Muhammadiyah Motor Kemajuan Bangsa
A
A
A
MAKASSAR - Muktamar ke-47 Muhammadiyah yang resmi dibuka kemarin diharapkan menjadi tonggak guna mengokohkan upaya memajukan bangsa Indonesia. Muhammadiyah sebagai organisasi, juga dituntut bisa menjawab dan menjadi jawaban atas berbagai permasalahan bangsa.
Harapan itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Lapangan Karebosi Makassar, Sulawesi Selatan, kemarin. Menurut Jokowi, Muhammadiyah dengan mengusung dakwah Islam yang berkemajuan harus bisa menjadi motor pembaharuan bangsa.
”Saya menyambut baik tema muktamar yang sangat relevan dengan kondisi saat Indonesia ini. Mencerminkan gerakan perubahan untuk menjadikan umat yang terbaik, transformatif menuju kemajuan bangsa,” ujar Jokowi.
Sejumlah tokoh turut menghadiri pembukaan muktamar kemarin, antara lain Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, serta Ketua DPD Irman Gusman. Dari kalangan menteri Kabinet Kerja antara lain Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhy Purdjiatno, Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pendaya-gunaan Aparatur Negara dan Reformasi Biro-krasi Yuddy Chrisnandi, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek.
Jokowi berharap tema ”Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan” kali ini bisa diresapi jamaah Muhammadiyah pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam menghadapi tantangan ke depan. ”Tantangan ke depan tidak mudah, kita masih dihadapkan pada kemiskinan, ketertinggalan, ketimpangan, serta ketidakadilan,” ungkap Jokowi.
Selain itu, Jokowi menerangkan masih ada tantangan mencakup kejahatan luar biasa seperti korupsi, dan narkoba. Tantangan lain yang juga perlu mendapatkan perhatian adalah menghadapi persaingan pasar bebas di mana masyarakat harus bersaing dengan kekuatan-kekuatan raksasa dunia. ”Geopolitik dunia yang menuntut kita semua berkembang dan berubah,” kata Jokowi.
Di tengah sejumlah tantangan itu, mantan gubernur DKI Jakarta itu berharap agar Muhammadiyah bisa bersama-sama membangun Islam yang rahmatan lil aalamin atau memberikan kedamaian dan manfaat bagi alam semesta. Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang berwawasan kemajuan, juga diimbau tetap melanjutkan peran sejarahnya menjadi pembawa misi pergerakan untuk menjawab tantangan.
”Jadikan umat Islam yang berkemajuan, sebagai motor pembaruan pemahaman keagamaan yang rasional. Terbuka membangun ilmu pengetahuan namun moderat, yang sejuk teduh dan berkeadaban,” katanya. Menag menilai bangsa Indonesia banyak memiliki utang budi kepada Muhammadiyah yang dengan kemampuan mandiri melayani masyarakat di berbagai bidang kehidupan. ”Tentu pemerintah sangat bersyukur, kontribusi Muhammadiyah selama ini yang luar biasa,” ucap Lukman.
Peran yang telah dilakukan Muhammadiyah dapat menjadi contoh bagi lembaga-lembaga lain untuk melakukan hal serupa. ”Muktamar ini bisa menjadi teladan bukan hanya bagi organisasi Islam, tapi pada umumnya bahkan organisasi lainnya yang ada,” tandasnya.
Lukman menambahkan, hingga dibukanya muktamar, dirinya melihat prosesnya berjalan dengan baik, khidmat dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai musyawarah serta berkeadaban. ”Ini yang menurut saya kita bisa belajar banyak,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengajak muktamirin mengikuti proses muktamar dengan santun agar menjadi teladan. Persaingan sengit yang menjurus intrik dan cara culas, menurutnya, harus dihindari dengan lebih mengedepankan rasa kekeluargaan dalam bermusyawarah hingga menghasilkan putusan.
”Saya berpesan, agar Muktamar ke-47 Muhammadiyah serta Muktamar 1 Abad Aisiyah ini kita jadikan sebagai muktamar yang lancar, berkualitas, elegan, dan bermartabat,” pinta Din. Dinyangakanmengakhirijabatannya selama dua periode berturut-turut itu berpesan agar semua pihak menyikapi muktamar sebagai ajang silaturahmi di antara keluarga besar Muhammadiyah.
