Uji KIR Bus Scania Bermasalah
A
A
A
JAKARTA - Operasional bus Transjakarta terus menuai masalah. Terbaru, bus Scania yang baru beberapa bulan beroperasi tersandung masalah uji KIR atau pengujian kendaraan bermotor (PKB).
Pada 22 Juni lalu PT Transportasi Jakarta mendatangkan 20 bus gandeng merek Scania. Sebelum beroperasi, armada yang masing- masing unit dibanderol seharga Rp6 miliar tersebut harus melewati proses administrasi. Hasilnya, Sabtu (8/8) ditemukan dua unit bus dengan stempel hasil uji KIR yang janggal.
Hasil uji KIR kode barcode dan nomor tanda JKT1514214 menyatakan bus hanya berkapasitas 39 orang, berat kosong kendaraan 19.300 kilogram, panjang kendaraan 17.860 mm, lebar kendaraan 2.500 mm, tinggi kendaraan 3.700 mm. Sedangkan pada stiker KIR barcode dan nomor JKT 1509757 menyatakan bus hanya berkapasitas 41 orang.
Berat kosong kendaraan 19.680 kilogram, panjang kendaraan 17.860 mm, lebar kendaraan 2.480 mm, dan tinggi kendaraan 3.700 mm. Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) geram dengan hasil uji KIR. Dia menduga, hasil uji KIR tersebut merupakan ulah petugas uji KIR yang berada di jajaran perangkat kerja daerah Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta.
Menurutnya, jika dihitung sesuai peraturan bus dengan berat kotor sebesar 26 ton dikurangi berat bersih 19 ton itu sekitar 6,7 ton. Apabila dihitung sesuai peraturan satu orang seberat 60 kg, bus tersebut memiliki kapasitas penumpang sebanyak 111 orang. Mantan bupati Belitung Timur ini pun mewacanakan agar uji KIR diswastakan. ”Scania itu enggak ada masalah.
Saya mulai berpikir buruk kepada petugas KIR karena banyak pasukan sakit hati di sana. Apalagi, saya tempatkan kepala dinasnya bukan orang sekolah di perhubungan. Saya minta kepala dinas untuk menswastanisasikan saja uji KIR itu,” kata Ahok di Balai Kota kemarin. Ahok menuturkan, bus Scania itu sudah terbukti dan terkenal dibanding bus China yang saat beroperasi sering mogok serta terbakar.
Dia tetap akan mengoperasikanbusScaniayang hanya ada kesalahan uji KIR ketimbang bus China bermasalah dengan uji KIR yang benar. Kepala Dishubtrans DKI Jakarta Andri Yansyah mengaku diminta Ahok mencari perusahaan swasta yang hebat seperti perusahaan yang mengoperasionalkan KIR di Jerman. Setelah terkumpul, Andri diminta melakukan beauty contest.
”Saya minta tidak dikerjakan Dishubtrans. Banyak petugas pelayanan uji KIR yang mempersulit pemohon dan akhirnya timbul retribusi liar,” katanya. Andri menuturkan, pihaknya akan terlebih dahulu mengecek kekeliruan hasil uji KIR terhadap bus Scania. Apabila ada kesengajaan, mantan asisten Pemkot Jakarta Timur itu baru akan bertindak. ”Kami akan teliti dulu permasalahannya.
Nanti kami akan paparkan apakah sengaja atau kekeliruan,” ujarnya. Terkait swastanisasi uji KIR, Andri menjelaskan, wacana tersebut akan dijawab apabila hasil investigasi selesai dilakukan. Apabila hasilnya tidak jauh berbeda dengan uji KIR di Jerman yang dioperasikan swasta, pihaknya hanya akan mengevaluasi dan memperbaikinya.
Misalnya dalam mencegah kebocoran atau pungutan liar. Andri menargetkan tahun ini semua proses administrasi dilakukan dengan sistem online . ”Sebenarnya wacana-wacana itu bagus. Tapi, kita akan terlebih dahulu melihat proses di lapangannya dengan matang. Saya kan juga baru,” ungkapnya.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Antonius Kosasih sebagai pelaku yang membeli 20 unit bus Scania menegaskan ada kekeliruan dalam stiker hasil uji KIR yang tertempel di bus kode barcode JKT1514214 dan JKT 1509757. Dia sudah meminta penjelasan secara resmi kepada PT United Tractors selaku APM bus Scania dan meminta keterangan dari Karoseri Laksana yang mengurus perizinan pembangunan bus Scania.
Jawabannya bus tersebut dapat menampung 6,7 ton apabila berat kotor 26 ton dikurangi berat bersih 19,3 ton. Artinya, jika dihitung sesuai peraturan satu orang penumpang dihitung seberat 60 kg, bus tersebut bisa mengangkut sekurang-kurangnya 111 penumpang. ”Menurut Karoseri Laksana, Surat Registrasi Uji Tipe (SRUT) yang mereka terima juga menyatakan demikian yaitu berat kosong bus 19,6 ton dan berat dengan penumpang penuh adalah 26 ton. Jadi seharusnya sama,” ungkapnya.
Kosasih menjelaskan, bus Scania secara teknis memenuhi syarat karena sudah digunakan mengangkut penumpang di berbagai negara. Bus ini memiliki spesifikasi daya angkut yang sama dengan bus-bus gandeng lainnya. Terlebih pihak APM dan Karoseri juga sudah menyatakan spesifikasi teknis bus Scania mampu memuat 111 penumpang. ”Jadi, dalam stiker hasil uji KIR yang menyebutkan 39 penumpang itu salah. Mungkin maksudnya 39 kursi. Kami sudah mengonfirmasinya,” ungkapnya.
