Kerja Sama PBNU dengan Universitas di Iran Tuai Kritik
A
A
A
JAKARTA - Langkah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj membuat nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas al Musthafa al Alamiyah, Qom, Iran menuai kritikan dari kalangan internal NU.
Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU, Cholil Nafis mengungkapkan, dokumen kerja sama di bidang pendidikan, riset dan kebudayaan itu dilakukan tanpa sepengetahuan dan persetujuan Rais Aam Syuriah PBNU saat itu dijabat Sahal Mahfudz. Dokumen tertanggal 27 Oktober 2011 itu dibuat dalam dua bahasa, Persia dan Indonesia.
"Saya kopi yang berbahasa Indonesia, karena saya enggak begitu paham bahasa Persia," ujar Cholil dalam siaran pers yang diterima Sindonews, Selasa (4/8/2015).
Dia mengungkapkan, memiliki dokumen resmi mengenai MoU tersebut. Menurutnya, kerja sama itu berlaku selama empat tahun. "Kalau tidak ada pembatalan, kerja sama itu akan terus dan diperpanjang dengan sendirinya," tukasnya.
Baca: PBNU Tanggapi Polemik Baca Alquran Gunakan Langgam Jawa.
Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU, Cholil Nafis mengungkapkan, dokumen kerja sama di bidang pendidikan, riset dan kebudayaan itu dilakukan tanpa sepengetahuan dan persetujuan Rais Aam Syuriah PBNU saat itu dijabat Sahal Mahfudz. Dokumen tertanggal 27 Oktober 2011 itu dibuat dalam dua bahasa, Persia dan Indonesia.
"Saya kopi yang berbahasa Indonesia, karena saya enggak begitu paham bahasa Persia," ujar Cholil dalam siaran pers yang diterima Sindonews, Selasa (4/8/2015).
Dia mengungkapkan, memiliki dokumen resmi mengenai MoU tersebut. Menurutnya, kerja sama itu berlaku selama empat tahun. "Kalau tidak ada pembatalan, kerja sama itu akan terus dan diperpanjang dengan sendirinya," tukasnya.
Baca: PBNU Tanggapi Polemik Baca Alquran Gunakan Langgam Jawa.
(kur)