Praktik Tawarkan PSK di Mobil Terbongkar
A
A
A
JAKARTA - Polisi membongkar praktik pekerja seks komersial (PSK) yang dibawa dengan mobil untuk dijajakan di pinggir jalan. Si mucikari yang langsung menawarkan kepada pengendara maupun pejalan kaki.
”Ada 25 wanita yang diamankan. Mereka dijadikan saksi. Sementara tersangkanya ada tiga orang terdiri atas seorang mucikari dan dua sopir,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti kemarin. Tiga tersangka bersama puluhan PSK digerebek di sebuah ruko di Jalan Taman Sari, Jakarta Barat, Sabtu (1/8).
”Pelaku membuka tempat penampungan 30 wanita yang dipekerjakan sebagai PSK. Mereka dimasukkan ke mobil-mobil dan dibawa berkelilingkepara calo,” katanya. Para wanita tersebut ditawarkan kepada pelanggan atau pria hidung belang dengan lima mobil. Setiap mobil dikemudikan oleh seorang karyawan dan berisi 4-5 PSK. Setiap berhenti di tempat calo, pelanggan yang tertarik akan mendatangi mobil.
Selanjutnya, para pelanggan bisa memilih siapa yang akan diajak berkencan dengan posisi PSK masih duduk di mobil. Jika terjadi kesepakatan, mereka akan bergerak menuju hotelhotel di kawasan Taman Sari. ”Pelanggan harus lebih dulu membayar kepada mucikari atau dititipkan melalui sopir. Tarifnya untuk shortime Rp400.000 dan longtime Rp800.000 per orang sekali kencan,” kata Krishna.
Dalam satu tahun terakhir, pelaku meraup omzet sebesar Rp1,5 miliar - Rp1,8 miliar karena satu PSK dapat melayani 2- 3 pelanggan setiap hari. Tersangka SU mengatakan, dirinya menjalankan bisnis esek-esek ini selama 1,5 tahun. Untuk anak buahnya sendiri didapat dari teman-temannya. ”Kebanyakan mereka yang meminta sendiri. Saya hanya membawa dan menawarkan,” ucapnya.
Kasubdit Remaja, Anak, dan Wanita (Renakta) Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Suparmo menuturkan, mucikari ini menjajakan PSK secara terang-terangan di lokasi. Modus operandinya, para PSK ditaruh di mobil yang diparkir di pinggir jalan, kemudian ditawarkan kepada para pengendara maupun pejalan kaki. ”Cewek-cewek ini ditawarkan di situ nanti ada sales biasanya orang-orang di situ atau tukang ojek,” ujarnya.
Pria hidung belang yang tertarik akan digiring ke dalam mobil tempat di mana para PSK itu disimpan. Ada lima unit mobil berisi para PSK yang siap memberikan jasanya kepada konsumen. ”Cewek-ceweknya ini sudah bersolek. Nanti dipilih sama konsumen. Kalau kepilih , nanti dibayar di tempat,” ucapnya.
Para PSK ini setiap bulannya mendapatkan uang makeup sebesar Rp150.000 dari mucikari. Gaji mereka dibayarkan tiap bulan tergantung berapa banyak pria hidung belang yang dilayaninya. ”Satu kali main PSK dapat Rp115.000 tinggal dikalikan berapa kali dia main sebulannya itu. Sedangkan sales -nya diberi komisi Rp100.000,” ujarnya.
Sementara itu, pengamat sosial dan budaya Universitas Indonesia Devie Rahmawati menilai layaknya bisnis pada umumnya, bisnis prostitusi melakukan inovasi. Hal itu dilakukan karena pelaku bisnis bawah tanah tidak ingin kalah saing dan tidak tergusur oleh modus lain. ”Ini semacam perang door to door . Mereka juga melakukan inovasi layaknya bisnis umumnya,” katanya.
Terlebih saat ini banyak pemimpin daerah yang sangat peduli dengan isu prostitusi dan membuat kebijakan tegas dengan menutup lokasi prostitusi sehingga pelakunya kalang kabut dan terpaksa berinovasi. ”Semua dilakukan dengan tujuan mendekatkan dengan pelanggan,” ujarnya.
