Ribuan Calon Guru Dikirim ke Pelosok
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah mengirim 3.140 Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) ke pelosok negeri. Mereka akan diprioritaskan menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) jalur khusus.
Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Ali Ghufron Mukti mengatakan, hinggakiniIndonesia masih punya pekerjaan rumah mengenai pendidikan di wilayah pedalaman.
Tak ada guru, tidak ada akses mudah menuju sekolah, dan setumpuk ketidakadilan hak pendidikan lain adalah masalah tidak berkesudahan. SM3T adalah jawaban dari masalah tersebut. Bagi sarjana pendidik yang mengikuti SM3T ini akan diberi jalur khusus CPNS. ”Inianak-anakmuda terpilih dan terbaik yang lolos dari ribuan pendaftar. Sebagai penghargaan mereka bisa menjadi CPNS jalur khusus,” katanya saat pemberangkatan 3.140 peserta SM3T di Kantor Kemenristek Dikti, Jakarta kemarin.
Mantan Wamenkes ini menjelaskan, jumlah pendaftar SM3T semakin bertambah tiap tahun. Bila pada 2011 hanya 8.000 pendaftar, 2015 ini meningkat signifikan menjadi 13.884. Menurut Ali, 3.140 sarjana pendidik yang siap berangkat ini berasal dari 16 lembaga pendidik tenaga kependidikan (LPTK) dari 28 program studi. Mereka siap mengabdi di Aceh, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, hingga Papua. Pengabdian para guru SM3T ini hingga satu tahun.
Selain mengajar mereka juga menjadi agen merekatkan kesatuan negara, khususnya di wilayah perbatasan. Setelah mengabdi mereka akan kembali ditempa lewat beasiswa program Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebelum siap pakai jadi guru bermutu. ”Mereka yang lolos menjadi CPNS kebanyakan kembali jadi guru di wilayah mereka mengabdi. Mereka adalah guru profesional yang langsung tersertifikasi. Momen keberangkatan ini jadi hari bersejarah untuk mendedikasikan kemampuannya kepada bangsa dan negara,” tuturnya.
Sekretaris Jenderal Kemenristek Dikti Ainun Naim menjelaskan, keuntungan menjadi lulusan SM3T adalah ikut formasi CPNS jalur khusus. Selanjutnya mereka akan mendapatkan tunjangan profesi, tunjangan khusus karena mengajar di daerah 3T, dan tunjangan dari pemerintah daerah. Mengenai masalah tempat tinggal Ainun meminta para sarjana pendidik ini tidak perlu khawatir karena pemerintah akan bekerja sama dengan salah satu bank pemerintah untuk menyediakan perumahan di daerah penempatan.
Ainunmenjelaskan, tahunini pengelolaan SM3T dibagi dua, antara Kemenristek Dikti dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kemenristek Dikti tidak lagi bertugas mengirim para sarjana pendidikan ini ke pelosok karena akan dipegang oleh Kemendikbud. Kemenristek Dikti hanya akan mengelola pendidikan sertifikasi di LPTK yang berlangsung setelah satu tahun mereka mengabdi.
”Hal ini sesuai dengan undangundang yang mengharuskan calon pendidik harus memiliki sertifikat pendidik yang diperoleh melalui pendidikan profesi dari LPTK,” ujarnya. Ainun berpesan kepada para peserta SM3T ini agar tidak kaget jika di daerah penempatan mereka tidak hanya mengajar.
Namun, masyarakat sekitar akan meminta mereka turut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan karena dianggap memiliki ilmu pengetahuan lebih.
Neneng zubaidah
Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Ali Ghufron Mukti mengatakan, hinggakiniIndonesia masih punya pekerjaan rumah mengenai pendidikan di wilayah pedalaman.
Tak ada guru, tidak ada akses mudah menuju sekolah, dan setumpuk ketidakadilan hak pendidikan lain adalah masalah tidak berkesudahan. SM3T adalah jawaban dari masalah tersebut. Bagi sarjana pendidik yang mengikuti SM3T ini akan diberi jalur khusus CPNS. ”Inianak-anakmuda terpilih dan terbaik yang lolos dari ribuan pendaftar. Sebagai penghargaan mereka bisa menjadi CPNS jalur khusus,” katanya saat pemberangkatan 3.140 peserta SM3T di Kantor Kemenristek Dikti, Jakarta kemarin.
Mantan Wamenkes ini menjelaskan, jumlah pendaftar SM3T semakin bertambah tiap tahun. Bila pada 2011 hanya 8.000 pendaftar, 2015 ini meningkat signifikan menjadi 13.884. Menurut Ali, 3.140 sarjana pendidik yang siap berangkat ini berasal dari 16 lembaga pendidik tenaga kependidikan (LPTK) dari 28 program studi. Mereka siap mengabdi di Aceh, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, hingga Papua. Pengabdian para guru SM3T ini hingga satu tahun.
Selain mengajar mereka juga menjadi agen merekatkan kesatuan negara, khususnya di wilayah perbatasan. Setelah mengabdi mereka akan kembali ditempa lewat beasiswa program Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebelum siap pakai jadi guru bermutu. ”Mereka yang lolos menjadi CPNS kebanyakan kembali jadi guru di wilayah mereka mengabdi. Mereka adalah guru profesional yang langsung tersertifikasi. Momen keberangkatan ini jadi hari bersejarah untuk mendedikasikan kemampuannya kepada bangsa dan negara,” tuturnya.
Sekretaris Jenderal Kemenristek Dikti Ainun Naim menjelaskan, keuntungan menjadi lulusan SM3T adalah ikut formasi CPNS jalur khusus. Selanjutnya mereka akan mendapatkan tunjangan profesi, tunjangan khusus karena mengajar di daerah 3T, dan tunjangan dari pemerintah daerah. Mengenai masalah tempat tinggal Ainun meminta para sarjana pendidik ini tidak perlu khawatir karena pemerintah akan bekerja sama dengan salah satu bank pemerintah untuk menyediakan perumahan di daerah penempatan.
Ainunmenjelaskan, tahunini pengelolaan SM3T dibagi dua, antara Kemenristek Dikti dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kemenristek Dikti tidak lagi bertugas mengirim para sarjana pendidikan ini ke pelosok karena akan dipegang oleh Kemendikbud. Kemenristek Dikti hanya akan mengelola pendidikan sertifikasi di LPTK yang berlangsung setelah satu tahun mereka mengabdi.
”Hal ini sesuai dengan undangundang yang mengharuskan calon pendidik harus memiliki sertifikat pendidik yang diperoleh melalui pendidikan profesi dari LPTK,” ujarnya. Ainun berpesan kepada para peserta SM3T ini agar tidak kaget jika di daerah penempatan mereka tidak hanya mengajar.
Namun, masyarakat sekitar akan meminta mereka turut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan karena dianggap memiliki ilmu pengetahuan lebih.
Neneng zubaidah
(ars)