Pembaretan Marinir Sesuai Karakter Korps Bergerak Saat Fajar

Rabu, 12 Agustus 2015 - 10:13 WIB
Pembaretan Marinir Sesuai Karakter Korps Bergerak Saat Fajar
Pembaretan Marinir Sesuai Karakter Korps Bergerak Saat Fajar
A A A
PASURUAN - Wasiat dua patriot Korps Komando (KKO) Angkatan Laut, Usman dan Harun, menandai pembaretan 160 siswa prajurit Marinir di Pantai Pasir Panjang, Pusat Latihan Tempur (Puslatpur), Grati, Pasuruan. Pesan dua patriot yang dihukum gantung pada Oktober 1968 saat operasi Dwikora di Singapura menjadi spirit prajurit Marinir penjaga kedaulatan laut NKRI.

Pada upacara pembaretan yang dipimpin Danpasmar 1 Kolonel Marinir Lukman Hasyim tersebut berlangsung pada malam hari dengan suasana khidmat. Upacara diawali dengan atraksi prajurit Marinir dan disusul dengan pembacaan ulang pesan Presiden Soekarno pada saat pembentukan KKO TNI AL, 15 November 1945.

Prosesi pembaretan ini berbeda dengan sebelumnya yang diselenggarakan pada siang hari. Pembaretan malam hari ini dimaksudkan agar para prajurit mengenal karakter Korps Marinir yang selalu bergerak pada saat terbit fajar.

"Pembaretan merupakan bentuk tradisi Koprs Marinir sebagai implemetasi pembinaan yang memiliki aspek kultural. Pembaretan merupakan momentum penting serta memiliki nilai historis bagi semua prajurit," ujar Kolonel Marinir Lukman Hasyim, di Puslatpur, Pasuruan, Selasa 11 Agustus 2015 malam.

Menurut Danpasmar 1 yang sehari sebelumnya menggantikan Brigjen TNI (Mar) Kasirun Situmorang tersebut, pembaretan merupakan titik awal memulai proses pengabdian pada bangsa dan negara. Para prajurit memiliki kewajiban dan tanggung jawab berperilaku sertabertindak sesuai nilai luhur Koprs Marinir.

"Pada setiap prajurit Marinir harus ditumbuhkan dan dipupuk kesadaran bahwa mereka adalah prajurit kebanggaan rakyat, petarung yang religius dan humanis yang menjadi garda terdepan dalam pertahanan negara," tandas Lukman.

Prajurit Marinir yang sah mengenakan baret ungu tersebut terdiri dari 21 perwira remaja angkatan 60 dan 139 bintara remaja angkatan 34. Para perwira remaja tersebut berpangkat Letnan Dua sedangkan para bintara remaja berpangkat Sersan Dua.

Para perwira remaja akan menjadi Komandan Pleton di seluruh batalyon yang ada di jajaran Koprs Marinir, baik di brigadir invanteri, resimen-resimen juga pusat pelatihan. Sebelum itu, mereka akan menjalani proses pembentukan sesuai bidang yang akan dimasuki selama satu tahun.

Fauzi, seorang prajurit Marinir asal Lampung, mengaku bangga bisa menjadi bagian keluarga besar Korps Marinir TNI AL. Meski tidak mendapat kunjungan dari keluarganya saat pembaretan, dia mengaku siap mengabdikan diri untuk kepentingan dan kedaulatan NKRI.

Baca: Kronologi Gugurnya Usman dan Harun.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4237 seconds (0.1#10.140)