Polisi Dalami Sindikat Penjual Organ
A
A
A
JAKARTA - Polisi terus mendalami kasus penculikan Shintya Hermawan, 6. Termasuk kemungkinan para penculik merupakan sindikat penjualan organ tubuh manusia.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Mohammad Iqbal mengatakan, saat ini polisi masih menyelidiki kemungkinan ada sindikat tersebut. Dalam melakukan penculikan, pelaku diduga berkelompok. ”Kita menyelidiki itu. Kita menerima semua keterangan, alat bukti, dan semua petunjuk kita kumpulkan. Saat ini tim sedang menyinkronkan, mudah-mudahan dapat terungkap dalam waktu dekat,” katanya kemarin.
Saat ini polisi menyelidiki beberapa kelompok yang diduga ada kaitannya dengan penculikan tersebut. ”Tim sudah masuk ke beberapa kelompok yang diperkirakan ada kaitannya dengan pelaku penculikan,” ujarnya. Terkait pemeriksaan terhadap Shintya, penyidik belum dapat melakukan secara menyeluruh mengingat kondisi psikologis korban harus diperhatikan. Dalam memeriksa korban, polisi juga mengajak psikolog anak.
”Kita sudah mintai keterangan, tapi belum maksimal. Untuk melakukan pemeriksaan terhadap Shintya diperlukan waktu khusus,” ungkapnya. Sampai saat ini korban sempat mengatakan saat diculik dia melihat beberapa orang. Selama di rumah pelaku, dia selalu ditemani orang yang berbeda-beda.
Terkait ancaman pesan singkat (SMS), pihaknya juga telah membentuk tim untuk melacak pelaku pengancaman. ”Tim sudah bergerak untuk menemukan lokasi dan mencari siapa yang mengirim SMS tersebut,” jelasnya. Kepala Unit Reskrim Polsek Kramatjati, Jakarta Timur AKP Bara Libra Sagita menegaskan, sampai saat ini pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap pelaku penculikan.
Segala kemungkinan masih didalami, baik kaitannya penjualan organ atau motif ekonomi seperti meminta tebusan dan sebagainya. ”Saat ini kami masih mengejar pelaku. Kalau sudah tertangkap, baru bisa diketahui motif dari penculikan ini,” sebutnya. Dia berharap dalam waktu dekat ini pelaku bisa ditangkap.
”Saat ini memang tim sedang melakukan pelacakan. Dalam waktu dekat diharapkan ada titik terang dan pelaku bisa kami tangkap,” ucapnya. Sabtu (18/7) lalu Siti Ermawati, 27, pemilik toko aksesoris ponsel di lantai 3 PGC, mengaku kehilangan Shintya, anaknya. Dia bercerita, sebelum hilang, putrinya tidur di kios sekitar pukul 14.00 WIB. Pada pukul 16.30 WIB Shintya terbangun dan makan sekitar 20 menit.
Pada pukul 16.45 WIB Shintya izin mau main ke lantai 3A sendirian. Namun, pada pukul 17.45 WIB, Siti tidak menemukan anaknya itu bermain bersama teman-temannya. Akhirnya Shintya kembali ke rumahnya di Jalan Batu Zamrud, Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur diantar taksi, Selasa (21/7).
Dari hasil penyelidikan, sekitar pukul 05.30 WIB Shintya diantar seorang lakilaki dan di depan Giant Bekasi Barat memberhentikan taksi. Kemudian pria tersebut meminta sopir taksi untuk mengantar Shintya ke PGC. Setelah memberi pengarahan tersebut, laki-laki tersebut memberi uang Rp100.000 kepada sopir taksi untuk segera berangkat.
Setelah penculikan yang menimpa Shintya, Pusat Grosir Cililitan (PGC) meningkatkan patroli keliling. Hal ini dilakukan demi menjaga keamanan yang sudah kondusif sebelumnya. Kepala Customer Relation PGC Maruli mengatakan, sebenarnya keamanan tetap seperti biasa. Hanya, dengan kejadian seperti ini, petugas yang keliling ditingkatkan. Dia menambahkan kasus penculikan baru pertama kali terjadi di PGC.
