Warga Rayakan Lebaran Ketupat

Sabtu, 25 Juli 2015 - 11:25 WIB
Warga Rayakan Lebaran Ketupat
Warga Rayakan Lebaran Ketupat
A A A
JAKARTA - Sepekan setelah Idul Fitri, warga di sejumlah daerah kemarin merayakan Lebaran Ketupat. Berbagai kegiatan dilakukan untuk memeriahkan tradisi ini.

Di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, warga melepas seribu lebih balon udara berukuran 2-25 meter. Pelepasan balon ini dilakukan sesaat setelah mereka menjalankan ibadah salat sunah duha berjamaah, sekitar pukul 07.00 WIB kemarin. Pelepasan balon udara terbuat dari plastik dan menggunakan bola api untuk mendorong balon mengudara ke angkasa itu berlangsung sporadis di berbagai titik lokasi di Trenggalek.

Banyaknya balon udara yang dilepas warga mengakibatkan langit di atas Trenggalek dihiasi balon udara dari berbagai ukuran. ”Di lingkungan kami saja ada sekitar 50 balon udara kami lepas. Tahun lalu bahkan lebih banyak, dalam sehari bisa sampai 400-an balon udara dilepas,” tutur Ketua Panitia Perayaan Lebaran Ketupat Musala Baitussalam, Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, Sunardi.

Di Payaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tradisi ini dinamakan syawalan. Warga di Magelang merayakannya dengan melepas ratusan balon berbahan kertas maupun plastik berbagai ukuran. Ketua Panitia Syawalan Doni Suryawan mengatakan, pada syawalan 2015 dilepas sekitar 200 balon, 10 balon di antaranya berukuran besar dengan panjang antara delapan hingga 15 meter.

Doni mengatakan, pelepasan balon pada satu pekan setelah Lebaran ini merupakan tradisi yang telah turun-temurun. ”Pelepasan balon merupakan tradisi dari tahun ke tahun pasca- Lebaran yang terus kami lestarikan sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,”katanya. Ia menuturkan, pelepasan balon merupakan tradisi untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga.

Kegiatan ini juga menjadi sarana hiburan bagi masyarakat dalam merayakan Lebaran. Warga Desa Tambak Lekok, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur menggelar balap skilot atau ski dalam lumpur di kawasan bekas tambak. Kegiatan ini merupakan tradisi turun-temurun warga untuk menyambut Lebaran Ketupat.

”Lebaran bagi masyarakat pesisir pantai utara (Pantura) di Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, selalu menggelar tradisi balap skilot sebagai wujud rasa syukur atas berkah dari Yang Mahakuasa, ”kata Kepala Desa Tambak Lekok Tohir Akbar di Pasuruan kemarin. Ia mengatakan, pesta rakyat ini sebagai wujud syukur limpahan berkah berupa hasil laut yang melimpah.

”Kegiatan ini juga sebagai ajang silaturahmi masyarakat dan upaya mempromosikan wisata pantai dan budaya masyarakat pesisir,” jelasnya. Warga Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur juga merayakan Lebaran Ketupat dengan menggelar pawai dokar hias keliling kampung. Pawai dokar hias itu digelar warga empat desa, yakni warga Parseh, Sangra Agung, Jaddih, dan Desa Biliporah, Kecamatan Socah, Bangkalan.

Pawai dokar hias digelar dengan berkeliling jalan-jalan di desa itu berangkat dari Desa Parseh dan berakhir di Desa Biliporah. Jalan yang dilintasi pawai dokar hias sekitar lima kilometer. Lebaran ketupat juga dirayakan ribuan masyarakat Gorontalo.

Sejumlah titik yang menjadi tujuan warga untuk merayakan Lebaran Ketupat, yakni di Jalan Yosonegoro, Hutabuho, Kaliyoso, Reksenogoro, Limboto, Kabupaten Gorontalo, serta Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango, serta sejumlah kecamatan di Kota Gorontalo.

Jalan yang menuju pusat perayaan ketupat, seperti di Yosonegoro macet total dipadati kendaraan bermotor baik roda dua, empat serta bentor. Maksum, salah seorang warga Kota Gorontalo mengatakan, perayaan ketupat memang menarik perhatian warga. Bukan saja masyarakat Gorontalo, namun juga ada yang berasal dari Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.

Dia menjelaskan, perayaan ketupat merupakan tradisi Etnis Jawa di Gorontalo yang dilaksanakan sepekan setelah Idul Fitri. Namun, sekarang ini sudah merata semua warga di wilayah ini merayakan momen tersebut. Seperti dikatakan Narto, salah seorang warga lainnya, warga yang ingin merayakan ketupat di beberapa kecamatan di Kabupaten Gorontalo, sejak pagi sudah memadati ruas jalan utama daerah tersebut sehingga memacetkan lalu lintas.

Berbagai atraksi dilaksanakan pada perayaan ketupat, seperti pacuan kuda dan karapan sapi di lapangan Yosonegoro serta acara panjat pinang, pisang dan lomba tradisional lainnya di hampir wilayah Gorontalo. Untuk mengamankan kegiatan ini, Polda Gorontalo menyiapkan seribuan anggotanya.

Kepala Bidang Humas Polda Gorontalo AKBP Lisma Dungio mengatakan Polda ingin perayaan ketupat ini berlangsung aman, lancar, dan tertib. ”Keberadaan sejumlah personel di lapangan akan membantu warga dalam merayakan Lebaran Ketupat yang sudah menjadi tradisi setiap tahun,”kata Lisma.

Sementara itu Wali Kota Mataram Ahyar Abduh meminta masyarakat melestarikan tradisi perayaan Lebaran Topat atau Lebaran Ketupat yang kental dengan nilai-nilai adat, budaya, dan ibadah. ”Setiap adat bersendikan syariat dan syariat pasti bersendikan kitab Allah,”katanya dalam puncak perayaan Lebaran Topat di Makam Bintaro Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, kemarin.

Perayaan Lebaran Topat di Pulau Lombok dirayakan seminggu setelah Idul Fitri, sangat kental dengan nilai-nilai agama. Mulai dari ziarah ke makam-makam yang dikeramatkan, selakaran, zikir dan ngurisan (cukur rambut bayi) dihajatkan untuk mengambil berkah dari setiap ritual.

Sudarsono/ant
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6892 seconds (0.1#10.140)