Spiral Kekerasan Orientasi Siswa Baru yang Terus Berulang

Selasa, 04 Agustus 2015 - 08:43 WIB
Spiral Kekerasan Orientasi Siswa Baru yang Terus Berulang
Spiral Kekerasan Orientasi Siswa Baru yang Terus Berulang
A A A
Kematian siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Flora di Bekasi, Evan Christopher Situmorang (12) setelah mengikuti masa orientasi siswa (MOS) menambah panjang daftar aksi kekerasan yang terjadi dalam masa pengenalan siswa baru baik itu bernama MOS maupun Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) di Perguruan Tinggi.

KASUS KEKERASAN OSPEK

3 Mar 2000 Ery Rahman (Siswa STPDN) Meninggal di RS Al-Islam Bandung setelah dihukum fisik oleh senior

31 Agt 2001 Donny Maharaja (Mahasiswa Universitas Gunadarma) Dipukul seniornya dalam kegiatan Ospek
EM Valley Nur (Mahasiswa UNiversitas Padjajaran) Meninggal saat mengikuti studi pengenalan lapangan di Cileungsi, Bogor

2 Nov 2002 Wahyu Hidayat (Praja STPDN) Meninggal akibat dianiaya seniornya karena lalai menjalankan kegiatan ekstrakurikuler

3 Sept 2003 Cliff Muntu (Praja STPDN) Meninggal karena dianiaya sejumlah seniornya

12 Mei 2008 Dwiyanto Wisnu Nugroho (Mahasiswa ITB) Meninggal saat mengikuti ‘long march’ pelantikan anggota baru ikatan mahasiswa Geodesi ITB

12 Okt 2013 Fikri Dolas Mantya (Mahasiswa ITN Malang) Meninggal diduga karena kekerasan saat mengikuti masa orientasi mahasiswa baru

3 Apr 2007 Agung Bastian Gultom (Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) Meninggal setelah dianiaya seniornya

17 Jul 2012 Erfin Juniayanto alias Mulyono, 19, siswa Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Tangerang, tewas setelah dua hari mengikuti Diklat Orientasi Pembelajaran (DOP) atau semacam Ospek (Orientasi Pengenalan Kampus)

MOS MAUT

15 Juli 2009 Siswa SMA 16 Surabaya Roy Aditya Perkasa (14 tahun) tewas setelah mengikuti Masa Orientasi Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA) di sekolahnya. Roy sebelumnya sempat pingsan, namun nyawanya melayang saat hendak diantarkan ke Rumah Sakit Sutomo, Surabaya.

13 Juli 2011 Seorang siswi baru Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Amanda Putri Lubis meninggal, Rabu (13/7) dinihari setelah setelah mengeluh sesak napas usai mengikuti masa orientasi di sekolahnya.

2012 Muhamad Rajib, seorang siswa Sekolah Pelayaran Menengah Pembangunan di Jakarta meninggal dunia setelah jalan kaki sejauh lima kilometer pada saat mengikuti MOS.

29 Juli 2015 Febriyanti Safitri (12), mengembuskan napas terakhir saat mengikuti masa orientasi peserta didik (MOPD) di SMP PGRI Gadog, Megamendung, Kabupaten Bogor.

30 Juli 2015 Evan Christoper Situmorang (12) pelajar SMP Flora di Bekasi tewas diduga kelelahan usai mengikuti MOS di sekolah.

1 . SEJARAH OSPEK

*Sejumlah versi menyebutkan kegiatan
*Mayoritas mahasiswa di Cambridge datang dari keluarga terhormat, sehingga sulit untuk diatur dan cenderung bertindak seenaknya
*Merasa memiliki kekuatan, para senior membuat aturan setiap mahasiswa baru harus diplonco. Tujuannya agar para junior hormat.
* Di Indonesia sendiri dikabarkan tradisi Ospek dimulai sekitar tahun 1950-an.
* sekitar tahun 1950-an. Versi lain menyebutkan Ospek di Indonesia sudah ada sejak zaman kolonial tepatnya di STOVIA atau Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (1898-1927).
* Tradisi Ospek kemudian terus berlanjut pada masa Geneeskundinge Hooge School (GHS) atau Sekolah Tinggi Kedokteran (1927-1942). Sekarang STOVIA dan GHS menjadi FKUI Salemba.
* Dalam perkembangan Ospek seakan menjadi menu wajib yang harus dilahap para mahasiswa baru, walaupun tidak semua kampus masih mempertahankannya.
*Ospek bahkan menjalar sampai tingkat SMA dan SMA. Terkadang dilakukan oleh kakak kelas tanpa diketahui pihak sekolah.