”Kita menjalin temali hati, dari seluruh keluarga besar Muhammadiyah dan simpatisannya yang datang dari berbagai latar belakang, baik suku, profesi. Yang tidak lain semata-mata untuk mencari rida Allah SWT,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Din juga mengingatkan kembali tentang usulan tiga tokoh Muhammadiyah yang ikut serta dalam membantu Kemerdekaan Republik Indonesia untuk mendapat penganugerahan tanda jasa sebagai Pahlawan Nasional Republik Indonesia.
Tiga nama itu adalah Abdoel Kahar Moezakkir, Ki Bagoes Hadikoesoemo, dan Kasman Singedimedjo. Ketiga nama itu, menurut Din, merupakan pejuang Tanah Air yang jasanya sangat membantu negara mendapat pengakuan dari dunia.
Usulan pernah diusulkan pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. ”Hari ini di depan ratusan ribu kader Muhammadiyah di seluruh Indonesia menyaksikan, bahwa tiga nama tersebut kembali diingatkan kepada Pak Jokowi,” kata Din.
Ketua DPD Irman Gusman mengatakan, dirinya siap mendiskusikan usulan dari Din Syamsudin ke Presiden. ”Tidak gampang semuanya harus melalui tahap, dan pastinya Presiden punya penilaian tentang hal itu,” singkatnya.
Sementara itu, agenda muktamar telah menyelesaikan proses sidang tanwir dan memasuki tahap akhir untuk memilih ketua umum Pengurus Pusat Muhammadiyah yang baru. Sidang telah memilih 39 nama calon formatur pimpinan PP Muhammadiyah.
Nantinya akan ditetapkan 13 formatur yang bertugas memilih sejumlah individu untuk memimpin Muhammadiyah, termasuk posisi ketua umum. Dari peraturan internal, formatur diperbolehkan memilih siapa saja menjadi pimpinan Muhammadiyah, meskipun di luar 13 nama formatur.
Namun demikian, peluang bagi individu di luar 13 nama itu sangat kecil untuk menjadi ketua umum Muhammadiyah ke depan.
Dian ramdhani/ Anwar majid
Harapan itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Lapangan Karebosi Makassar, Sulawesi Selatan, kemarin. Menurut Jokowi, Muhammadiyah dengan mengusung dakwah Islam yang berkemajuan harus bisa menjadi motor pembaharuan bangsa.
”Saya menyambut baik tema muktamar yang sangat relevan dengan kondisi saat Indonesia ini. Mencerminkan gerakan perubahan untuk menjadikan umat yang terbaik, transformatif menuju kemajuan bangsa,” ujar Jokowi.
Sejumlah tokoh turut menghadiri pembukaan muktamar kemarin, antara lain Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, serta Ketua DPD Irman Gusman. Dari kalangan menteri Kabinet Kerja antara lain Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhy Purdjiatno, Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pendaya-gunaan Aparatur Negara dan Reformasi Biro-krasi Yuddy Chrisnandi, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek.
Jokowi berharap tema ”Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan” kali ini bisa diresapi jamaah Muhammadiyah pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam menghadapi tantangan ke depan. ”Tantangan ke depan tidak mudah, kita masih dihadapkan pada kemiskinan, ketertinggalan, ketimpangan, serta ketidakadilan,” ungkap Jokowi.
Selain itu, Jokowi menerangkan masih ada tantangan mencakup kejahatan luar biasa seperti korupsi, dan narkoba. Tantangan lain yang juga perlu mendapatkan perhatian adalah menghadapi persaingan pasar bebas di mana masyarakat harus bersaing dengan kekuatan-kekuatan raksasa dunia. ”Geopolitik dunia yang menuntut kita semua berkembang dan berubah,” kata Jokowi.
Di tengah sejumlah tantangan itu, mantan gubernur DKI Jakarta itu berharap agar Muhammadiyah bisa bersama-sama membangun Islam yang rahmatan lil aalamin atau memberikan kedamaian dan manfaat bagi alam semesta. Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang berwawasan kemajuan, juga diimbau tetap melanjutkan peran sejarahnya menjadi pembawa misi pergerakan untuk menjawab tantangan.
