Pesawat Diduga Tabrak Gunung

Senin, 17 Agustus 2015 - 09:54 WIB
Pesawat Diduga Tabrak Gunung
Pesawat Diduga Tabrak Gunung
A A A
JAKARTA - Dunia penerbangan Tanah Air kembali berduka. Pesawat Trigana Air Service jenis ATR 42 dengan nomor registrasi PK-YRN nomor penerbangan IL- 257 rute Jayapura (DJJ)-Oksibil (OKS) mengalami kecelakaan, kemarin.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo mengatakan, pesawat diduga menabrak Gunung Tangok di Pegunungan Bintang, Jayapura, Papua. ”Informasi ini berdasarkan keterangan dari masyarakat yang menyebutkan bahwa pesawat menabrak gunung di Pegunungan Bintang, Jayapura,” kata Suprasetyo dalam jumpa pers di Kementerian Perhubungan tadi malam.

Pesawat membawa 49 penumpang terdiri atas 44 dewasa, 3 anak-anak, dan 2 bayi. ”Untuk kru pesawat, terdiri atas Kapten Hasanuddin (pilot), Ariadin (flight officer ), flight attendant atas nama Ika N dan Dita A, serta Mario (engineer),” jelasnya. Belum diketahui secara pasti nasib seluruh penumpang pesawat tersebut.

Kronologinya, pesawat berangkat dari Bandara Sentani Jayapura pukul 14.22 (LT ETA) dan dijadwalkan tiba pukul 15.04 (LT) di Bandara Oksibil. ”Namun ketika pukul 15.00 petugas Bandara Oksibil melakukan kontak dengan pesawat, tak ada jawaban. Kontak terakhir antara petugas tower Bandara Oksibil dan pesawat pukul 14.55,” kata dia.

Meski begitu, Suprasetyo menambahkan bahwa detail mengenai penemuan pesawat berdasarkan informasi warga masih dalam penelusuran bersama dengan kepolisian, TNI, Basarnas, serta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). ”Saya belum bisa memberikan informasi banyak dan detail karena informasi lengkapnya akan kami lanjutkan besok (hari ini),” ucapnya.

Di tempat yang sama, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan, penanganan akan dilakukan dengan melakukan koordinasi bersama pihak TNI-Polri, Basarnas, serta KNKT. Jonan meminta pihak Trigana Air memfasilitasi keluarga penumpang dan melakukan penanganan sebaikbaiknya. ”Kita akan kerja minggu malam ini,” ujar dia.

Kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Udara langsung berada di lokasi kejadian bersama dua orang dari Basarnas serta satu orang dari KNKT. Mengenai informasi crisis center bisa dihubungi melalui Criris Center Trigana Air 021-8661305 (Jakarta), Crisis Center Trigana Air Oksibil 081399200567 atas nama Zulhaidir serta Crisis Center di Bandara Sentani Jayapura 08124806092 (atas nama Murwantoro).

Belum ada informasi resmi mengenai kondisi cuaca pada saat kejadian, begitu pun dengan kondisi pesawat ketika akan terbang. Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G Siahaan memerintahkan jajarannya menyiapkan helikopter untuk membantu evakuasi korban pesawat.

Kodam Cenderawasih menyiapkan helikopter Mi 17, Bolco maupun jenis Bell yang akan melaksanakan evakuasi secara cepat pada Senin (17/8). ”Evakuasi itu harus dilakukan pagi karena hal ini terkait dengan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan penerbangan pada malam hari,” kata Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Teguh PR di Jayapura tadi malam.

Danrem 172/PWY Kolonel Inf Sugiono dan timnya akan menyisir melalui udara dari Jayapura pada pagi ini bersama- sama dengan tim dari Basarnas. ”Tim yang dipersiapkan dilengkapi dengan peralatan medis dan peralatan melaksanakan evakuasi terkait dengan kondisi medan yang curam,” katanya.

Teguh menjelaskan, tim evakuasi darat sejak kemarin sore sudah bergerak dari Oksibil ke lokasi hilang kontak dengan mengerahkan anggota TNI dari kodim, koramil, dan pos TNI di Oksibil bersama polres dan tim SAR. ”Sedangkan tim evakuasi dari udara akan bergerak besok pagi dipimpin Danrem 172/PWY Kol Inf Sugiono dengan menggunakan helikopter Mi 17 dari Jayapura,” kata Letkol Inf Teguh PR.

Komandan Lanud Jayapura Kol (Pnb) I Made Susila Adyana menjelaskan saat ini tim yang dipimpin Wakapolres Pegunungan Bintang mendatangi lokasi untuk memastikan kebenaran jatuhnya pesawat Trigana Air tersebut. ”Warga Kampung Tiga, Distrik Okbape, melaporkan melihat pesawat nahas itu dan kini tim sudah bergerak untuk memastikannya,” kata Danlanud Jayapura.

