compact yang tidak memiliki viewfinder, usahakan memotret dalam posisi berlutut sehingga tangan kiri bisa bertumpu pada paha, posisi ini menciptakan penopang yang kuat untuk menjaga kestabilan kamera dan mengurangi risiko shake.
Memanfaatkan permukaan yang keras di sekitar area pemotretan juga bisa dilakukan jika dirasa penggunaan handheld terlalu berisiko. Ketiga; cara menekan shutter release/shutter button . Sedikit tips bisa dipraktikkan untuk menghindari goyangnya kamera akibat tekanan yang terburu-buru pada tombol ini saat memotret, caranya jangan angkat jari anda sampai rana kamera tertutup.
Kemudian jika memotret dengan kamera compact atau smartphone , biarkanlah jari Anda tetap menekan shutter button hingga hasil foto ditampilkan monitor.
Arie yudhistira
(ars)