Bantu Para Pengungsi Potensial untuk Menyambung Hidup

Selasa, 28 Juli 2015 - 08:06 WIB
Bantu Para Pengungsi Potensial untuk Menyambung Hidup
Bantu Para Pengungsi Potensial untuk Menyambung Hidup
A A A
Eropa tengah berjuang menghadapi banyaknya pencari suaka yang datang setiap hari dari berbagai negara. Mereka melarikan diri dari negaranya yang dilanda konflik dan berharap dapat hidup dalam kondisi lebih baik di wilayah Eropa.

Sayangnya, karena tidak memiliki izin kerja, tidak sedikit dari mereka yang selama bertahun-tahun hidup tanpa pekerjaan atau sumber penghasilan di negeri orang. Namun, di Austria kepedulian terhadap para imigran ternyata cukup besar. Salah satu contohnya, di Wina, terdapat hotel yang karyawannya merupakan para pejuang suaka. Badan PBB urusan pengungsi, UNHCR, mencatat, pada kuartal pertama 2015, Austria mengalami peningkatan terbesar ketiga dalam jumlah pencari suaka di wilayah Uni Eropa.

Hingga kini sudah terdaftar 370 aplikasi per hari yang mayoritas berasal dari Suriah dan Afghanistan. Hotel Magdas di Wina, Austria, salah satu hotel yang dijalankan organisasi swasta bernama Caritas, mempekerjakan 28 karyawan. Sebanyak 20 di antaranya pengungsi. ”Gedung ini yang sekarang menjadi hotel. Dulunya adalah rumah jompo. Dari dana sumbangan, gedung ini dapat direnovasi dan dilengkapi beberapa furnitur,” ujar Martin Gantner dari Caritas kepada Al Jazeera.

Gantner menambahkan, melalui sumbangan tersebut terkumpul USD76.000 (sekitar Rp1 miliar) yang digunakan untuk membangun hotel. Keuntungan hotel digunakan untuk membayar gaji para karyawan dan melengkapi segala keperluan hotel. ”Aksi ini untuk menolong situasi mengerikan di mana ada pengungsi yang tetap menjadi pengangguran selama bertahun-tahun karena mereka secara hukum tidak bisa bekerja meski beberapa dari mereka sangat berbakat,” ujarnya.

Gantner mencontohkan ada salah satu karyawannya bekas pengungsi yang menguasai tujuh bahasa berbeda. Keahliannya sangat memudahkan para tamu untuk berbicara dalam bahasa negara mereka. ”Bila kita berada di Hotel Madgas, kita dapat mendengar 15 bahasa berbeda dari karyawan. Mereka berasal dari 13 negara berbeda,” tuturnya.

”Saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena memberikan saya kesempatan untuk bisa mendapatkan uang. Bagi pencari suaka, tidak mudah mendapatkan izin untuk bekerja. Butuh waktu lama. Dengan bekerja di hotel ini, saya mendapatkan temanteman baru dan keluarga,” kata Eshan, pengungsi dari Afghanistan. Eshan bahkan bermimpi akan mengumpulkan uang hasil dari bekerjanya selama ini untuk membangun hotel serupa.

Ungkapan bahagia juga disampaikan pengungsi asal Kenya, Jhon Mwene, yang sudah berada di Austria selama bertahun-tahun sebagai pengangguran. Kini ia bisa menyambung hidupnya dengan bekerja meracik minuman. Presiden Caritas Alexander Bodmann mengatakan, pendirian hotel dengan mempekerjakan para pengungsi pencari suaka merupakan bentuk dukungan agar para pengungsi diizinkan bekerja.

Ananda Nararya
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5364 seconds (0.1#10.140)