Kue Jajanan Naik Kasta
A
A
A
Masih ingatkah dengan jajanan sekolah dulu? Seperti kue cubit, gulali, rambut nenek, pancong, kue ape, surabi, leker, dan lainlainnya? Akhir-akhir ini jajanan tradisional ini kembali populer dengan penyesuaian rasa baru yang lebih nikmat.
Kue-kue jajanan ini tidak lagi standar dengan rasa vanila dengan taburan meises atau keju seperti biasa. Kini makanan tersebut hadir dengan rasa baru seperti green tea, redvel vet, nutella, dan variasi topping yang beragam. Entah siapa yang memulainya, namun hasil olahan baru ini meningkatkan kreativitas dan inovasi masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang penikmat sejati kuliner Indonesia.
Olahan rasa terhadap kue-kue jajanan sekolah tersebut membuat fenomena tersendiri terhadap kuliner di Indonesia, terutama di kalangan anak muda. Bagaimana bisa? Kue cubit, kue pancong, surabi yang dulunya di pinggiran jalan sekolah sekarang naik kasta mulai masuk kafe-kafe ternama dengan harga yang lumayan.
Perubahan rasa ini tentu saja menarik bagi kalangan anak muda. Selain warnanya menarik mata, rasanya pun tidak kalah nikmatnya dengan makanan dessertyang biasanya ditawarkan di kafe-kafe. Tanpa menghilangkan keaslian kuenya, transformasi jajanan seperti kue cubit, kue ape, surabi, dan leker dibuat sedemikian rupa oleh para inventor dengan konsep kekinian.
Konsep kekinian yang dibawa para inventor diolah dengan rasa-rasa yang biasanya tidak terpikirkan untuk mengolahnya bersamanya. Kita dapat mengambil contoh kue cubit dengan rasa taro, bubble gum, red velvet, green tea, black forrest, cokelat, stroberi dan lain-lainnya.
Selain itu terdapat banyak pilihan toppingyang ikut menemani, yakni nutella, Toblerone, Kit-kat cokelat dan green tea, rice crispy, marshmallow, Oreo, Twister, wafer, dan lain-lainnya. Kombinasi ini tentu menarik indra penglihatan dan indra perasa. Rasa dan topping yang ditawarkan bukanlah bahan yang dapat dengan mudah dan murah untuk didapatkannya.
Karena itu, sekarang ini para penikmat harga yang ditawarkan kue cubit pun sudah cukup mahal. Menurut pemilik Toko Cubite yang sudah memiliki outletdi Kelapa Gading, Harapan Indah, Meruya, Serpong, dan Cibubur ini, konsep kue cubit yang sudah menarik dari segi plating dapat menaikkan harga menjadi dua kali lipat.
Tidak hanya kue cubit, kue pancongpun mulai menarik, seperti toko Pancong Lava di Kota Depok sangat menarik kalangan muda anak Depok. Jajanan-jajanan yang naik kasta ini merupakan fenomena yang unik bagi kuliner Indonesia. Keunikan dan keberanian dalam mencoba hal yang baru merupakan kunci utama dalam perkembangan kue cubit yang terus berinovasi.
Setiap inovasi yang muncul membuat hasrat para penikmat kuliner Indonesia semakin penasaran atas rasa terbaru, bahan terbaru yang akan digunakan. Inovasi yang diusung kalangan muda Indonesia ini terus mengembangkan ide-ide baru dalam makanan sehingga kata mandek ide bukanlah opsi mereka.
Selain keunikan dan keberanian terdapat faktor lain yang menjadikan fenomena ini semakin marak di Indonesia, yakni hasil foto makanan di media sosial. Warna yang mencolok dengan berbagai toppingyang tidak pernah dipikirkan sebelumnya menjadi daya tarik para likersdi Path, Instagram, Snapchat, dan lain-lainnya sehingga menjadi inspirasi bagi orang sekitar.
Media sosial pun menjadi platfromyang baik untuk pemasaran atau pengembangan ide yang baik bagi produsen. Peminat kue cubit datang dari berbagai kalangan dari anak sekolahan hingga ibu-ibu rumah tangga. Menurut beberapa pemilik toko kue cubit, anak sekolahan lebih menyukai kue cubit yang setengah matang, sedangkan ibu-ibu rumah tangga lebih menyukai pilihan kue cubit yang matang.
