Calon Diisolasi Dua Hari
A
A
A
JAKARTA - Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) memutuskan mengisolasi 48 calon selama dua hari di Gedung Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Kementerian Kesehatan.
Langkah ini bagian dari ujian untuk mengetahui ketahanan capim KPK terhadap tekanan. ”Kita juga mendesain tes untuk menilik kemampuan mereka jadi pimpinan KPK ke depan sehingga kepribadian mereka yang sudah ada, apakah cocok atau tidak, yang tahan stres, yang tidak agresif kepada teman wartawan atau kolega atau pihak lain di luar KPK,” ungkap anggota Pansel Capim KPK Supra Wimbarti di Jakarta kemarin.
Setelah melewati dua tahap sebelumnya, kemarin 48 capim KPK menghadapi ujian profile assessment yaitu suatu proses untuk mengetahui kemampuan seseorang terhadap suatu kompetensi berdasarkan bukti- bukti. Tes ini pun melibatkan lembaga Quantum HRM Internasional. Rangkaian tes ini dilakukan untuk memenuhi kriteria profil calon pimpinan KPK yang lebih baik. Menurut Supra, ada dua hal yang akan dicari dalam tes ini. Pertama, penggalian karakter pribadi calon pimpinan KPK.
Menurut dia, dalam tes ini akan bisa dilihat karakter pribadi masing- masing ketika dihadapkan pada situasi sulit apakah bisa berpikir jernih atau tidak. Kedua, potensi diri termasuk kecerdasan dalam merespons dengan cepat dan tepat dalam sebuah masalah. ”Kita akan melihat sampel perilaku selama dua hari ini, jadi mereka kita berikan stimulus. Kemampuan mereka akan keluar dari pikir, rasa, dan kekuatan tubuh,” paparnya.
Ketua Pansel Capim KPK Destry Damayanti mengatakan, seleksi ini merupakan seleksi personality dari calon pimpinan KPK. ”Tahap pertama dan kedua itu lebih kepada kemampuan. Kalau tahap ketiga sekarang, itu personality . KPK ke depan banyak tantangan karena pemberantasan korupsi tidak mudah,” ujar Destry.
Dia juga mengatakan, calon pimpinan KPK juga diminta menyerahkan surat pernyataan asli bahwa mereka bersedia profil diri dipublikasikan kepada trackers yang sudah ditunjuk.
Hasyim ashari
Langkah ini bagian dari ujian untuk mengetahui ketahanan capim KPK terhadap tekanan. ”Kita juga mendesain tes untuk menilik kemampuan mereka jadi pimpinan KPK ke depan sehingga kepribadian mereka yang sudah ada, apakah cocok atau tidak, yang tahan stres, yang tidak agresif kepada teman wartawan atau kolega atau pihak lain di luar KPK,” ungkap anggota Pansel Capim KPK Supra Wimbarti di Jakarta kemarin.
Setelah melewati dua tahap sebelumnya, kemarin 48 capim KPK menghadapi ujian profile assessment yaitu suatu proses untuk mengetahui kemampuan seseorang terhadap suatu kompetensi berdasarkan bukti- bukti. Tes ini pun melibatkan lembaga Quantum HRM Internasional. Rangkaian tes ini dilakukan untuk memenuhi kriteria profil calon pimpinan KPK yang lebih baik. Menurut Supra, ada dua hal yang akan dicari dalam tes ini. Pertama, penggalian karakter pribadi calon pimpinan KPK.
Menurut dia, dalam tes ini akan bisa dilihat karakter pribadi masing- masing ketika dihadapkan pada situasi sulit apakah bisa berpikir jernih atau tidak. Kedua, potensi diri termasuk kecerdasan dalam merespons dengan cepat dan tepat dalam sebuah masalah. ”Kita akan melihat sampel perilaku selama dua hari ini, jadi mereka kita berikan stimulus. Kemampuan mereka akan keluar dari pikir, rasa, dan kekuatan tubuh,” paparnya.
Ketua Pansel Capim KPK Destry Damayanti mengatakan, seleksi ini merupakan seleksi personality dari calon pimpinan KPK. ”Tahap pertama dan kedua itu lebih kepada kemampuan. Kalau tahap ketiga sekarang, itu personality . KPK ke depan banyak tantangan karena pemberantasan korupsi tidak mudah,” ujar Destry.
Dia juga mengatakan, calon pimpinan KPK juga diminta menyerahkan surat pernyataan asli bahwa mereka bersedia profil diri dipublikasikan kepada trackers yang sudah ditunjuk.
Hasyim ashari
(ars)