Menuangkan Spirit Perjuangan lewat Lagu dan Prangko
A
A
A
MAKASSAR - ”Ke Makassar satukan langkah Bergandeng tangan hadapi tantangan Teguhkan tekad bangun ukhuwah Rajut harapan perempuan berkemajuan .” ”Teguhkan ghirah `Aisyiyah sejati Lintasi zaman dengan nurani Bersendi ruh Islam nan murni Raih karunia ridho Illahi.” ”Abad ke dua kita mulai Makmurkan bumi sinari negeri Kibarkan panji matahari Meraih kejayaan abadi.”
Petikan syair lagu Seabad Aisyiyah ini dikumandangkan pada pembukaan Muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah ke- 47 di Lapangan Karebosi Makassar, Sulawesi Selatan, kemarin. Melalui aransemen musisi Dwiki Dharmawan, terciptalah lagu yang menggambarkan dinamika perjalanan organisasi otonom Muhammadiyah ini.
Mars yang dinyanyikan dengan disertai pemutaran video klip ini, tecermin kiprah, sejarah, dan spirit perempuan-perempuan Aisyiyah yang selama ini berjuang dalam berdakwah demi Islam berkemajuan. Lagu ini diciptakan Ketua Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini.
Dwiki yang mengaransemen lagu ini menyebutnya sebagai salah satu lagu jihad karena mempunyai ruh dengan syair mencerminkan kiprah, sejarah dan perjuangan perempuan Muhammadiyah.
”Saya sudah membolak-balik sampai lima kali. Menaruh antara bait atas dan bawah, melogikakannya, bahkan menaruh di perasaan yang pas itulah yang tidak mudah. Saya ini bukan seniman, tapi lagu ini mencerminkan jihad,” ujar Dwiki di hadapan peserta Tanwir Aisyiyah kemarin.
Musisi jazz ini mengaku merasa kaget ketika disodori lirik yang sangat puitis dari Noordjannah sehingga harus memutar otak dalam mengaransemen nada dalam lagu tersebut. ”Terus terang saja, ketika saya diminta Ibu Noordjannah, saat itu saya dalam perjalanan panjang dari luar negeri. Jadi, praktis lirik yang dibuat Noordjannah itu harus saya buatkan musiknya banyak di pesawat,” tuturnya.
Tak hanya dalam bentuk lagu, spirit perjuangan Aisyiyah juga tergambar dalam prangko. Kemarin juga diluncurkan prangko ”Satu Abad Aisyiyah” guna menandai sejarah perjalanan aktivitas kader perempuan Muhammadiyah ini, baik bagi organisasi, bangsa dan negara dari masa ke masa.
”Prangko sengaja dipilih untuk menandai usia Satu Abad Aisyiyah. Filateli merupakan jaringan internasional yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan Aisyiyah pada dunia,” kata Panitia Internal Muktamar Aisyiyah, Lathifah Iskandar di Makassar kemarin.
Lathifah mengatakan, PT Pos menerbitkan tiga desain prangko Satu Abad Aisyiyah yang diluncurkan pada Tablig Akbar Aisyiyah di Balai Prajurit M Jusuf. Ketiga desain prangko tersebut menggambarkan kiprah Aisyiyah seperti dalam penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia I tahun 1928.
Terdapat juga desain prangko tentang peran Aisyiyah di bidang kesehatan, pendidikan, sosial, kesejahteraan, ekonomi, dan bidang-bidang lainnya yang memang melekat sebagai bagian dari gerakan Aisyiyah.
Dian Ramdhani/ANT
Petikan syair lagu Seabad Aisyiyah ini dikumandangkan pada pembukaan Muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah ke- 47 di Lapangan Karebosi Makassar, Sulawesi Selatan, kemarin. Melalui aransemen musisi Dwiki Dharmawan, terciptalah lagu yang menggambarkan dinamika perjalanan organisasi otonom Muhammadiyah ini.
Mars yang dinyanyikan dengan disertai pemutaran video klip ini, tecermin kiprah, sejarah, dan spirit perempuan-perempuan Aisyiyah yang selama ini berjuang dalam berdakwah demi Islam berkemajuan. Lagu ini diciptakan Ketua Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini.
Dwiki yang mengaransemen lagu ini menyebutnya sebagai salah satu lagu jihad karena mempunyai ruh dengan syair mencerminkan kiprah, sejarah dan perjuangan perempuan Muhammadiyah.
”Saya sudah membolak-balik sampai lima kali. Menaruh antara bait atas dan bawah, melogikakannya, bahkan menaruh di perasaan yang pas itulah yang tidak mudah. Saya ini bukan seniman, tapi lagu ini mencerminkan jihad,” ujar Dwiki di hadapan peserta Tanwir Aisyiyah kemarin.
Musisi jazz ini mengaku merasa kaget ketika disodori lirik yang sangat puitis dari Noordjannah sehingga harus memutar otak dalam mengaransemen nada dalam lagu tersebut. ”Terus terang saja, ketika saya diminta Ibu Noordjannah, saat itu saya dalam perjalanan panjang dari luar negeri. Jadi, praktis lirik yang dibuat Noordjannah itu harus saya buatkan musiknya banyak di pesawat,” tuturnya.
Tak hanya dalam bentuk lagu, spirit perjuangan Aisyiyah juga tergambar dalam prangko. Kemarin juga diluncurkan prangko ”Satu Abad Aisyiyah” guna menandai sejarah perjalanan aktivitas kader perempuan Muhammadiyah ini, baik bagi organisasi, bangsa dan negara dari masa ke masa.
”Prangko sengaja dipilih untuk menandai usia Satu Abad Aisyiyah. Filateli merupakan jaringan internasional yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan Aisyiyah pada dunia,” kata Panitia Internal Muktamar Aisyiyah, Lathifah Iskandar di Makassar kemarin.
Lathifah mengatakan, PT Pos menerbitkan tiga desain prangko Satu Abad Aisyiyah yang diluncurkan pada Tablig Akbar Aisyiyah di Balai Prajurit M Jusuf. Ketiga desain prangko tersebut menggambarkan kiprah Aisyiyah seperti dalam penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia I tahun 1928.
Terdapat juga desain prangko tentang peran Aisyiyah di bidang kesehatan, pendidikan, sosial, kesejahteraan, ekonomi, dan bidang-bidang lainnya yang memang melekat sebagai bagian dari gerakan Aisyiyah.
Dian Ramdhani/ANT
(ftr)