Helmi syarif/ Ridwansyah
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Mohammad Iqbal mengatakan, saat ini polisi masih menyelidiki kemungkinan ada sindikat tersebut. Dalam melakukan penculikan, pelaku diduga berkelompok. ”Kita menyelidiki itu. Kita menerima semua keterangan, alat bukti, dan semua petunjuk kita kumpulkan. Saat ini tim sedang menyinkronkan, mudah-mudahan dapat terungkap dalam waktu dekat,” katanya kemarin.
Saat ini polisi menyelidiki beberapa kelompok yang diduga ada kaitannya dengan penculikan tersebut. ”Tim sudah masuk ke beberapa kelompok yang diperkirakan ada kaitannya dengan pelaku penculikan,” ujarnya. Terkait pemeriksaan terhadap Shintya, penyidik belum dapat melakukan secara menyeluruh mengingat kondisi psikologis korban harus diperhatikan. Dalam memeriksa korban, polisi juga mengajak psikolog anak.
”Kita sudah mintai keterangan, tapi belum maksimal. Untuk melakukan pemeriksaan terhadap Shintya diperlukan waktu khusus,” ungkapnya. Sampai saat ini korban sempat mengatakan saat diculik dia melihat beberapa orang. Selama di rumah pelaku, dia selalu ditemani orang yang berbeda-beda.
Terkait ancaman pesan singkat (SMS), pihaknya juga telah membentuk tim untuk melacak pelaku pengancaman. ”Tim sudah bergerak untuk menemukan lokasi dan mencari siapa yang mengirim SMS tersebut,” jelasnya. Kepala Unit Reskrim Polsek Kramatjati, Jakarta Timur AKP Bara Libra Sagita menegaskan, sampai saat ini pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap pelaku penculikan.
Segala kemungkinan masih didalami, baik kaitannya penjualan organ atau motif ekonomi seperti meminta tebusan dan sebagainya. ”Saat ini kami masih mengejar pelaku. Kalau sudah tertangkap, baru bisa diketahui motif dari penculikan ini,” sebutnya. Dia berharap dalam waktu dekat ini pelaku bisa ditangkap.
”Saat ini memang tim sedang melakukan pelacakan. Dalam waktu dekat diharapkan ada titik terang dan pelaku bisa kami tangkap,” ucapnya. Sabtu (18/7) lalu Siti Ermawati, 27, pemilik toko aksesoris ponsel di lantai 3 PGC, mengaku kehilangan Shintya, anaknya. Dia bercerita, sebelum hilang, putrinya tidur di kios sekitar pukul 14.00 WIB. Pada pukul 16.30 WIB Shintya terbangun dan makan sekitar 20 menit.
Pada pukul 16.45 WIB Shintya izin mau main ke lantai 3A sendirian. Namun, pada pukul 17.45 WIB, Siti tidak menemukan anaknya itu bermain bersama teman-temannya. Akhirnya Shintya kembali ke rumahnya di Jalan Batu Zamrud, Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur diantar taksi, Selasa (21/7).
Dari hasil penyelidikan, sekitar pukul 05.30 WIB Shintya diantar seorang lakilaki dan di depan Giant Bekasi Barat memberhentikan taksi. Kemudian pria tersebut meminta sopir taksi untuk mengantar Shintya ke PGC. Setelah memberi pengarahan tersebut, laki-laki tersebut memberi uang Rp100.000 kepada sopir taksi untuk segera berangkat.
Setelah penculikan yang menimpa Shintya, Pusat Grosir Cililitan (PGC) meningkatkan patroli keliling. Hal ini dilakukan demi menjaga keamanan yang sudah kondusif sebelumnya. Kepala Customer Relation PGC Maruli mengatakan, sebenarnya keamanan tetap seperti biasa. Hanya, dengan kejadian seperti ini, petugas yang keliling ditingkatkan. Dia menambahkan kasus penculikan baru pertama kali terjadi di PGC.
Helmi syarif/ Ridwansyah
(bbg)