Kepala Basarnas Hendry Bambang Soelistyo mengaku pesawat yang hilang kontak sudah dicari oleh Basarnas dengan tim gabungan yang terdiri atas SAR Jayapura dan SAR Trigana di sekitar Distrik Obibak. Pasalnya pesawat hilang kontak diperkirakan di daerah itu. ”Tapi belum membuahkan hasil, jadi kita akan mulai lagi besok (hari ini) menyusuri pencarian lagi,” ujar Soelistyo.

Dihubungi terpisah, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Andi Eka Sakya mengatakan, kondisi cuaca di Bandara Sentani dinyatakan layak terbang. ”Memang berdasarkan informasi dari BMKG di Sentani, kondisi cuaca cukup baik meski ada awan tipis sekali, yakni awan stratocumulus . Mestinya keadaan mendekati normal atau layak terbang,” ujar dia.

Dia menambahkan, koordinasi BMKG bersama penerbang mengenai kondisi cuaca sudah diterapkan bersama pilot ketika akan terbang dari Bandara Sentani menuju Oksibil. ”Koordinasi seperti biasa, ada informasi cuaca dari BMKG di sana melalui internet yang menjadi rujukan pilot untuk terbang,” tegasnya.

Dikemudikan Pilot Senior

Adapun manajemen Trigana Air mengatakan Kapten Hasanudin selaku pilot pesawat Trigara Air merupakan pilot senior. Penerbangan dengan tujuan Sentani-Oksibil membutuhkan pilot yang berpengalaman. ”Beliau sangat senior, beliau telah menerbangkan ATR lama sekali,” kata Direktur Operasional Trigana Air Beny Sumariyanto di kantornya, Jakarta, kemarin.

Sementara itu, seorang pramugari Trigana Air bernama Nina, 20, mengaku shock mendengar kabar hilangnya pesawat Trigana Air dengan rute Sentani-Oksibil. Dia mengaku sedih lantaran Dita Amelia, sahabatnya, berada dalam pesawat tersebut.

Nina mengaku sempat berkomunikasi dengan Dita melalui media sosial jelang keberangkatannya. ”Aku nanya , kamu datang enggak ke nikahan teman kita, Ratu. Terus kita ngobrol soal rambut, tapi setelah itu dia enggak bales ,” tutur Nina saat ditemui di Kantor Trigana Air, Jakarta, kemarin.

Meski Dita tak menjawab pesan singkatnya, Nina mengatakan bahwa dirinya tidak mencoba menghubungi Dita melalui telepon. ”Aku enggak coba, tapi teman-teman lain ada yang mencoba menelepon. Tapi enggak diangkat,” ujarnya.

Nina cukup kenal dekat dengan seluruh awak yang berada di Trigana Air. Sebab dia sudah bekerja sejak tiga tahun yang lalu. ”Kru baik semua, kaptennya aku kenal udah kayak kakak sendiri. Seniornya Mbak Ika juga aku anggap kakak sendiri. Mbak Ika itu pramugari senior, sementara Dita pramugari yunior,” imbuh Nina.

Santi Enika, 30, salah seorang keluarga korban pesawat Trigana Air, mengaku ada dua kerabatnya yang menjadi penumpang pesawat tersebut. Dia mengatakan keluarganya tersebut baru kembali dari kampung halaman di Padang, Sumatera Barat. Setelah dari Jayapura, kerabatnya melanjutkan perjalanan ke Oksibil. ”Kini keluarga penumpang tengah menunggu kabar kepastian di Bandara Sentani,” ujar karyawan Bank Cenderawasih itu. ”Semoga ada kabar dan kerabat kami dalam kondisi selamat,” ucap Santi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh rakyat Indonesia untuk mengheningkan cipta dan berdoa menjelang peringatan detik-detik proklamasi untuk seluruh kru dan penumpang pesawat Trigana Air. Kepala negara menginstruksikan Kepala Basarnas untuk memimpin langsung pencarian pesawat.

”Saya telah memerintahkan Kepala Badan SAR Nasional untuk memimpin langsung pencarian pesawat dengan mengerahkan seluruh kekuatan yang ada. Tim Kementerian Perhubungan dan Basarnas dibantu TNI dan Polri malam ini terbang ke Papua,” ujar Presiden.

Ichsan amin/ Ilham safutra/ Rarasati syarief/ Sindonews/Okezone/ant
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3882 seconds (0.1#10.140)