Telekomunikasi Harus Prioritas
A
A
A
Pesatnya perkembangan teknologi informasi (TI) dan pengaplikasiannya di segala lini kehidupan membuat pembangunan infrastruktur telekomunikasi menjadi prioritas dalam agenda peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Koneksi mobileatau seluler di Tanah Air saat ini jauh melampaui jumlah total penduduk. Aktivitas online di negara dengan populasi terbesar keempat di dunia ini pun berkembang pesat.
Menurut laporan TechinAsia, pada 2014-2015 terdapat sekitar 72,7 juta pengguna internet aktif di Indonesia. Sebanyak 50% dari semua aktivitas online di Indonesia dilakukan di ponsel. Laptop dan desktop account hanya 45% dan sisanya di tablet. Sebanyak 62 juta (86%) dari sekitar 72 juta rekening aktif di media sosial juga digunakan melalui ponsel. Sementara itu, 99% dari sekitar 308,2 juta koneksi mobile adalah pengguna prabayar.
Maka tak dapat dipungkiri, peningkatan kualitas dan kuantitas jaringan telekomunikasi nasional saat ini menjadi kebutuhan mendesak. Menurut Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi, wilayah atau daerah yang bagus ketersediaan akses dan jaringan telekomunikasinya relatif jauh lebih berkembang dibandingkan wilayah yang minim jaringan.
Menurut dia, banyak sekali potensi pertumbuhan ekonomi yang dapat dihasilkan dengan dukungan jaringan telekomunikasi yang kuat. Namun, kenyataannya saat ini kondisi pembangunan jaringan telekomunikasi belum merata. ”Belanja dan pendidikan saja butuh jaringan telekomunikasi. Ujian juga sudah online. Jadi kalau infrastrukturnya tidak dibenahi, banyak sektor terhambat,” jelasnya.
Menurut Heru, pemerataan adalah prioritas pembangunan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Harapannya, pengguna broadband harus di atas 82 juta bahkan setara jumlah penduduk. Semua desa harus memiliki akses internet. ”Tarifnya pun harus terjangkau dan berkualitas sebab internet sudah menjadi kebutuhan pokok. Semua sektor tidak bisa lepas dari internet,” terang alumnus Universitas Indonesia ini.
Sementara itu, kalangan penyedia jasa telekomunikasi seluler turut berkontribusi terhadap perkembangan pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi di Indonesia. Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini mengungkapkan, hingga saat ini, perseroan telah membangun infrastruktur jaringan seluler di hampir seluruh wilayah Indonesia dengan lebih dari 54 ribu basetransceiver station(BTS) serta lebih dari 30 ribu kilometer jaringan kabel fiber optic.
XL juga telah melayani lebih dari 90% total wilayah populasi penduduk dari Sabang hingga Merauke. Bersamaan dengan pengembangan infrastruktur jaringan, XL juga menyediakan berbagai layanan sejalan dengan perkembangan kehidupan masyarakat termasuk mempersiapkan masyarakat Indonesia menuju era digital.
Misalnya penyediaan berbagai jenis layanan digital (digital services) seperti mfish bagi para nelayan, layanan XL Tunai, layanan m-commerce, layanan M-Ads dan sebagainya. ”XL juga terus meningkatkan kualitas jaringan infrastruktur yang telah dikembangkan melalui upaya modernisasi dan transformasi jaringan, dengan mengadopsi perkembangan teknologi terbaru termasuk teknologi 4G LTE,” kata Dian.
Sementara Vice President Corporate Communications Telkomsel, Adita Irawati, mengatakan, Telkomsel meyakini bahwa dengan tersedianya layanan telekomunikasi di suatu daerah, dapat membuka berbagai kesempatan yang tidak terbatas dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
”Telkomsel secara konsisten melakukan perencanaan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. Jika dilihat secara historis, Telkomsel senantiasa melakukan pembangunan BTS baru yang signifikan dengan nilai investasi yang cukup besar,” katanya. Menurut Adita, tantangan terbesar pembangunan jaringan di Indonesia adalah kondisi pasar dan geografis yang tidaksetara. Namunhalinitidakmenjadi suatu penghalang bagi Telkomsel untuk terus menyediakan jaringan layanan telekomunikasi ke seluruh daerah di Indonesia.
”Agar masyarakat di pelosok pun tetap dapat terpenuhi haknya untuk menikmati akses telekomunikasi, dan juga untuk menjaga kedaulatan bangsa Indonesia di daerah tersebut,” ujar Adita. Di tempat terpisah, Head Public Relations Indosat, Adrian Prasanto, menyebutkan, percepatan pembangunan jaringan telekomunikasi layak menjadi prioritas mengingat semua lini bisnis juga tergantung pada sektor ini.
Untuk mendukung hal tersebut, Indosat dua tahun terakhir juga mengembangkan teknologi 4G yang menjanjikan kecepatan internet lebih baik. Indosat menargetkan layanan 4G mereka sudah bisa digunakan diseluruh Indonesia pada akhir 2015.
”Layanan ini hadir untuk mendukung semua kebutuhan masyarakat akan penggunaan data internet yang semakin hari semakin besar. Baik sekadar untuk media sosial, streaming, hingga bisnis termasuk UKM,” kata Adrian.
