Jamaah Diimbau Waspadai Suhu Ekstrem

Kamis, 06 Agustus 2015 - 08:23 WIB
Jamaah Diimbau Waspadai...
Jamaah Diimbau Waspadai Suhu Ekstrem
A A A
JAKARTA - Pemerintah mengimbau para jamaah dan petugas haji memperbanyak minum air untuk mengatasi suhu ekstrem yang diprediksi bakal terjadi selama musim haji tahun ini.

Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Abdul Djamil menyatakan, untuk mengantisipasi cuaca ekstrem dengan suhu di atas 40 derajat Celsius maka kalori makanan jamaah haji ditingkatkan dengan melibatkan ahli gizi. Selain itu, persediaan air minum di sejumlah titik ditambah, khususnya saat di Arafah.

”Karena disana(Arafah) tidak ada yang jualan air minum,” kata Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Abdul Djamil saat pembekalan petugas Media Center Haji 1436 H/2015 di Kantor Kemenag, Jakarta, kemarin. Jamaah disarankan selalu membawa botol air minum saat bepergian ke mana pun agar terhindar dari dehidrasi. ”Jangan malu bawa air. Kalau tidak banyak minum air malah bisa jadi masalah,” imbuh Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Agama Rudi Subiyantoro.

Berdasarkan pengalaman musim haji sebelumnya, suhu panas bisa mengakibatkan keluarnya keringat bercampur butiran garam di wajah. ”Suhu panas mengakibatkan penguapan yang luar biasa. Jadi jangan disepelekan,” tandasnya.

Sebelumnya, staf ahli Menteri Kesehatan bidang Teknologi Kesehatan Chairul R Nasution memaparkan bahwa sebagian besar jamaah haji asal Indonesia memiliki risiko kesehatan yang tinggi. Karena itu, jamaah haji harus menjaga kondisi tubuh agar jangan sampai dehidrasi. ”Cuaca panas dan kelembapan rendah bisa menyebabkan dehidrasi. Jamaah bisa jadi tidak merasa panas, padahal sebenarnya sudah terjadi dehidrasi luar biasa,” urainya.

Kualitas Katering Ditingkatkan

Selain memperbanyak air minum, kualitas katering untuk jamaah haji selama di Arab Saudi juga ditingkatkan. Menu harian yang akan disajikan sudah disusun dan harus ditaati oleh perusahaan katering yang telah dikontrak Kementerian Agama (Kemenag). ”Kita wajibkan mereka menyajikan menu selera Indonesia seperti rendang hingga semur daging, sehingga mereka harus menyediakan chef atau koki asal Indonesia,” kata Abdul Djamil.

Kemenag juga meningkatkan posisi tawar terhadap perusahaan katering sehingga penyedia katering tidak boleh melanggar menu harian yang telah disepakati. ”Jika dilanggar maka akan langsung kami komplain dan diganti dengan perusahaan katering lainnya,” tandasnya.

Djamil menyebutkan, tahun lalu ada perusahaan katering yang mengganti daging dengan sosis sehingga perusahaan katering langsung disanksi. Karena itu, pemerintah tidak menginginkan hal tersebut terulang lagi. Meski demikian, keluhan mengenai menu sayuran yang didominasi buncis belum sepenuhnya dapat teratasi. ”Karena di Arab Saudi sayuran terbatas. Misalnya di sana tidak ada sayuran kangkung,” imbuhnya.

Saat ini, lanjut Djamil, ada dua perusahaan katering yang mengundurkan diri. ”Alasannya kami tidak mengetahui secara pasti. Yang jelas kami harus mencari katering pengganti sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya. Dia menambahkan bahwa layanan katering di 12 embarkasi semuanya juga melalui proses tender.

Sunu hastoro
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8417 seconds (0.1#10.140)