2 . TUJUAN OSPEK

*Mengenal dan memahami lingkungan kampus sebagai suatu lingkungan akademis serta memahami mekanisme yang berlaku di dalamnya.
* Menambah wawasan mahasiswa baru dalam penggunaan sarana akademik yang tersedia di kampus secara maksimal.
* Memberikan pemahaman awal tentang wacana kebangsaan serta pendidikan yang mencerdaskan berdasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan.
* Mempersiapkan mahasiswa agar mampu belajar di Perguruan Tinggi serta mematuhi dan melaksanakan norma-norma yang berlaku di kampus, khususnya yang terkait dengan Kode Etik dan Tata Tertib Mahasiswa.
* Menumbuhkan rasa persaudaraan kemanusiaan di kalangan civitas akademika dalam rangka menciptakan lingkungan kampus yang nyaman, tertib, dan dinamis
*Menumbuhkan kesadaran mahasiswa baru akan tanggungjawab akademik dan sosialnya sebagaimana tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi

3 . TUJUAN MOS

Mengingatkan siswa sesuatu yang baru
Menjadi warga sekolah yang baru akan mengingatkan siswa kepada hal-hal baru. Semangat dan cara belajar, seragam sekolah, lingkungan sekolah, auturan dan tata tertib yang baru, termasuk cara bersikap dan bertingkah laku di sekolah baru.

Mengenalkan siswa pada lingkungan baru
Siswa baru perlu mengenal semua lingkungan baru di sekolah. Dengan mengenal lingkungan ini, siswa akan bersemangat untuk belajar.

Mengarahkan siswa pada program dan cara belajar
Di sekolah baru siswa akan mengalami program dan cara belajar yang baru. Pengarahan ini bertujuan agar siswa dapat memulai belajar dengan penuh semangat untuk meraih prestasi belajar yang baik.

PERKEMBANGAN KURIKULUM INDONESIA

1947 Rencana Pelajaran dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai
1964 Rencana Pendididikan Sekolah Dasar
1968 Kurikulum Sekolah Dasar
1973 Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP)
1975 Kurikulum Sekolah Dasar
1984 Kurikulum 1984
1994 Kurikulum 1994
1997 Revisi Kurikulum 1994
2004 Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
2013 Kurikulum 2013

HAL-HAL TIDAK PENTING DI OSPEK/MOS

*Bawa Barang Aneh-aneh
*Hukuman Fisik
*Penindasan Verbal
*Melakukan hal aneh-aneh

KEKELIRUAN OSPEK/MOS

1. Identik dengan pemborosan
Ketika masa-masa orientasi, siswa dan mahasiswa baru banyak direpotkan untuk melengkapi atribut-atribut tidak perlu, nyleneh, dan aneh. Apa perlunya menggunakan petai sebagai dasi? Permen menjadi gelang, dll. Ini semua menanamkan bibit pemborosan.

2. Identik dengan kekerasan
Banyak yang telah menjadi korban bahkan berujung kematian akibat kegiatan orientasi yang tidak mendidik. Kegiatan orientasi selama ini diidentikkan dangan ajang perploncoan, kekerasan, menyuburkan benih bullying dan pengelompokan (gank) dan lain sebagainya.

3. Identik dengan senioritas
Ada beberapa peraturan sepihak yang diberlakukan saat kegiatan orientasi yang banyak merugikan dan harus dijalani siswa atau mahasiswa baru. Aturan ini antara lain, senior tidak pernah salah dan yunior harus mematuhi segala perintah seniornya.

4. Budaya penjajah

Kegiatan orientasi pada dasarnya sebagai upaya menanam kedisiplinan dengan menerapkan beragam hukuman dan bentakan sebagai bentuk militerisme kampus atau sekolah secara sadar atau tidak telah menanamkan budaya feodal atau mental penjajah.

5. Menyisakan trauma pskologis
Tidak sedikit juga para siswa atau mahasiswa yang mengalami trauma psikologis setelah mengikuti kegiatan orientasi semacam ini. Sebab, setiap orang memiliki kerentanan psikologis yang berbedabeda, sehingga hukuman serampangan atau perlakuan menekan mental pada saat MOS atau OSPEK dapat menimbulkan suatu trauma tersendiri bagi beberapa orang.
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6214 seconds (0.1#10.140)