Industri Automotif Harus Optimistis

Jum'at, 21 Agustus 2015 - 07:44 WIB
Industri Automotif Harus...
Industri Automotif Harus Optimistis
A A A
JAKARTA - Perkembangan industri automotif menjadi indikator kemajuan teknologi atau bahkan identitas sebuah negara. Karena itu industri automotif nasional harus optimistis dan terus berkembang karena akan menjadi bukti pencapaian teknologi dan identitas Indonesia.

Harapan tersebut disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) saat meresmikan ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang Selatan, Banten, kemarin.

”Industri automotif nasional yang kemudian bisa menjadi global adalah sebuah prestasi bagi sebuah negara,” paparnya. Hadir juga dalam acara pembukaan GIIAS 2015 adalah Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Gubernur Banten Rano Karno, dan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany. Sebanyak 34 merek kendaraan dan 351 peserta turut berpartisipasi dalam pameran yang akan berlangsung hingga 30 Agustus mendatang ini.

JK menilai dengan banyaknya teknologi yang disematkan di dalam industri automotif, artinya industri juga menjadi indikator perkembangan sebuah teknologi. ”Misalnya, teknologi untuk menghasilkan efisiensi kinerja sebuah kendaraan yang berdampak kendaraan menjadi lebih murah, bahkan suara dan bentuknya yang harus modis atau bergaya,” tambahnya.

Menurut JK, para pemegang merek perlu memperhatikan inovasi dalam setiap pengembangan kendaraan. Wapres menambahkan, industri automotif di Indonesia merupakan industri besar yang memerlukan banyak dukungan vendor untuk pembuatan komponen kendaraan. Industri automotif juga membutuhkan pengembangan teknologi yang padat sehingga memerlukan banyak tenaga kerja.

”Butuh ribuan komponen, vendor lokal, industri besar, dan lapangan kerja luas,” katanya mengenai per-kembangan industri automotif di Indonesia. Selain itu, menurut JK, perkembangan industri automotif juga turut menyumbang pemasukan melalui pajak kendaraan bermotor di tiap daerah. Meski begitu, dia mengatakan pemerintah juga perlu mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan akibat peningkatan industri automotif seperti jalan dan infrastruktur.

JK tidak memungkiri bahwa industri automotif juga menghadirkan beragam tantangan. Hadirnya mobil dengan harga yang semakin terjangkau membuat banyak orang memiliki mobil sehingga berimbas terhadap subsidi bahan bakar yang semakin besar. ”Intinya pameran ini bukan cuma sebagai sebuah unjuk produk dari masing-masing merek, tetapi juga memperlihatkan perkembangan atau pencapaian dalam industri automotif saat ini dan juga prediksi bagaimana industri ini ke depannya akan melangkah,” paparnya.

Menteri Perindustrian Saleh Husin optimistis atas geliat industri automotif Tanah Air. Pasalnya, para pelaku industri dan perusahaan automotif global tetap melakukan investasi di Indonesia di tengah pelambatan ekonomi dunia. ”Bisnis dan investasi automotif itu bersifat jangka panjang. Jadi aktivitas industri dan penanaman modal tetap jalan terus, mereka tidak hanya berorientasi setahun-dua tahun ini, tetapi puluhan tahun,” kata Saleh Husin.

Menurut Saleh, pameran automotif menjadijendeladanpintubagi pebisniskendaraan bermotor internasional untuk melihat Indonesia. Sebaliknya, hal itu menjadi kesempatan bagi industri automotif nasional merambah pasar yang lebih luas. ”Pameran seperti ini juga menumbuhkan optimisme bagaimana pengembangan automotif kita ke depan. Bukan hanya karena kalkulasi profit pengusaha, tetapi juga penciptaan lapangan kerja dan transfer teknologi,” ujarnya.

Kementerian Perindustrian, lanjut Saleh, terus mendorong pihak pabrikan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi automotif yang berorientasi ekspor. Hal ini sejalan dengan penguatan struktur industri ini seperti melalui pengembangan industri komponen kendaraan bermotor dalam negeri. Ketua Umum Gaikindo Sudirman MR mengatakan GIIAS 2015 merupakan pameran ke- 23 yang diselenggarakan organisasi tersebut. Perhelatan itu dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui penjualan kendaraan.

”Acara ini dilakukan saat dunia sedang dalam perlambatan ekonomi dan event ini diharapkan dapat mendorong dan menggairahkan ekonomi dalam negeri pada semester II/2015,” papar Sudirman.