”Jadikan umat Islam yang berkemajuan, sebagai motor pembaruan pemahaman keagamaan yang rasional. Terbuka membangun ilmu pengetahuan namun moderat, yang sejuk teduh dan berkeadaban,” katanya. Menag menilai bangsa Indonesia banyak memiliki utang budi kepada Muhammadiyah yang dengan kemampuan mandiri melayani masyarakat di berbagai bidang kehidupan. ”Tentu pemerintah sangat bersyukur, kontribusi Muhammadiyah selama ini yang luar biasa,” ucap Lukman.
Peran yang telah dilakukan Muhammadiyah dapat menjadi contoh bagi lembaga-lembaga lain untuk melakukan hal serupa. ”Muktamar ini bisa menjadi teladan bukan hanya bagi organisasi Islam, tapi pada umumnya bahkan organisasi lainnya yang ada,” tandasnya.
Lukman menambahkan, hingga dibukanya muktamar, dirinya melihat prosesnya berjalan dengan baik, khidmat dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai musyawarah serta berkeadaban. ”Ini yang menurut saya kita bisa belajar banyak,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengajak muktamirin mengikuti proses muktamar dengan santun agar menjadi teladan. Persaingan sengit yang menjurus intrik dan cara culas, menurutnya, harus dihindari dengan lebih mengedepankan rasa kekeluargaan dalam bermusyawarah hingga menghasilkan putusan.
”Saya berpesan, agar Muktamar ke-47 Muhammadiyah serta Muktamar 1 Abad Aisiyah ini kita jadikan sebagai muktamar yang lancar, berkualitas, elegan, dan bermartabat,” pinta Din. Dinyangakanmengakhirijabatannya selama dua periode berturut-turut itu berpesan agar semua pihak menyikapi muktamar sebagai ajang silaturahmi di antara keluarga besar Muhammadiyah.
”Kita menjalin temali hati, dari seluruh keluarga besar Muhammadiyah dan simpatisannya yang datang dari berbagai latar belakang, baik suku, profesi. Yang tidak lain semata-mata untuk mencari rida Allah SWT,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Din juga mengingatkan kembali tentang usulan tiga tokoh Muhammadiyah yang ikut serta dalam membantu Kemerdekaan Republik Indonesia untuk mendapat penganugerahan tanda jasa sebagai Pahlawan Nasional Republik Indonesia.
Tiga nama itu adalah Abdoel Kahar Moezakkir, Ki Bagoes Hadikoesoemo, dan Kasman Singedimedjo. Ketiga nama itu, menurut Din, merupakan pejuang Tanah Air yang jasanya sangat membantu negara mendapat pengakuan dari dunia.
Usulan pernah diusulkan pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. ”Hari ini di depan ratusan ribu kader Muhammadiyah di seluruh Indonesia menyaksikan, bahwa tiga nama tersebut kembali diingatkan kepada Pak Jokowi,” kata Din.
Ketua DPD Irman Gusman mengatakan, dirinya siap mendiskusikan usulan dari Din Syamsudin ke Presiden. ”Tidak gampang semuanya harus melalui tahap, dan pastinya Presiden punya penilaian tentang hal itu,” singkatnya.
Sementara itu, agenda muktamar telah menyelesaikan proses sidang tanwir dan memasuki tahap akhir untuk memilih ketua umum Pengurus Pusat Muhammadiyah yang baru. Sidang telah memilih 39 nama calon formatur pimpinan PP Muhammadiyah.
Nantinya akan ditetapkan 13 formatur yang bertugas memilih sejumlah individu untuk memimpin Muhammadiyah, termasuk posisi ketua umum. Dari peraturan internal, formatur diperbolehkan memilih siapa saja menjadi pimpinan Muhammadiyah, meskipun di luar 13 nama formatur.
Namun demikian, peluang bagi individu di luar 13 nama itu sangat kecil untuk menjadi ketua umum Muhammadiyah ke depan.
Dian ramdhani/ Anwar majid
(ftr)