Teroris Akan Ledakkan Solo

Sabtu, 15 Agustus 2015 - 09:39 WIB
Teroris Akan Ledakkan Solo
Teroris Akan Ledakkan Solo
A A A
SOLO - Kelompok Sugiyanto yang ditangkap Densus 88 Antiteror ternyata telah merancang aksi pengeboman di Kota Solo, Jawa Tengah.

Bahkan, 21 bom rakitan siap diledakkan saat HUT Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus mendatang. Kapolda Jateng Irjen Pol Nur Ali mengatakan, ada tiga orang yang ditangkap dalam penggerebekan Densus 88 di Kota Solo, 12 Agustus lalu. Mereka adalah Ibadurahman (Ibad), 19, Yus Karman, 38, dan Sugiyanto, 35.

Mereka juga tak lepas dari teroris yang telah ditangkap sebelumnya dan merupakan jaringan Suriah. Ada tiga kategori target sasaran peledakan bom kelompok ini, yakni kantor polisi, tempat ibadah, khususnya umat Nasrani dan Konghucu, serta anggota polisi. ”Namun, rencana itu berhasil digagalkan sebelum bom yang telah dirakit diledakkan pada 17 Agustus,” ungkap Nur Ali saat jumpa pers di Polresta Solo kemarin.

Diketahui, Densus 88 Antiteror selama dua hari berturut turut melakukan penangkapan dan penggeledahan di Kota Solo. Dua terduga teroris yang ditangkap itu, Sugiyanto dan Ibadurahman, merupakan warga Kampung Mojo, sementara Yus Karman adalah warga Kampung Losari. Kedua kampung tersebut masuk wilayah Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.

Polisi juga menggeledah gerai HP Azzam Cell yang berlokasi di Jalan Untung Suropati, tepatnya di Kampung Sawahan, Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon. Gerai HP yang digeledah tersebut adalah milik Udin, 19, warga setempat yang kini dalam pemburuan Densus 88.

Lebih jauh Kapolda mengungkapkan, pendanaan aksi teror kelompok Sugiyanto tersebut berasal dari jaringan yang ada di Suriah. Ibad berperan menerima kiriman uang dari BN yang ada Suriah, sedangkan Yus Karman merupakan spesialis perakit bom bersama Ibad membuat bahan peledak.

Adapun Sugiyanto menyiapkan sarana dan prasarana serta survei rencana meledakkan bom di Polsek Pasar Kliwon dan beberapa target sasaran lainnya. ”Dia (Sugiyanto) juga terlibat aksi penembakan anggota di Solo pada 2012 lalu,” ungkap Kapolda.

Para tersangka yang ditangkap belajar merakit bom dari Badri pada 2012. Badri sendiri pernah merekrut remaja di bawah umur untuk dididik sebagai perakit bom, termasuk di antaranya yang saat ini ditangkap dan sudah beranjak dewasa. Mengenai rencana peledakan bom, cara yang dipakai adalah meletakkan di lokasi yang menjadi target.

AKBP Sunadi, ahli bom tim Inafis Polri, mengemukakan bahwa pihaknya bersama tim laboratorium forensik (labfor) menemukan material untuk membuat bom yang selama ini mudah ditemukan, yakni asam nitrat dan urea yang bila dicampur menjadi bahan peledak high explosive.

Selain itu, juga ditemukan satu karung sisa bahan alumunium untuk menambah efek ledakan bom rakitan. ”Kami juga menemukan suar yang biasa digunakan di kapal sebagai tanda bahaya, termasuk penemuan lampu hias untuk inisiator,” terang Sunadi.

Barang lainnya yang disita adalah korek api pentol sulfur merah yang dipakai untuk inisiator rakitan. Selain itu, juga ditemukan 21 switch yang siap digunakan untuk meledakkan bom yang telah dirakit.

Bahan-bahan lain yang ditemukan adalah potasium nitrat untuk bahan peledak, serta tutorial atau petunjuk cara merakit bom. ”Di situ (tutorial) tertulis kekuatan adalah melempar dan lemparan terbaik adalah ledakan,” sambung AKBP Teguh Primono dari tim Labfor.

Polisi juga menemukan ponsel yang akan dipakai untuk mengendalikan bom dari jarak jauh, serta bendera ISIS. Bahkan, tim gegana juga mendapati formula baru yang dipakai para tersangka, yakni kalsium karbonat untuk membuat bom low explosive. Dalam kasus terorisme sebelumnya, bahan yang dipakai biasanya potasium nitrat, belerang, dan arang.

Ary wahyu wibowo
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4575 seconds (0.1#10.140)