Gairahkan Pasar Automotif

Adapun GIIAS 2015 diyakini akan jadi momentum bergairahnya pasar automotif Indonesia. Hadirnya mobil-mobil baru di pameran tersebut diharapkan mampu menjadi stimulus untuk menggairahkan pasar automotif Indonesia pada semester kedua tahun ini. Berdasarkan catatan Gaikindo, penjualan mobil sejak 2014 memang cenderung melemah.

Merujuk data Gaikindo, pada 2014 penjualan secara wholesales hanya 1,208 juta unit atau menurun sedikit dari tahun sebelumnya yang sebanyak 1,229 juta unit karena pelambatan ekonomi. Pada tujuh bulan pertama tahun ini, kondisi ekonomi yang cenderung labil kembali membuat pasar mobil layu dengan capaian hanya 581.941 unit. Adapun pada periode yang sama tahun lalu, penjualan mencapai 733.444 unit.

”Memang pasar sedang turun. Tapi kami optimistis pada semester kedua ini penjualan akan kembali membaik,” tegas Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo kemarin. Meski dalam pameran kali ini pihaknya tidak memasang target penjualan, Samulo tidak menampik bahwa Toyota tetap berharap bisa menjual banyak mobil di ajang ini. Bahkan, lanjut Rahmat, bisa lebih tinggi dari penjualan Toyota pada pameran automotif tahun lalu.

”Tahun lalu di ajang motor show itu, kami ada pemesanan sekitar 10.000 unit. Harapannya ya tahun ini bisa lebih besar dari itu,” ujar Rahmat. Turunnya penjualan pada semester pertama tahun ini dirasakan oleh PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor, agen pemegang merek (APM) Mitsubishi di Indonesia. Menurut Kosei Tamaki, Executive General Manager of MMC Marketing Divison PT KTB, berdasarkan data Gaikindo penjualan Mitsubishi pada periode Januari-Juli 2015 di Indonesia mencapai sekitar 67.000. Perolehan ini turun 21% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

”Penjualan mobil di total market turun, Mitsubishi di setiap segmen juga turun, tetapi market share tetap sama. Jadi kami tidak puas dengan hasil ini, tetapi di semester kedua kami akan terus meningkatkan penjualan,” ujar Kosei Tamaki. PerhelatanGIIAS 2015menurut Kosei Tamaki akan menjadi waktu yang tepat untuk menjalani semester kedua ini dengan optimistis. Inilah mengapa di ajangGIIAS 2015, Mitsubishimeluncurkan mobil baru Mitsubishi All New Triton. Tanda-tanda bergairahnya penjualan sudah terlihat dari daftar inden Mitsubishi All New Triton yang sudah mencapai lebih dari 2.000 unit.

Tidak hanya Mitsubishi All New Triton, Mitsubishi juga akan menggenjot penjualan produk lainnya, yakni Mitsubishi Mirage dan Mitsubishi Pajero Sport. ”Triton model terbaru yang sudah banyak inden memberikan harapan buat kami, Pajero Sport di semester pertama kurang bagus, tetapi Juni dan Juli sudah naik,” ujarnya.

Hal yang sama juga dirasakan PT Mercedes-Benz Indonesia (MBI). Mereka optimistis hadirnya GIIAS 2015 akan jadi waktu yang tepat untuk menggairahkan pasar automotif Indonesia. Deputy Director Sales Operation Mercedes-Benz Passenger Cars PT MBI Donald Rachmat mengatakan ajang GIIAS 2015 merupakan tempat yang tepat untuk melakukan life cycle jajaran produk-produk mereka.

Di ajang GIIAS 2015, PT MBI akan meluncurkan tiga model baru, yakni Mercedes- Maybach S-Class, Mercedes- Benz GT AMG, dan Mercedes- Benz GLC Class. Dia mengatakan peluncuran itu untuk mempertahankan dominasi pasar pada kelas yang setara. Menurut Donald, produk-produk baru diharapkan mampu menjadi stimulus meski total pasar lesu.

”Untuk menjaga tren penaikan ini, salah satu strateginya adalah dengan life cycle jajaran produk yang ada. Di GIIAS pun kami masih akan luncurkan produk baru,” ujarnya.

Wahyu sibarani/Anton chrisbiyanto/Yanto kusdiantoro/Cahyandaru kuncorojati/Ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1258 seconds (0.1#10.140)