Apresiasi Film Indonesia Kembali Digelar

Minggu, 16 Agustus 2015 - 09:17 WIB
Apresiasi Film Indonesia Kembali Digelar
Apresiasi Film Indonesia Kembali Digelar
A A A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali menggelar Apresiasi Film Indonesia (AFI).

Ajang tahunan yang memasuki usia keempat ini direncanakan berlangsung di Makassar, Sulawesi Selatan, 24 Oktober 2015. Sebagaimana sebelumnya, AFI tetap mengedepankan film bermuatan budaya dibanding film berkomoditas industri.

“Budaya sinema mencakup dimensi lebih luas dari sekadar produksi. (Budaya sinema) juga komunitas, festival film, hingga kritik dan kajian akademis yang menakar bobot sebuah film,” kata Sekjen Kemendikbud Didik Suhardi di Jakarta kemarin. Didik menjelaskan, penyelenggaraan AFI selain bentuk apresiasi juga dorongan untuk mengembangkan perfilman Tanah Air.

Para juara akan dianugerahi beasiswa untuk belajar sinematografi antara lain ke sekolah perfilman di Hong Kong atau Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. “Tujuannya agar para juara tersebut bisa mengoptimalkan kemampuan dan kapasitasnya sehingga film menjadi kekayaan budaya. Mereka pun akan semakin aktif menciptakan karya film yang dapat diseminasikan sebagai contoh dan diadaptasi oleh masyarakat,” kata Didik.

Dengan kata lain, tanpa ada budaya sinema yang kuat, mustahil lahir strategi budaya melalui sinema yang mampu memperkuat karakter bangsa. Ketua Panitia AFI 2015 Abdullah Triharso mengatakan, penyelenggaraan tahun ini mengangkat tema “Daya Budaya Sinema Indonesia”. Meski jumlah kategori sama dengan sebelumnya, akan ada kategori apresiasi baru yakni kritik dan penulisan akademik film.

“Keseluruhan ada 14 penghargaan utama dan tiga penghargaan inspiratif,” jelasnya. Abdullah menyebutkan, tim juri yang ditunjuk panitia seperti Budi Irawanto (akademisi film), ST Sunardi (pengajar Kajian Budaya), Otty Widasari (pelaku dan penggiat film komunitas), Yan Wijaya (wartawan), dan Panji Wibowo (sineas).

Menurutnya, keragaman latar belakang juri diharap mampu memberi perspektif yang dinamis dalam membaca serta menilai fenomena dan perkembangan sinema di Indonesia yang dalam beberapa tahun terakhir terus menunjukkan peningkatan kualitas.

Neneng zubaidah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2063 seconds (0.1#10.140)
pixels