Ledakan Dahsyat di China, Puluhan Tewas
A
A
A
TIANJIN - Ledakan dahsyat mengguncang gudang dan pusat distribusi kontainer bahan kimia berbahaya di kota pelabuhan Tianjin, China, kemarin. Ledakan ini menewaskan sedikitnya 50 orang dan melukai lebih dari 700 orang lainnya.
Kekuatan dua ledakan yang diperkirakan setara 24 ton TNT itu mengakibatkan ribuan mobil terbakar, kontainer-kontainer terbalik, dan gedung-gedung hancur. Seorang wartawan AFP di Tianjin menyaksikan kaca berhamburan dalam radius 3 km dari pusat ledakan. Gelegar ledakan itu juga menimbulkan bola api di langit dan hujan puing di kota itu.
Getaran ledakan terasa hingga beberapa kilometer, bahkan terdeteksi oleh satu satelit cuaca milik Jepang. Foto-foto yang dirilis menunjukkan lautan api yang menelan gedung-gedung di sekitar pusat ledakan, termasuk mobilmobil baru yang sedang diparkir di fasilitas penampungan barang impor.
”Saat saya merasakan ledakan itu, saya pikir gempa bumi. Saya lari menuju ayah dan saya melihat langit telah berwarna merah. Seluruh kaca hancur dan saya benar-benar takut,” tutur warga setempat Zhang Zhaobo kepada kantor berita AFP. Situasi sangat mencekam. Sejumlah orang dengan berpakaian seadanya lari ke jalanan yang telah penuh dengan puing.
”Bola api sangat besar, mungkin hingga setinggi 100 meter,” papar Huang Shiting, 27, yang tinggal dekat lokasi ledakan. ”Saya mendengar ledakan pertama dan semua orang keluar. Lalu ada serangkaian lagi ledakan, jendelajendela kaca pecah, dan banyak orang terluka serta berlari keluar, berdarah,” lanjutnya.
Paramedis merawat warga yang terluka di beberapa rumah sakit di kota tersebut. Sejumlah dokter membalut luka korban dan banyak warga yang berdarah. Kantor pusat pertolongan darurat menyatakan kepada kantor berita Xinhua bahwa sebanyak 44 orang tewas, termasuk 12 petugas pemadam kebakaran.
Beberapa petugas pemadam kebakaran telah berada di lokasi kejadian sebelum terjadi ledakan, merespons api yang menyala di gudang itu. Xinhua melaporkan, sebanyak 521 orang dirawat di rumah sakit, 52 orang dari mereka dalam kondisi kritis. Sedikitnya 21 orang hilang. Di satu rumah sakit, seorang dokter membalut luka petugas pemadam kebakaran di bagian kepala.
Kulit korban melepuh dan gosong karena asap panas. Mei Xiaoya, 10, dan ibunya terpaksa pergi dari rumah sakit pertama yang mereka datangi karena telah penuh. ”Saya tidak takut, ini hanya tergores,” kata Mei seraya menunjukkan perban di lengannya. ”Tapi ibu saya terluka parah, dia tidak dapat membuka matanya,” imbuhnya. Kepulan asap masih terlihat di atas gedung-gedung yang hancur beberapa jam setelah ledakan yang terjadi menjelang dini hari tersebut.
Otoritas Tianjin telah mengirim 1.000 pemadam kebakaran dan 143 truk pemadam ke gudang tersebut. Kondisi di lokasi kejadian memungkinkan api bisa meluas tanpa dapat diprediksi dan sangat berbahaya dalam jarak dekat. Lebih dari 200 polisi bersenjata turut mengamankan lokasi dan tentara khusus antibahan kimia dikirim ke tempat tersebut.
