Kasus Noer Baety Murni Perampokan
A
A
A
DEPOK - Kasus perampokan disertai pembunuhan Noer Baety Rofiq alias Bety, 44, wartawati lepas, baru bisa dipastikan bahwa kasus ini murni perampokan. Kepastian itu diketahui setelah digelar prarekonstruksi sebanyak 11 adegan di Polresta Depok kemarin.
Dari hasil prarekonstruksi, Deni Setiawan dan rekannya hanya berniat merampas harta milik korban. Karena tepergok korban, Deni dan Hafit Ubaidilah menusuk korban. Dari adegan itu terlihat cara Deni dan Hafit menikam korban di bagian perut dan leher. Perampokan sudah direncanakan pada Rabu (1/7) dan dilaksanakan Kamis (2/7). Di perjalanan Hafit membeli pisau di Pasar Citayam seharga Rp5.000.
Saat eksekusi, hanya dua orang yang menuju lokasi yaitu Deni dan Hafit. Mereka diantar Sarifudin sampai Stasiun Bojong Gede. Sarifudin menunggu di stasiun sampai dua pelaku selesai sekitar pukul 05.30 WIB. Pujono tidak ikut karena mengantar pacarnya. “Hanya dua orang yang ke rumah korban saat eksekusi,” kata Wakil Kasat Reskrim Polresta Depok AKP Supriyadi kemarin.
Ketika sampai di lokasi sekitar pukul 02.00 WIB, Deni mencongkel pintu belakang yang berlapis seng selama 30 menit. Kemudian mereka masuk setelah membuka di lapis kedua yang terbuat dari besi. Pintu besi itu lebih mudah dibuka karena tidak dikunci. Setelah masuk dua pelaku sempat mengumpat di gudang karena korban terbangun. “Korban terbangun dua kali.
Yang pertama dia terbangun karena melaksanakan sahur,” tuturnya. Setelah sahur, korban kembali ke kamar. Kemudian Deni dan Hafit keluar dari gudang. Karena berisik, korban keluar kamar dan memeriksa ke ruang tamu. Saat itulah Deni lari dari arah gudang ke ruang tamu untuk membekap korban. Kemudian dia menindih korban dan menusuk lehernya. Korban sempat melakukan perlawanan dan terjatuh.
Dari arah belakang kemudian Hafit menikam sebanyak tujuh kali di bagian perut hingga membabi buta. Setelah dipastikan tak bernyawa, tangan dan korban langsung diikat dengan tali. “Deni mengikat tangan dan Hafit mengikat kaki korban dari tali yang diambil dari celananya,” ujarnya. Keduanya lalu menggasak harta korban yang ada di kamarnya. Mereka mengambil laptop, kamera, tape recorder, dan ponsel. Mereka juga mengambil uang satu gepok pecahan Rp2.000.
“Barang yang diambil dibawa menggunakan tas korban dan kabur,” ucapnya. Dua minggu kemudian, kawanan ini kembali ke rumahnya untuk mengambil barang korban lainnya. Saat itu yang kembali adalah Deni, Hafit, dan Pujono. Karena tepergok tetangga korban, mereka tidak jadi mengambil barang-barang. Sebelum meninggalkan lokasi, dua pelaku membuang pisau di dekat lokasi.
Pisau yang dipakai Deni sudah ditemukan lebih dulu. Sedangkan pisau yang dibeli Hafit baru ditemukan Selasa (21/7). Seperti diberitakan, Noer Baety Rofiq alias Bety, wartawan freelance, ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya, Perumahan Gaperi Blok NC 6, Kedung Waringin, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Sabtu (18/7).
Korban ditemukan dalam kondisi telungkup setengah sujud di ruang tamu, tepatnya di belakang pintu. Tangan korban terikat ke belakang dan terdapat bekas jeratan di tangan. Korban mengalami sejumlah luka tusukan, salah satunya di bagian perut. Deni, salah satu tersangka, mengaku secara sadar melakukan perampokan.