Mehran Ilma
Kue-kue jajanan ini tidak lagi standar dengan rasa vanila dengan taburan meises atau keju seperti biasa. Kini makanan tersebut hadir dengan rasa baru seperti green tea, redvel vet, nutella, dan variasi topping yang beragam. Entah siapa yang memulainya, namun hasil olahan baru ini meningkatkan kreativitas dan inovasi masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang penikmat sejati kuliner Indonesia.
Olahan rasa terhadap kue-kue jajanan sekolah tersebut membuat fenomena tersendiri terhadap kuliner di Indonesia, terutama di kalangan anak muda. Bagaimana bisa? Kue cubit, kue pancong, surabi yang dulunya di pinggiran jalan sekolah sekarang naik kasta mulai masuk kafe-kafe ternama dengan harga yang lumayan.
Perubahan rasa ini tentu saja menarik bagi kalangan anak muda. Selain warnanya menarik mata, rasanya pun tidak kalah nikmatnya dengan makanan dessertyang biasanya ditawarkan di kafe-kafe. Tanpa menghilangkan keaslian kuenya, transformasi jajanan seperti kue cubit, kue ape, surabi, dan leker dibuat sedemikian rupa oleh para inventor dengan konsep kekinian.
Konsep kekinian yang dibawa para inventor diolah dengan rasa-rasa yang biasanya tidak terpikirkan untuk mengolahnya bersamanya. Kita dapat mengambil contoh kue cubit dengan rasa taro, bubble gum, red velvet, green tea, black forrest, cokelat, stroberi dan lain-lainnya.
Selain itu terdapat banyak pilihan toppingyang ikut menemani, yakni nutella, Toblerone, Kit-kat cokelat dan green tea, rice crispy, marshmallow, Oreo, Twister, wafer, dan lain-lainnya. Kombinasi ini tentu menarik indra penglihatan dan indra perasa. Rasa dan topping yang ditawarkan bukanlah bahan yang dapat dengan mudah dan murah untuk didapatkannya.
Karena itu, sekarang ini para penikmat harga yang ditawarkan kue cubit pun sudah cukup mahal. Menurut pemilik Toko Cubite yang sudah memiliki outletdi Kelapa Gading, Harapan Indah, Meruya, Serpong, dan Cibubur ini, konsep kue cubit yang sudah menarik dari segi plating dapat menaikkan harga menjadi dua kali lipat.
Tidak hanya kue cubit, kue pancongpun mulai menarik, seperti toko Pancong Lava di Kota Depok sangat menarik kalangan muda anak Depok. Jajanan-jajanan yang naik kasta ini merupakan fenomena yang unik bagi kuliner Indonesia. Keunikan dan keberanian dalam mencoba hal yang baru merupakan kunci utama dalam perkembangan kue cubit yang terus berinovasi.
Setiap inovasi yang muncul membuat hasrat para penikmat kuliner Indonesia semakin penasaran atas rasa terbaru, bahan terbaru yang akan digunakan. Inovasi yang diusung kalangan muda Indonesia ini terus mengembangkan ide-ide baru dalam makanan sehingga kata mandek ide bukanlah opsi mereka.
Selain keunikan dan keberanian terdapat faktor lain yang menjadikan fenomena ini semakin marak di Indonesia, yakni hasil foto makanan di media sosial. Warna yang mencolok dengan berbagai toppingyang tidak pernah dipikirkan sebelumnya menjadi daya tarik para likersdi Path, Instagram, Snapchat, dan lain-lainnya sehingga menjadi inspirasi bagi orang sekitar.
Media sosial pun menjadi platfromyang baik untuk pemasaran atau pengembangan ide yang baik bagi produsen. Peminat kue cubit datang dari berbagai kalangan dari anak sekolahan hingga ibu-ibu rumah tangga. Menurut beberapa pemilik toko kue cubit, anak sekolahan lebih menyukai kue cubit yang setengah matang, sedangkan ibu-ibu rumah tangga lebih menyukai pilihan kue cubit yang matang.
Mehran Ilma
(bbg)