Bima setiyadi
Pada 22 Juni lalu PT Transportasi Jakarta mendatangkan 20 bus gandeng merek Scania. Sebelum beroperasi, armada yang masing- masing unit dibanderol seharga Rp6 miliar tersebut harus melewati proses administrasi. Hasilnya, Sabtu (8/8) ditemukan dua unit bus dengan stempel hasil uji KIR yang janggal.
Hasil uji KIR kode barcode dan nomor tanda JKT1514214 menyatakan bus hanya berkapasitas 39 orang, berat kosong kendaraan 19.300 kilogram, panjang kendaraan 17.860 mm, lebar kendaraan 2.500 mm, tinggi kendaraan 3.700 mm. Sedangkan pada stiker KIR barcode dan nomor JKT 1509757 menyatakan bus hanya berkapasitas 41 orang.
Berat kosong kendaraan 19.680 kilogram, panjang kendaraan 17.860 mm, lebar kendaraan 2.480 mm, dan tinggi kendaraan 3.700 mm. Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) geram dengan hasil uji KIR. Dia menduga, hasil uji KIR tersebut merupakan ulah petugas uji KIR yang berada di jajaran perangkat kerja daerah Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta.
Menurutnya, jika dihitung sesuai peraturan bus dengan berat kotor sebesar 26 ton dikurangi berat bersih 19 ton itu sekitar 6,7 ton. Apabila dihitung sesuai peraturan satu orang seberat 60 kg, bus tersebut memiliki kapasitas penumpang sebanyak 111 orang. Mantan bupati Belitung Timur ini pun mewacanakan agar uji KIR diswastakan. ”Scania itu enggak ada masalah.
Saya mulai berpikir buruk kepada petugas KIR karena banyak pasukan sakit hati di sana. Apalagi, saya tempatkan kepala dinasnya bukan orang sekolah di perhubungan. Saya minta kepala dinas untuk menswastanisasikan saja uji KIR itu,” kata Ahok di Balai Kota kemarin. Ahok menuturkan, bus Scania itu sudah terbukti dan terkenal dibanding bus China yang saat beroperasi sering mogok serta terbakar.
Dia tetap akan mengoperasikanbusScaniayang hanya ada kesalahan uji KIR ketimbang bus China bermasalah dengan uji KIR yang benar. Kepala Dishubtrans DKI Jakarta Andri Yansyah mengaku diminta Ahok mencari perusahaan swasta yang hebat seperti perusahaan yang mengoperasionalkan KIR di Jerman. Setelah terkumpul, Andri diminta melakukan beauty contest.
”Saya minta tidak dikerjakan Dishubtrans. Banyak petugas pelayanan uji KIR yang mempersulit pemohon dan akhirnya timbul retribusi liar,” katanya. Andri menuturkan, pihaknya akan terlebih dahulu mengecek kekeliruan hasil uji KIR terhadap bus Scania. Apabila ada kesengajaan, mantan asisten Pemkot Jakarta Timur itu baru akan bertindak. ”Kami akan teliti dulu permasalahannya.
Nanti kami akan paparkan apakah sengaja atau kekeliruan,” ujarnya. Terkait swastanisasi uji KIR, Andri menjelaskan, wacana tersebut akan dijawab apabila hasil investigasi selesai dilakukan. Apabila hasilnya tidak jauh berbeda dengan uji KIR di Jerman yang dioperasikan swasta, pihaknya hanya akan mengevaluasi dan memperbaikinya.
Misalnya dalam mencegah kebocoran atau pungutan liar. Andri menargetkan tahun ini semua proses administrasi dilakukan dengan sistem online . ”Sebenarnya wacana-wacana itu bagus. Tapi, kita akan terlebih dahulu melihat proses di lapangannya dengan matang. Saya kan juga baru,” ungkapnya.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Antonius Kosasih sebagai pelaku yang membeli 20 unit bus Scania menegaskan ada kekeliruan dalam stiker hasil uji KIR yang tertempel di bus kode barcode JKT1514214 dan JKT 1509757. Dia sudah meminta penjelasan secara resmi kepada PT United Tractors selaku APM bus Scania dan meminta keterangan dari Karoseri Laksana yang mengurus perizinan pembangunan bus Scania.
Jawabannya bus tersebut dapat menampung 6,7 ton apabila berat kotor 26 ton dikurangi berat bersih 19,3 ton. Artinya, jika dihitung sesuai peraturan satu orang penumpang dihitung seberat 60 kg, bus tersebut bisa mengangkut sekurang-kurangnya 111 penumpang. ”Menurut Karoseri Laksana, Surat Registrasi Uji Tipe (SRUT) yang mereka terima juga menyatakan demikian yaitu berat kosong bus 19,6 ton dan berat dengan penumpang penuh adalah 26 ton. Jadi seharusnya sama,” ungkapnya.
Kosasih menjelaskan, bus Scania secara teknis memenuhi syarat karena sudah digunakan mengangkut penumpang di berbagai negara. Bus ini memiliki spesifikasi daya angkut yang sama dengan bus-bus gandeng lainnya. Terlebih pihak APM dan Karoseri juga sudah menyatakan spesifikasi teknis bus Scania mampu memuat 111 penumpang. ”Jadi, dalam stiker hasil uji KIR yang menyebutkan 39 penumpang itu salah. Mungkin maksudnya 39 kursi. Kami sudah mengonfirmasinya,” ungkapnya.
Bima setiyadi
(bbg)