Termasuk ketika dia menikam leher Bety. Dia dan temannya mengaku tidak sedang berada di bawah pengaruh alkohol. Barang hasil kejahatan kemudian langsung dijual ke toko di ITC Depok. “Saya butuh uang untuk Lebaran,” katanya sangat santai.
R ratna purnama
Dari hasil prarekonstruksi, Deni Setiawan dan rekannya hanya berniat merampas harta milik korban. Karena tepergok korban, Deni dan Hafit Ubaidilah menusuk korban. Dari adegan itu terlihat cara Deni dan Hafit menikam korban di bagian perut dan leher. Perampokan sudah direncanakan pada Rabu (1/7) dan dilaksanakan Kamis (2/7). Di perjalanan Hafit membeli pisau di Pasar Citayam seharga Rp5.000.
Saat eksekusi, hanya dua orang yang menuju lokasi yaitu Deni dan Hafit. Mereka diantar Sarifudin sampai Stasiun Bojong Gede. Sarifudin menunggu di stasiun sampai dua pelaku selesai sekitar pukul 05.30 WIB. Pujono tidak ikut karena mengantar pacarnya. “Hanya dua orang yang ke rumah korban saat eksekusi,” kata Wakil Kasat Reskrim Polresta Depok AKP Supriyadi kemarin.
Ketika sampai di lokasi sekitar pukul 02.00 WIB, Deni mencongkel pintu belakang yang berlapis seng selama 30 menit. Kemudian mereka masuk setelah membuka di lapis kedua yang terbuat dari besi. Pintu besi itu lebih mudah dibuka karena tidak dikunci. Setelah masuk dua pelaku sempat mengumpat di gudang karena korban terbangun. “Korban terbangun dua kali.
Yang pertama dia terbangun karena melaksanakan sahur,” tuturnya. Setelah sahur, korban kembali ke kamar. Kemudian Deni dan Hafit keluar dari gudang. Karena berisik, korban keluar kamar dan memeriksa ke ruang tamu. Saat itulah Deni lari dari arah gudang ke ruang tamu untuk membekap korban. Kemudian dia menindih korban dan menusuk lehernya. Korban sempat melakukan perlawanan dan terjatuh.
Dari arah belakang kemudian Hafit menikam sebanyak tujuh kali di bagian perut hingga membabi buta. Setelah dipastikan tak bernyawa, tangan dan korban langsung diikat dengan tali. “Deni mengikat tangan dan Hafit mengikat kaki korban dari tali yang diambil dari celananya,” ujarnya. Keduanya lalu menggasak harta korban yang ada di kamarnya. Mereka mengambil laptop, kamera, tape recorder, dan ponsel. Mereka juga mengambil uang satu gepok pecahan Rp2.000.
“Barang yang diambil dibawa menggunakan tas korban dan kabur,” ucapnya. Dua minggu kemudian, kawanan ini kembali ke rumahnya untuk mengambil barang korban lainnya. Saat itu yang kembali adalah Deni, Hafit, dan Pujono. Karena tepergok tetangga korban, mereka tidak jadi mengambil barang-barang. Sebelum meninggalkan lokasi, dua pelaku membuang pisau di dekat lokasi.
Pisau yang dipakai Deni sudah ditemukan lebih dulu. Sedangkan pisau yang dibeli Hafit baru ditemukan Selasa (21/7). Seperti diberitakan, Noer Baety Rofiq alias Bety, wartawan freelance, ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya, Perumahan Gaperi Blok NC 6, Kedung Waringin, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Sabtu (18/7).
Korban ditemukan dalam kondisi telungkup setengah sujud di ruang tamu, tepatnya di belakang pintu. Tangan korban terikat ke belakang dan terdapat bekas jeratan di tangan. Korban mengalami sejumlah luka tusukan, salah satunya di bagian perut. Deni, salah satu tersangka, mengaku secara sadar melakukan perampokan.
Termasuk ketika dia menikam leher Bety. Dia dan temannya mengaku tidak sedang berada di bawah pengaruh alkohol. Barang hasil kejahatan kemudian langsung dijual ke toko di ITC Depok. “Saya butuh uang untuk Lebaran,” katanya sangat santai.
R ratna purnama
(bbg)