Voting Syuriah Menangkan Sistem AHWA

Rabu, 05 Agustus 2015 - 08:33 WIB
Voting Syuriah Menangkan...
Voting Syuriah Menangkan Sistem AHWA
A A A
Musyawarah forum Rais Syuriah yang membahas mekanisme pemilihan rais aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berlangsung alot kemarin.

Pemilihan Rais Aam akhirnya disepakati menggunakan sistem Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) setelah Rais Syuriah melakukan voting . Musyawarah Rais Syuriah perwakilan PWNU dan PCNU ini berjalan alot karena peserta masih beda tafsir mengenai hasil keputusan pleno tata tertib yang sebelumnya disampaikan Rais Aam PBNU KH Mustofa Bisri (Gus Mus).

Untuk mengakhiri perdebatan akhirnya disepakati untuk voting. Hasilnya, 252 suara setuju dengan model AHWA, 235 menolak, dan 9 lainnya memilih abstain. ”Telah disetujui mekanisme AHWA atau pemilihan melalui formatur. Nanti akan ada sembilan orang yang akan memilih rais aam. Nanti rais aam tersebut yang akan mengajukan nama tanfidz (ketua umum PBNU),” kata anggota Rais Syuriah PBNU KH Masdar F Masudi di Jombang, Jawa Timur, tadi malam.

Situasi pada Muktamar ke- 33 PBNU ini bergerak sangat dinamis. Sehari sebelumnya, mekanisme AHWA untuk pemilihan rais aam ini dianggap sudah ditiadakan setelah Gus Mus menyampaikan pidatonya. Namun, situasi berubah pada saat musyawarah Rais Syuriah berlangsung kemarin.

Untuk model pemilihan rais aam ini, lanjut Masdar, sudah tidak ada masalah karena semua peserta telah bersepakat. ”Yang pasti, semua sudah selesai. Kalau tentang AHWA sudah tidak ada masalah, tinggal (penentuan) formatur,” ujarnya melalui sambungan telepon tadi malam.

Disinggung mengenai nama calon formatur, Masdar mengaku tidak tahu. Pasalnya, namanama calon formatur sudah disaring dari cabang-cabang. ”Mereka yang belum mengusulkan, ya, silakan disusulkan. Bagaimana lagi, wong sudah menjadi keputusan. Besok pagi agendanya pleno hasil-hasil komisi, pembentukan anggota AHWA untuk menentukan rais aam. Kemudian rais aam menjaring nama-nama dari bawah untuk ketua umum,” ujarnya.

Sementara itu, dinamika persaingan calon ketua umum PBNU juga tak kalah seru. Siang kemarin, dua kandidat Ketua Umum PBNU KH Solahudin Wahid (Gus Solah) dan mantan Wakil Ketua Badan Intelijen Negara (BIN) KH Asad Said Ali bertemu. Bersama keduanya, juga turut serta calon ketua rais aam PBNU KH Hasyim Muzadi.

Tidak diketahui agenda pertemuan tertutup ketiga tokoh NU di kediaman Gus Solah tersebut. Namun, beredar kabar bahwa ketiganya tengah melakukan kompromi politik untuk memenangi persaingan rais aam dan tanfidziyah PBNU. Dukungan suara Gus Solah akan dilimpahkan kepada Kiai Asad Said Ali untuk menjadi ketua umum PBNU.

Sementara dukungan suara kedua kandidat ini akan digabungkan untuk memuluskan KH Hasyim Muzadi menjadi rais aam PBNU. Kemungkinan ini memang bisa terjadi karena kabarnya Gus Solah tidak mendapat restu dari keluarga besar Pondok Pesantren Tebuireng.

Adik kandung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini lebih dibutuhkan untuk membesarkan pesantren peninggalan KH Hasyim Asyari. ”Apalagi, Gus Solah ini pernah kalah dengan KH Said Aqil saat muktamar NU di Makassar lima tahun lalu. Kalau sampai Gus Solah tidak jadi maju maka boleh jadi suara akan dilimpahkan kepada kandidat lain, yakni Pak Said,” ujar salah seorang pendukung Gus Solah.

Di luar itu, Asad juga disebut telah melakukan persiapan panjang memuluskan jalan menuju ketua umum PBNU. Asad bahkan telah melakukan gerilya di sejumlah pondok pesantren dan cabang-cabang untuk merebut simpati para kiai.

KH Misbahus Salam, tim sukses KH Solahudin Wahid, membenarkan pertemuan ketiga tokoh tersebut. Dia juga mengakui ada pembicaraan mengenai suksesi rais aam dan ketua umum PBNU. Namun, dia membantah bahwa telah ada pelimpahan dukungan dari Gus Solah kepada Kiai Asad Ali. ”Nggak mungkin itu. Yang ada malah suara Pak Asad yang dilimpahkan kepada Gus Solah, sebab Gus Solah sudah memastikan untuk maju,” katanya.

Meski begitu, pengasuh Pondok Pesantren Raudoh Darussalam Jember ini mengakui bahwa telah ada kesepakatan di antara ketiganya. ”Ini sinyal bahwa dua kekuatan(GusSolahdanAsadAli) telah bersatu untuk bersaing dengan kubu Said Aqil,” tegas mantan ketua PC PMII Jember ini.

Dihubungi terpisah, KH Asad mengakui pertemuan dengan KH Hasyim Muzadi dan Gus Solah tersebut. Hanya, dia berdalih bahwa pertemuan itu hanya silaturahmi biasa. Pihaknya juga membuat komitmen bersama untuk mengawal proses muktamar agar tetap kondusif. ”Lagi pula, saya tadi hanya mampir setelah berkunjung dari rumah teman,” katanya melalui SMS.

Pada kesempatan itu, Asad Said juga menegaskan kesiapannya untuk tetap maju sebagai calon ketua umum PBNU di Muktamar ke-33 NU kali ini. ”Saya konsisten untuk maju,” tegasnya.

Ihyaulumuddin/ Sucipto
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7382 seconds (0.1#10.140)