Karya Seni Indonesia dan Perangko Kuno Dipamerkan Galeri Apik
A
A
A
JAKARTA - Berbagai karya seni asli Indonesia dipamerkan oleh Galeri Apik, kawasan Jakarta Selatan. Mulai dari batik, tenun, hingga kebaya kuno langka.
Dalam pameran itu juga ditampilkan, beberapa koleksi vintage stamps (perangko kuno) dikontraskan dengan koleksi seni rupa kontemporer. Bahkan perangko kuno dari berbagai negara juga dipamerkan dalam kesempatan itu. Bahkan usia perangko mencapai usia 50 tahun.
Vintage stamps dipamerkan dalam even bertajuk ConTemporary or Temporary: Visual Arts and Vintage Stamps Exhibitions dari 1 Agustus sampai 1 September 2015 secara bersama dengan sejumlah lukisan kontemporer karya seniman tanah air dan China.
"Perangko juga bagian dari seni. Dibuat oleh seniman, dilukis di atas kertas, baru dicetak menjadi perangko," ujar Direktur Galeri Apik, Rahmat, Jakarta, Selasa (4/8/2015).
Dia menilai, perangko bagian dari seni kontemporer yang dibuat sesuai eranya untuk suatu motif atau berbagai tujuan dan berkonsep demi masa depan.
"Perangko seiring waktu pada akhirnya juga bisa bernilai mahal karena keantikan, keunikan, dan nilai sejarahnya. Sehingga di berbagai belahan dunia diakui memiliki fungsi investasi seperti halnya lukisan," tukasnya.
Atas dasar itulah dirinya membuat pameran vintage stamps dengan koleksi lukis kontemporer, seperti karya Di Lifeng, Song Yonghong, S Priadi, Dadan Setiawan, Andi Mieswandi, dan Aan Arif Rahmanto.
Dia mengatakan, sengaja mengangkat tema tersebut untuk mengangkat realitas di masyarakat seni tanah air. Menurutnya, banyak kolektor dan seniman terjebak dengan istilah kontemporer.
"Padahal sejatinya, seniman kontemporer itu harus memiliki jiwa pemikir serta berkonsep masa depan. Harus berpikir futuristik namun tetap realistis membumi," tandasnya.
Dalam pameran itu juga ditampilkan, beberapa koleksi vintage stamps (perangko kuno) dikontraskan dengan koleksi seni rupa kontemporer. Bahkan perangko kuno dari berbagai negara juga dipamerkan dalam kesempatan itu. Bahkan usia perangko mencapai usia 50 tahun.
Vintage stamps dipamerkan dalam even bertajuk ConTemporary or Temporary: Visual Arts and Vintage Stamps Exhibitions dari 1 Agustus sampai 1 September 2015 secara bersama dengan sejumlah lukisan kontemporer karya seniman tanah air dan China.
"Perangko juga bagian dari seni. Dibuat oleh seniman, dilukis di atas kertas, baru dicetak menjadi perangko," ujar Direktur Galeri Apik, Rahmat, Jakarta, Selasa (4/8/2015).
Dia menilai, perangko bagian dari seni kontemporer yang dibuat sesuai eranya untuk suatu motif atau berbagai tujuan dan berkonsep demi masa depan.
"Perangko seiring waktu pada akhirnya juga bisa bernilai mahal karena keantikan, keunikan, dan nilai sejarahnya. Sehingga di berbagai belahan dunia diakui memiliki fungsi investasi seperti halnya lukisan," tukasnya.
Atas dasar itulah dirinya membuat pameran vintage stamps dengan koleksi lukis kontemporer, seperti karya Di Lifeng, Song Yonghong, S Priadi, Dadan Setiawan, Andi Mieswandi, dan Aan Arif Rahmanto.
Dia mengatakan, sengaja mengangkat tema tersebut untuk mengangkat realitas di masyarakat seni tanah air. Menurutnya, banyak kolektor dan seniman terjebak dengan istilah kontemporer.
"Padahal sejatinya, seniman kontemporer itu harus memiliki jiwa pemikir serta berkonsep masa depan. Harus berpikir futuristik namun tetap realistis membumi," tandasnya.
(kur)