Helmi syarif/ R ratna purnama
”Ada 25 wanita yang diamankan. Mereka dijadikan saksi. Sementara tersangkanya ada tiga orang terdiri atas seorang mucikari dan dua sopir,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti kemarin. Tiga tersangka bersama puluhan PSK digerebek di sebuah ruko di Jalan Taman Sari, Jakarta Barat, Sabtu (1/8).
”Pelaku membuka tempat penampungan 30 wanita yang dipekerjakan sebagai PSK. Mereka dimasukkan ke mobil-mobil dan dibawa berkelilingkepara calo,” katanya. Para wanita tersebut ditawarkan kepada pelanggan atau pria hidung belang dengan lima mobil. Setiap mobil dikemudikan oleh seorang karyawan dan berisi 4-5 PSK. Setiap berhenti di tempat calo, pelanggan yang tertarik akan mendatangi mobil.
Selanjutnya, para pelanggan bisa memilih siapa yang akan diajak berkencan dengan posisi PSK masih duduk di mobil. Jika terjadi kesepakatan, mereka akan bergerak menuju hotelhotel di kawasan Taman Sari. ”Pelanggan harus lebih dulu membayar kepada mucikari atau dititipkan melalui sopir. Tarifnya untuk shortime Rp400.000 dan longtime Rp800.000 per orang sekali kencan,” kata Krishna.
Dalam satu tahun terakhir, pelaku meraup omzet sebesar Rp1,5 miliar - Rp1,8 miliar karena satu PSK dapat melayani 2- 3 pelanggan setiap hari. Tersangka SU mengatakan, dirinya menjalankan bisnis esek-esek ini selama 1,5 tahun. Untuk anak buahnya sendiri didapat dari teman-temannya. ”Kebanyakan mereka yang meminta sendiri. Saya hanya membawa dan menawarkan,” ucapnya.
Kasubdit Remaja, Anak, dan Wanita (Renakta) Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Suparmo menuturkan, mucikari ini menjajakan PSK secara terang-terangan di lokasi. Modus operandinya, para PSK ditaruh di mobil yang diparkir di pinggir jalan, kemudian ditawarkan kepada para pengendara maupun pejalan kaki. ”Cewek-cewek ini ditawarkan di situ nanti ada sales biasanya orang-orang di situ atau tukang ojek,” ujarnya.
Pria hidung belang yang tertarik akan digiring ke dalam mobil tempat di mana para PSK itu disimpan. Ada lima unit mobil berisi para PSK yang siap memberikan jasanya kepada konsumen. ”Cewek-ceweknya ini sudah bersolek. Nanti dipilih sama konsumen. Kalau kepilih , nanti dibayar di tempat,” ucapnya.
Para PSK ini setiap bulannya mendapatkan uang makeup sebesar Rp150.000 dari mucikari. Gaji mereka dibayarkan tiap bulan tergantung berapa banyak pria hidung belang yang dilayaninya. ”Satu kali main PSK dapat Rp115.000 tinggal dikalikan berapa kali dia main sebulannya itu. Sedangkan sales -nya diberi komisi Rp100.000,” ujarnya.
Sementara itu, pengamat sosial dan budaya Universitas Indonesia Devie Rahmawati menilai layaknya bisnis pada umumnya, bisnis prostitusi melakukan inovasi. Hal itu dilakukan karena pelaku bisnis bawah tanah tidak ingin kalah saing dan tidak tergusur oleh modus lain. ”Ini semacam perang door to door . Mereka juga melakukan inovasi layaknya bisnis umumnya,” katanya.
Terlebih saat ini banyak pemimpin daerah yang sangat peduli dengan isu prostitusi dan membuat kebijakan tegas dengan menutup lokasi prostitusi sehingga pelakunya kalang kabut dan terpaksa berinovasi. ”Semua dilakukan dengan tujuan mendekatkan dengan pelanggan,” ujarnya.
Helmi syarif/ R ratna purnama
(ftr)