TNI AL Ciduk Kapal Mongolia

Rabu, 12 Agustus 2015 - 09:31 WIB
TNI AL Ciduk Kapal Mongolia
TNI AL Ciduk Kapal Mongolia
A A A
JAKARTA - Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) TNI AL mengamankan kapal berbendera Mongolia di sekitar Laut Natuna, Kepulauan Riau.

Diduga MT Mascott II yang berlayar dari Vietnam menuju OPL (Out Port Limid) tersebut terkait dengan peristiwa perompakan tanker berbendera Singapura, MT Joaquim, di Selat Malaka, Sabtu (8/8). Kepala Dinas Penerangan Koarmabar Letkol Laut Ariris Miftachurrahman menjelaskan, penangkapan kapal berbendera Mongolia tersebut berawal dari pemeriksaan yang dilakukan KRI Silas Papare- 386 Gugus Tempur Laut Koarmabar.

Pemeriksaan dilakukan di sekitar 140 Nautical Mile dari Pelabuhan Ranai, Kepulauan Natuna. Namun, begitu diperiksa, seluruh nakhoda dan anak buah kapal (ABK) yang berjumlah sembilan orang, di mana sebagian besar adalah warga negara Indonesia (WNI) tidak dapat menunjukkan surat dan dokumen yang sah. Apalagi, kapal itu juga kedapatan mengangkut 250 ton bahan bakar minyak (BBM) ilegal. ”

Saat diperiksa KRI Silas Papare-386 pada 140 Nautical Mile (Mil Laut) barat Ranai, nakhoda beserta seluruh anak buah kapal tidak bisa menunjukkan dokumen sah,” ujar Ariris. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama M Zainudin mengatakan, kapal tersebut diamankan jajaran Koarmabar yang tengah menggelar operasi. ”

Kami mencurigai kegiatan ini ada kaitannya dengan kejadian-kejadian yang belakangan ini terjadi,” ujar Zainudin. Menurutnya, saat ini kapal tersebut dibawa ke pangkalan TNI AL (Lanal) Ranai untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan keterlibatan kapal tersebut.

Saat diamankan, MT Mascott II tengah membawa BBM ilegal tanpa disertai surat serta dokumen resmi. Saat disinggung keterlibatan dan peran kapal tersebut, Kadispenalmengakubelumbisa memastikannya karena masih dalam proses pemeriksaan. ” Belum bisa sepenuhnya dipastikan, karena masih dalam tahap penyelidikan. Bisa saja iya, tapi bisa juga tidak,” katanya.

Meski begitu, Zainudin menyebutkan bahwa TNI AL telah mengantongi identitas pelaku perompakan. Mereka diduga menggunakan kapal MT Kharisma 9. Saat ini tim gabungan Koarmabar TNI AL, Malaysian Maritim Enforcement Agency (MMEA), dan Tentara Laut Diraja Malaysia juga terus menggelar operasi besarbesaran di sekitar wilayah perairan Kepulauan Riau guna membatasi ruang gerak para perompak.

Zainudin menjelaskan, untuk membantu pengejaran TNI AL mengerahkan 13 kapal perang, termasuk satu Helikopter TNI NV-408. Sementara dari MMEA menurunkan dua kapal, dan Tentara Laut Diraja Malaysia menggunakan KD Laksamana Hang Nadim. Seluruh armada itu melakukan patroli di sekitar Selat Malaka, Selat Singapura, dan perairan perbatasan Malaysia.

Bahkan, penjagaan dilakukan dari mulai perairan Pulau Berhala, Selat Phillips, Selat Riau, Selat Bangka, hingga wilayah perairan Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau. ” Saat ini dilakukan operasi besar-besaran demi membatasi gerak pelaku dan kapal yang diduga digunakan para perompak,” ujarnya.

Diketahui, MT Joaquim yang dinakhodai delapan orang mengalami peristiwa perampokan pada Sabtu (8/8) malam. Kapal yang mengangkut LCO/- minyak hitam itu dirampok di Selat Malaka dengan koordinat 02-34.00N/101-26.20 E. Para pelaku yang diperkirakan berjumlah 19 orang berhasil mengambil alih kapal dengan menggunakan senjata pistol, kapak, dan parang.

Setelah itu, para perompak meminta nakhoda mengarahkan kapal ke perairan Indonesia. Mereka kemudian memindahkan semua muatan ke MT Kharisma 9. Setelah kosong, kapal itu diperintahkan lego jangkar di sekitar Pulau Rupat, Kepulauan Riau. Dalam kejadian tersebut, mesin kapal dirusak, peralatan navigasi anjungan dan uang gaji ABK sekitar USD6.000 dibawa pelaku, termasuk ponsel dan muatan minyak di kapal tersebut.

Sucipto
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0630 seconds (0.1#10.140)