Belum jelas apa penyebab ledakan itu, tapi Xinhua melaporkan fasilitas yang meledak itu adalah gudang dan pusat distribusi kontainer barang-barang berbahaya, termasuk bahan kimia. Para eksekutif perusahaan pengelola fasilitas itu, Tianjin Dongjiang Port Rui Hai International Logistics, telah ditahan oleh kepolisian. Kekuatan ledakan pertama setara dengan 3 ton TNT, menurut Pusat Jaringan Gempa Bumi China melalui akun Weibo yang telah diverifikasi.
Ledakan kedua memiliki kekuatan setara dengan 21 ton TNT. Stasiun televisi pemerintah, CCTV, melalui Twittermelaporkan bahwa Presiden China Xi Jinping telah mendorong segala langkah untuk menyelamatkan para korban dan memadamkan api. China memiliki rekor keamanan industri yang kurang bagus saat sejumlah pemilik pabrik dan gudang mengabaikan regulasi untuk menghemat uang dan menyuap para pejabat korup untuk mencari celah lain.
Pada 2013, ledakan jaringan pipa di fasilitas pengilangan minyak milik pemerintah, Sinopec, di Pelabuhan Qingdao menewaskan 62 orang dan melukai 136 orang lainnya. Pada Juli tahun ini, sebanyak 15 orang tewas dan lebih dari 10 orang terluka saat gudang kembang api ilegal meledak di Provinsi Hebei, berdekatan dengan Tianjin.
Sedikitnya 71 orang tewas dalam satu ledakan di pabrik suku cadang mobil di Kunshan, dekat Shanghai, pada Agustus tahun lalu. Tianjin, sekitar 140 km tenggara Beijing, merupakan salah satu kota terbesar China dengan populasi hampir 15 juta orang menurut data 2013. Pusat manufaktur dan pelabuhan utama bagi wilayah China utara itu sangat terkait dengan Beijing, dengan jaringan kereta cepat yang memangkas waktu perjalanan antara kedua tempat menjadi hanya 30 menit.
Seperti Shanghai, beberapa negara memiliki konsesi dagang di sana selama abad ke- 19 dan awal abad ke-20, mulai dari Inggris dan Prancis pada 1860. Pusat kota Tianjin tetap mewarisi sejarah arsitektur kolonial dengan tambahan beberapa gedung pencakar langit.
Syarifudin
Kekuatan dua ledakan yang diperkirakan setara 24 ton TNT itu mengakibatkan ribuan mobil terbakar, kontainer-kontainer terbalik, dan gedung-gedung hancur. Seorang wartawan AFP di Tianjin menyaksikan kaca berhamburan dalam radius 3 km dari pusat ledakan. Gelegar ledakan itu juga menimbulkan bola api di langit dan hujan puing di kota itu.
Getaran ledakan terasa hingga beberapa kilometer, bahkan terdeteksi oleh satu satelit cuaca milik Jepang. Foto-foto yang dirilis menunjukkan lautan api yang menelan gedung-gedung di sekitar pusat ledakan, termasuk mobilmobil baru yang sedang diparkir di fasilitas penampungan barang impor.
”Saat saya merasakan ledakan itu, saya pikir gempa bumi. Saya lari menuju ayah dan saya melihat langit telah berwarna merah. Seluruh kaca hancur dan saya benar-benar takut,” tutur warga setempat Zhang Zhaobo kepada kantor berita AFP. Situasi sangat mencekam. Sejumlah orang dengan berpakaian seadanya lari ke jalanan yang telah penuh dengan puing.
”Bola api sangat besar, mungkin hingga setinggi 100 meter,” papar Huang Shiting, 27, yang tinggal dekat lokasi ledakan. ”Saya mendengar ledakan pertama dan semua orang keluar. Lalu ada serangkaian lagi ledakan, jendelajendela kaca pecah, dan banyak orang terluka serta berlari keluar, berdarah,” lanjutnya.
Paramedis merawat warga yang terluka di beberapa rumah sakit di kota tersebut. Sejumlah dokter membalut luka korban dan banyak warga yang berdarah. Kantor pusat pertolongan darurat menyatakan kepada kantor berita Xinhua bahwa sebanyak 44 orang tewas, termasuk 12 petugas pemadam kebakaran.
