Fenomena Calon Tunggal, Mendagri Sebut Telah Hubungi Elit Parpol
A
A
A
JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyatakan optimis syarat Undang-undang Pilkada dan tahapannya bakal dipenuhi oleh 11 daerah yang baru memiliki satu calon kepala daerah.
Dikatakan, dirinya telah menghubungi beberapa elite partai politik di sejumlah daerah guna memastikan adanya calon kepala daerah yang maju bertarung dalam Pilkada serentak tahun 2015.
"Komunikasi dengan partai politik sampai dengan malam ini saya masih optimis, mudah-mudahan tahap kedua pendaftaran sebagaimana kebijakan KPU, 11 daerah itu bisa meloloskan pasangan calon," kata Tjahjo seusai menyambangi Kantor MNC Media, Jakarta, Rabu (29/7/2015) malam.
Tjahjo mengatakan, 12 partai politik juga ikut bertanggung jawab atas munculnya calon tunggal dalam Pilkada 2015 di 11 daerah tersebut.
Ia menilai, munculnya calon tunggal bisa disebabkan lantaran kompromi politik antar partai di suatu daerah belum usai.
"Saya kira pasti akan ada calon. Saya tanya pimpinan partai di sana, tinggal tunggu waktu saja. Mungkin bisa saja strategi partai untuk melihat kondisi. Atau kompromi politilnya belum selesai," pungkasnya.
Dikatakan, dirinya telah menghubungi beberapa elite partai politik di sejumlah daerah guna memastikan adanya calon kepala daerah yang maju bertarung dalam Pilkada serentak tahun 2015.
"Komunikasi dengan partai politik sampai dengan malam ini saya masih optimis, mudah-mudahan tahap kedua pendaftaran sebagaimana kebijakan KPU, 11 daerah itu bisa meloloskan pasangan calon," kata Tjahjo seusai menyambangi Kantor MNC Media, Jakarta, Rabu (29/7/2015) malam.
Tjahjo mengatakan, 12 partai politik juga ikut bertanggung jawab atas munculnya calon tunggal dalam Pilkada 2015 di 11 daerah tersebut.
Ia menilai, munculnya calon tunggal bisa disebabkan lantaran kompromi politik antar partai di suatu daerah belum usai.
"Saya kira pasti akan ada calon. Saya tanya pimpinan partai di sana, tinggal tunggu waktu saja. Mungkin bisa saja strategi partai untuk melihat kondisi. Atau kompromi politilnya belum selesai," pungkasnya.
(nag)