Tradisi Urbanisasi Pasca Idul Fitri
A
A
A
Bintang Agung Adhi Pradana
Mahasiswa Jurusan Sastra Prancis, Anggota Departemen Penulisan Kelompok Studi Mahasiswa Eka Prasetya
Indonesia merupakan negara multikultural yang beberapa kebudayaannya terkenal di mata dunia.
Tak heran apabila masyarakat Indonesia masih memegang keras nilai leluhur demi melestarikan kebudayaan- kebudayaan tersebut. Seiring banyaknya tradisi di Indonesia bahkan ada beberapa kebiasaan di Indonesia yang telah menjadi tradisi.
Menjelang Idul Fitri, muslim di Indonesia akan melakukan suatu aktifitas yang disebut mudik. Mudik merupakan suatu kegiatan ”pulang kampung” untuk menjumpai sanak saudara.
Mudik sudah menjadi kegiatan tahunan masyarakat Indonesia menjelang hari raya Idul Fitri, beberapa program televisi bahkan memberikan siaran seputar arus mudik demi kebutuhan masyarakat untuk mengetahui titik-titik rawan kemacetan sepanjang jalur mudik.
Salah satu tradisi lain yang juga erat kaitannya dengan mudik yaitu ”urbanisasi”. Urbanisasi pasca Idul Fitri akan selalu meningkat pergerakannya dari tahun ke tahun. Urbanisasi merupakan permasalahan sosial yang cukup berarti bagi beberapa perkotaan besar di Indonesia terutama ibukota Jakarta.
Populasi di ibukota akan semakin padat atau bahkan akan terjadi ledakan penduduk akibat banyaknya masyarakat yang melakukan urbanisasi. Para pelaku urbanisasi beralasan bahwa mereka ingin mencari pekerjaan yang layak, upah yang menggiurkan, lapangan pekerjaan yang memadai di ibukota Akibatnya pasca Idul Fitri, kota - kota besar akan mendapat pasokan ”manusia” yang lebih banyak.
Tentu hal tersebut akan memberikan dampak buruk apabila terus dibiarkan. Belum lagi mereka yang melakukan urbanisasi tidak memiliki keahlian tertentu sehingga keberadaannya di kota hanya akan membuat kota - kota besar semakin padat Alasan mendasar para pelaku urbanisasi ini adalah lapangan pekerjaan.
oleh karena itu pemerintah Indonesia dalam hal ini kementerian-kementerian terkait harus segera tindak cepat dalam mengatasi tradisi urbanisasi tersebut. Pemerataan lapangan pekerjaan dan pemberian upah yang setimpal merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Tidak terbayangkan apabila pasca Idul Fitri setiap tahunnya populasi kota-kota besar akan selalu padat. Apabila tradisi urbanisasiini terus berjalan tentu akan menambah permasalahan Indonesia semakin kompleks. Sumber daya manusia yang belum terlatih akan berdampak pada tingginya tingkat pengangguran di perkotaan bahkan akan meningkatnya tingkat kriminalitas di perkotaan.
Tradisi urbanisasi tersebut tidak perlu mendapat pelestarian seperti tradisi-tradisi lainnya di Indonesia, namun tradisi urbanisasi tersebut perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah untuk dapat ditemukan solusi untuk mengatasi pola pikir pelaku urbanisasi pasca Idul Fitri.
Mahasiswa Jurusan Sastra Prancis, Anggota Departemen Penulisan Kelompok Studi Mahasiswa Eka Prasetya
Indonesia merupakan negara multikultural yang beberapa kebudayaannya terkenal di mata dunia.
Tak heran apabila masyarakat Indonesia masih memegang keras nilai leluhur demi melestarikan kebudayaan- kebudayaan tersebut. Seiring banyaknya tradisi di Indonesia bahkan ada beberapa kebiasaan di Indonesia yang telah menjadi tradisi.
Menjelang Idul Fitri, muslim di Indonesia akan melakukan suatu aktifitas yang disebut mudik. Mudik merupakan suatu kegiatan ”pulang kampung” untuk menjumpai sanak saudara.
Mudik sudah menjadi kegiatan tahunan masyarakat Indonesia menjelang hari raya Idul Fitri, beberapa program televisi bahkan memberikan siaran seputar arus mudik demi kebutuhan masyarakat untuk mengetahui titik-titik rawan kemacetan sepanjang jalur mudik.
Salah satu tradisi lain yang juga erat kaitannya dengan mudik yaitu ”urbanisasi”. Urbanisasi pasca Idul Fitri akan selalu meningkat pergerakannya dari tahun ke tahun. Urbanisasi merupakan permasalahan sosial yang cukup berarti bagi beberapa perkotaan besar di Indonesia terutama ibukota Jakarta.
Populasi di ibukota akan semakin padat atau bahkan akan terjadi ledakan penduduk akibat banyaknya masyarakat yang melakukan urbanisasi. Para pelaku urbanisasi beralasan bahwa mereka ingin mencari pekerjaan yang layak, upah yang menggiurkan, lapangan pekerjaan yang memadai di ibukota Akibatnya pasca Idul Fitri, kota - kota besar akan mendapat pasokan ”manusia” yang lebih banyak.
Tentu hal tersebut akan memberikan dampak buruk apabila terus dibiarkan. Belum lagi mereka yang melakukan urbanisasi tidak memiliki keahlian tertentu sehingga keberadaannya di kota hanya akan membuat kota - kota besar semakin padat Alasan mendasar para pelaku urbanisasi ini adalah lapangan pekerjaan.
oleh karena itu pemerintah Indonesia dalam hal ini kementerian-kementerian terkait harus segera tindak cepat dalam mengatasi tradisi urbanisasi tersebut. Pemerataan lapangan pekerjaan dan pemberian upah yang setimpal merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Tidak terbayangkan apabila pasca Idul Fitri setiap tahunnya populasi kota-kota besar akan selalu padat. Apabila tradisi urbanisasiini terus berjalan tentu akan menambah permasalahan Indonesia semakin kompleks. Sumber daya manusia yang belum terlatih akan berdampak pada tingginya tingkat pengangguran di perkotaan bahkan akan meningkatnya tingkat kriminalitas di perkotaan.
Tradisi urbanisasi tersebut tidak perlu mendapat pelestarian seperti tradisi-tradisi lainnya di Indonesia, namun tradisi urbanisasi tersebut perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah untuk dapat ditemukan solusi untuk mengatasi pola pikir pelaku urbanisasi pasca Idul Fitri.
(ars)