Beberapa petugas pemadam kebakaran telah berada di lokasi kejadian sebelum terjadi ledakan, merespons api yang menyala di gudang itu. Xinhua melaporkan, sebanyak 521 orang dirawat di rumah sakit, 52 orang dari mereka dalam kondisi kritis. Sedikitnya 21 orang hilang. Di satu rumah sakit, seorang dokter membalut luka petugas pemadam kebakaran di bagian kepala.
Kulit korban melepuh dan gosong karena asap panas. Mei Xiaoya, 10, dan ibunya terpaksa pergi dari rumah sakit pertama yang mereka datangi karena telah penuh. ”Saya tidak takut, ini hanya tergores,” kata Mei seraya menunjukkan perban di lengannya. ”Tapi ibu saya terluka parah, dia tidak dapat membuka matanya,” imbuhnya. Kepulan asap masih terlihat di atas gedung-gedung yang hancur beberapa jam setelah ledakan yang terjadi menjelang dini hari tersebut.
Otoritas Tianjin telah mengirim 1.000 pemadam kebakaran dan 143 truk pemadam ke gudang tersebut. Kondisi di lokasi kejadian memungkinkan api bisa meluas tanpa dapat diprediksi dan sangat berbahaya dalam jarak dekat. Lebih dari 200 polisi bersenjata turut mengamankan lokasi dan tentara khusus antibahan kimia dikirim ke tempat tersebut.
Belum jelas apa penyebab ledakan itu, tapi Xinhua melaporkan fasilitas yang meledak itu adalah gudang dan pusat distribusi kontainer barang-barang berbahaya, termasuk bahan kimia. Para eksekutif perusahaan pengelola fasilitas itu, Tianjin Dongjiang Port Rui Hai International Logistics, telah ditahan oleh kepolisian. Kekuatan ledakan pertama setara dengan 3 ton TNT, menurut Pusat Jaringan Gempa Bumi China melalui akun Weibo yang telah diverifikasi.
Ledakan kedua memiliki kekuatan setara dengan 21 ton TNT. Stasiun televisi pemerintah, CCTV, melalui Twittermelaporkan bahwa Presiden China Xi Jinping telah mendorong segala langkah untuk menyelamatkan para korban dan memadamkan api. China memiliki rekor keamanan industri yang kurang bagus saat sejumlah pemilik pabrik dan gudang mengabaikan regulasi untuk menghemat uang dan menyuap para pejabat korup untuk mencari celah lain.
Pada 2013, ledakan jaringan pipa di fasilitas pengilangan minyak milik pemerintah, Sinopec, di Pelabuhan Qingdao menewaskan 62 orang dan melukai 136 orang lainnya. Pada Juli tahun ini, sebanyak 15 orang tewas dan lebih dari 10 orang terluka saat gudang kembang api ilegal meledak di Provinsi Hebei, berdekatan dengan Tianjin.
Sedikitnya 71 orang tewas dalam satu ledakan di pabrik suku cadang mobil di Kunshan, dekat Shanghai, pada Agustus tahun lalu. Tianjin, sekitar 140 km tenggara Beijing, merupakan salah satu kota terbesar China dengan populasi hampir 15 juta orang menurut data 2013. Pusat manufaktur dan pelabuhan utama bagi wilayah China utara itu sangat terkait dengan Beijing, dengan jaringan kereta cepat yang memangkas waktu perjalanan antara kedua tempat menjadi hanya 30 menit.
Seperti Shanghai, beberapa negara memiliki konsesi dagang di sana selama abad ke- 19 dan awal abad ke-20, mulai dari Inggris dan Prancis pada 1860. Pusat kota Tianjin tetap mewarisi sejarah arsitektur kolonial dengan tambahan beberapa gedung pencakar langit.
Syarifudin
(bbg)