Ini Sembilan Nama Kiai Anggota AHWA yang Beredar
A
A
A
JOMBANG - Forum Syuriah telah memutuskan bahwa pemilihan Rois Aam PBNU menggunakan sistem Ahlu Halli Wal Aqdi (AHWA). Kesepakatan ini setelah dilakukan voting oleh 496 Rois Syuriah se-Indonesia.
Menjelang pemilihan Rois Aam beredar nama-nama yang masuk sebagai anggota AHWA. Mereka inilah yang akan menentukan siapa Rois Aam PBNU dalam Muktamar ke-33 NU ini.
Sembilan nama anggota AHWA itu adalah KH Tolkhah Hasan (Malang, Jawa Timur), KH Nawawi Abdul Jalil (Sidogiri, Jawa Timur), KH Tuan Guru Turmudzi Baidrudin (Nusa Tenggara Barat), KH Dimyati Rois (Jawa Tengah), KH Maktum Hanan (Jawa Barat), KH Makruf Amin (DKI Jakarta), KH Ali Akbar Marbun (Sumatera Utara), KH Kholilurrohman (Kalimantan Selatan) dan terakhir adalah KH Sanusi Baco (Sulawesi Selatan). Nama-nama tersebut, beredar di kalangan wartawan di area Muktamar ke-33 NU.
Ketua Panitia Pelaksana Muktamar ke-33 NU Saifullah Yusuf mengatakan, nama-nama anggota AHWA memang sedang digodok oleh Forum Syuriah.
"Ya nanti nama-nama anggota AHWA akan diumumkan di hadapan muktamirin. Karena memang hak muktamirin untuk disetujui. Nanti akan diumumkan di forum bukan di sini," kata Gus Ipul di Media Center Muktamar ke-33 NU di Jombang, Rabu (5/8/2015).
Sementara itu, Rois Syuriah PWNU Jawa Timur KH Miftahul Akhyar mengatakan mekanisme AHWA ini cukup vital dalam penentuan pucuk pimpinan tertinggi dalam NU. Rois Aam terpilih dalam Muktamar ini berhak menolak bakal calon ketua umum PBNU, sebelum diserahkan kepada muktamirin.
"Siapapun yang bakal calonnya akan dimintakan restu dahulu kepada Rois Aam sebelum ditetapkan sebagai calon. Setelah calon direstui baru kemudian dikembalikan ke muktamirin," kata Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Jannah.
Kiai Miftah melanjutkan, legitimasi Rois Aam lebih tinggi dibanding lainnya, sebab dia merupakan pemimpin tertinggi organisasi. Untuk menjadi Rois Aam juga tidak mudah. Memiliki keilmuan tinngi, terutama fiqih harus alim, mampu sebagai motor penggerak organisasi.
PILIHAN:
Sikapi Calon Tunggal di 7 Daerah, Bawaslu Gelar Pleno
Kejagung Tahan Eks Direktur Keuangan TVRI
Menjelang pemilihan Rois Aam beredar nama-nama yang masuk sebagai anggota AHWA. Mereka inilah yang akan menentukan siapa Rois Aam PBNU dalam Muktamar ke-33 NU ini.
Sembilan nama anggota AHWA itu adalah KH Tolkhah Hasan (Malang, Jawa Timur), KH Nawawi Abdul Jalil (Sidogiri, Jawa Timur), KH Tuan Guru Turmudzi Baidrudin (Nusa Tenggara Barat), KH Dimyati Rois (Jawa Tengah), KH Maktum Hanan (Jawa Barat), KH Makruf Amin (DKI Jakarta), KH Ali Akbar Marbun (Sumatera Utara), KH Kholilurrohman (Kalimantan Selatan) dan terakhir adalah KH Sanusi Baco (Sulawesi Selatan). Nama-nama tersebut, beredar di kalangan wartawan di area Muktamar ke-33 NU.
Ketua Panitia Pelaksana Muktamar ke-33 NU Saifullah Yusuf mengatakan, nama-nama anggota AHWA memang sedang digodok oleh Forum Syuriah.
"Ya nanti nama-nama anggota AHWA akan diumumkan di hadapan muktamirin. Karena memang hak muktamirin untuk disetujui. Nanti akan diumumkan di forum bukan di sini," kata Gus Ipul di Media Center Muktamar ke-33 NU di Jombang, Rabu (5/8/2015).
Sementara itu, Rois Syuriah PWNU Jawa Timur KH Miftahul Akhyar mengatakan mekanisme AHWA ini cukup vital dalam penentuan pucuk pimpinan tertinggi dalam NU. Rois Aam terpilih dalam Muktamar ini berhak menolak bakal calon ketua umum PBNU, sebelum diserahkan kepada muktamirin.
"Siapapun yang bakal calonnya akan dimintakan restu dahulu kepada Rois Aam sebelum ditetapkan sebagai calon. Setelah calon direstui baru kemudian dikembalikan ke muktamirin," kata Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Jannah.
Kiai Miftah melanjutkan, legitimasi Rois Aam lebih tinggi dibanding lainnya, sebab dia merupakan pemimpin tertinggi organisasi. Untuk menjadi Rois Aam juga tidak mudah. Memiliki keilmuan tinngi, terutama fiqih harus alim, mampu sebagai motor penggerak organisasi.
PILIHAN:
Sikapi Calon Tunggal di 7 Daerah, Bawaslu Gelar Pleno
Kejagung Tahan Eks Direktur Keuangan TVRI
(kri)