Dina angelina/ hermansah
Koneksi mobileatau seluler di Tanah Air saat ini jauh melampaui jumlah total penduduk. Aktivitas online di negara dengan populasi terbesar keempat di dunia ini pun berkembang pesat.
Menurut laporan TechinAsia, pada 2014-2015 terdapat sekitar 72,7 juta pengguna internet aktif di Indonesia. Sebanyak 50% dari semua aktivitas online di Indonesia dilakukan di ponsel. Laptop dan desktop account hanya 45% dan sisanya di tablet. Sebanyak 62 juta (86%) dari sekitar 72 juta rekening aktif di media sosial juga digunakan melalui ponsel. Sementara itu, 99% dari sekitar 308,2 juta koneksi mobile adalah pengguna prabayar.
Maka tak dapat dipungkiri, peningkatan kualitas dan kuantitas jaringan telekomunikasi nasional saat ini menjadi kebutuhan mendesak. Menurut Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi, wilayah atau daerah yang bagus ketersediaan akses dan jaringan telekomunikasinya relatif jauh lebih berkembang dibandingkan wilayah yang minim jaringan.
Menurut dia, banyak sekali potensi pertumbuhan ekonomi yang dapat dihasilkan dengan dukungan jaringan telekomunikasi yang kuat. Namun, kenyataannya saat ini kondisi pembangunan jaringan telekomunikasi belum merata. ”Belanja dan pendidikan saja butuh jaringan telekomunikasi. Ujian juga sudah online. Jadi kalau infrastrukturnya tidak dibenahi, banyak sektor terhambat,” jelasnya.
Menurut Heru, pemerataan adalah prioritas pembangunan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Harapannya, pengguna broadband harus di atas 82 juta bahkan setara jumlah penduduk. Semua desa harus memiliki akses internet. ”Tarifnya pun harus terjangkau dan berkualitas sebab internet sudah menjadi kebutuhan pokok. Semua sektor tidak bisa lepas dari internet,” terang alumnus Universitas Indonesia ini.
Sementara itu, kalangan penyedia jasa telekomunikasi seluler turut berkontribusi terhadap perkembangan pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi di Indonesia. Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini mengungkapkan, hingga saat ini, perseroan telah membangun infrastruktur jaringan seluler di hampir seluruh wilayah Indonesia dengan lebih dari 54 ribu basetransceiver station(BTS) serta lebih dari 30 ribu kilometer jaringan kabel fiber optic.
XL juga telah melayani lebih dari 90% total wilayah populasi penduduk dari Sabang hingga Merauke. Bersamaan dengan pengembangan infrastruktur jaringan, XL juga menyediakan berbagai layanan sejalan dengan perkembangan kehidupan masyarakat termasuk mempersiapkan masyarakat Indonesia menuju era digital.
Misalnya penyediaan berbagai jenis layanan digital (digital services) seperti mfish bagi para nelayan, layanan XL Tunai, layanan m-commerce, layanan M-Ads dan sebagainya. ”XL juga terus meningkatkan kualitas jaringan infrastruktur yang telah dikembangkan melalui upaya modernisasi dan transformasi jaringan, dengan mengadopsi perkembangan teknologi terbaru termasuk teknologi 4G LTE,” kata Dian.
Sementara Vice President Corporate Communications Telkomsel, Adita Irawati, mengatakan, Telkomsel meyakini bahwa dengan tersedianya layanan telekomunikasi di suatu daerah, dapat membuka berbagai kesempatan yang tidak terbatas dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
”Telkomsel secara konsisten melakukan perencanaan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. Jika dilihat secara historis, Telkomsel senantiasa melakukan pembangunan BTS baru yang signifikan dengan nilai investasi yang cukup besar,” katanya. Menurut Adita, tantangan terbesar pembangunan jaringan di Indonesia adalah kondisi pasar dan geografis yang tidaksetara. Namunhalinitidakmenjadi suatu penghalang bagi Telkomsel untuk terus menyediakan jaringan layanan telekomunikasi ke seluruh daerah di Indonesia.
”Agar masyarakat di pelosok pun tetap dapat terpenuhi haknya untuk menikmati akses telekomunikasi, dan juga untuk menjaga kedaulatan bangsa Indonesia di daerah tersebut,” ujar Adita. Di tempat terpisah, Head Public Relations Indosat, Adrian Prasanto, menyebutkan, percepatan pembangunan jaringan telekomunikasi layak menjadi prioritas mengingat semua lini bisnis juga tergantung pada sektor ini.
Untuk mendukung hal tersebut, Indosat dua tahun terakhir juga mengembangkan teknologi 4G yang menjanjikan kecepatan internet lebih baik. Indosat menargetkan layanan 4G mereka sudah bisa digunakan diseluruh Indonesia pada akhir 2015.
”Layanan ini hadir untuk mendukung semua kebutuhan masyarakat akan penggunaan data internet yang semakin hari semakin besar. Baik sekadar untuk media sosial, streaming, hingga bisnis termasuk UKM,” kata Adrian.
Dina angelina/ hermansah
(ars)