Banjir Rendam Pekalongan

Jum'at, 07 Agustus 2015 - 09:53 WIB
Banjir Rendam Pekalongan
Banjir Rendam Pekalongan
A A A
PEKALONGAN - Hujan mengguyur Kota Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (5/8) malam. Akibatnya, lebih dari 1.000 rumah warga terendam banjir.

Kondisi itu sangat kontras dengan beberapa daerah lain di Jateng yang mengalami kekeringan. Menurut salah satu warga Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, Aan, hujan deras mengguyur Kota Pekalongan berlangsung sekitar 21.00 WIB sampai pukul 02.00 WIB. Namun, air mulai masuk ke rumahnya sejak pukul 23.00 WIB dengan ketinggian mencapai 40-50 cm.

”Di dalam rumah ketinggian air sekitar selutut saya. Pagi ini (kemarin) Alhamdulillah sudah mulai surut,” katanya. Sementara Kukuh, 34, memperkirakan total ada sekitar 400 keluarga yang kebanjiran di RT 7 dan 3 RW I. Dia bahkan memperkirakan lebih dari 500 keluarga di dua RW yang terendam banjir. ”RT 7/I dan RT 3/I saja ada sekitar 400 keluarga.

Belum RT lainnya. Sedangkan ini yang terendam ada 2 RW yakni RW 1 dan RW 8. Jadi, ada sekitar seribuan warga yang kebanjiran,” terangnya. Warga berharap ada tindakan nyata dari Pemkot Pekalongan untuk menanggulangi banjir tersebut. Setiap hujan deras turun beberapa jam, lokasi tersebut langsung terendam air dari luapan Sungai Bremi.

”Yang jelas, Sungai Bremi sudah harus dikeruk sebab pengerukan sudah lama tidak dilakukan. Kami juga berharap dibuatkan tanggul agar air bisa tidak langsung mengalir deras ke pemukiman warga,” harapnya.

Sementara itu, Kasi Kesiapsiagaan dan Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan Hengky Sulis Hadi menyebutkan, setidaknya ada sembilan kelurahan di Kota Pekalongan yang terendam banjir.

”Namun, pagi tadi (kemarin) hanya tinggal tiga kelurahan yakni Kelurahan Pabean, Pasirsari, dan Tirto. Penyebabnya, hujan lebat Rabu malam sampai Kamis dini hari sehingga terjadi banyak luapan sungai karena banyak drainase yang tidak kuat menampung,” katanya kemarin.

BPBD Kota Pekalongan juga mengaku siap menggelar langkah lebih lanjut jika mengancam warga. Karena dinilai masih aman, pihaknya hanya akan melakukan pemantauan. ”Saat ini masih aman. Namun, kalau ada hal yang mengancam warga, kami siap menggelar dapur umum dan menyiapkan pengungsian. Yang jelas, kami tetap melakukan pemantauan perkembangan warga yang masih terendam,” ucapnya.

20.222 Jiwa Terdampak Kekeringan

Situasi berbeda terjadi di beberapa daerah Jateng lainnya. Di Kendal misalnya musim kemarau panjang tahun ini membuat sejumlah wilayah di daerah itu mengalami kekeringan. Sedikitnya ada 20.222 jiwa di lima kecamatan di kabupaten itu kesulitan mendapatkan air bersih.

Jumlah jiwa yang terdampak tersebut tersebar di antaranya tujuh desa di Kecamatan Ringinarum mencapai 6.150 jiwa, tiga desa di Kecamatan Patean mencapai 2.894 jiwa, satu desa di Kecamatan Pegandon 1.483 jiwa. Selain itu, dua desa di Kecamatan Cepiring 7.000 jiwa serta satu desa di Kecamatan Ngampel 2.695 jiwa.

”Memang cukup banyak yang terdampak dari kemarau tahun ini. Mereka tersebar di 15 desa di lima kecamatan. Selain itu, ada sekitar 338 hektare sawah di sembilan kelurahan Kecamatan Kendal kekeringan,” sebut Kepala BPBD Kabupaten Kendal Paul R Simamora kemarin.

Untuk mengantisipasi kekurangan air bersih, pihaknya sudah mulai melakukan pengiriman air ke sejumlah wilayah. Hal itu dilakukan secara bertahap hingga ke seluruh wilayah yang terdampak kekeringan. ”Kami sudah mulai mengirimkan air bersih ke sejumlah wilayah tersebut. Pengiriman menggunakan truk tangki berkapasitas 5.000 liter,” lanjutnya.

Menurutnya, dalam melakukan pengiriman air pihaknya masih terkendala minimnya armada. Sampai saat ini BPBD hanya memiliki satu unit truk tangki. Selain itu, stok air bersih dari PDAM juga minim karena meningkatnya pelanggan.

Prahayuda febrianto/ Wikha setiawan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0750 seconds (0.1#10.140)