Kebakaran Selama Ramadan Meningkat
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 155 peristiwa kebakaran terjadi sepanjang Ramadan hingga Lebaran. Kurangnya sosialisasi dinilai menjadi penyebab banyaknya kebakaran tersebut.
Kepala Bidang Pemberdayaan dan Partimas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Abdul Chair mengatakan, selama Ramadan sedikitnya telah terjadi 155 kasus kebakaran dengan total kerugian Rp43,8 miliar. Angka tersebut mengalami peningkatan cukup tinggi bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada 2014 terdapat 79 kasus kebakaran dengan kerugian material Rp15,6 miliar.
”Dari hasil evaluasi kami, sosialisasi tingkat kelurahan maupun kecamatan masih lemah. Rata-rata yang terbakar akibat warga lengah meninggalkan rumahnya,” kata Abdul Chair saat dihubungi kemarin. Chair menjelaskan, satu cara paling efektif dalam mencegah peristiwa kebakaran adalah sosialisasi. Pihaknya berharap sinergitas antara seluruh instansi ditingkatkan, khususnya kelurahan dan kecamatan.
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Syarief menuturkan, korsleting listrik sudah lama menjadi penyebab terbesar kebakaran. Seharusnya, selain sosialisasi, Pemprov DKI Jakarta juga menerapkan aturan dengan sanksi yang tegas bagi warga apabila masih menggunakan listrik tidak sesuai prosedur. ”Yang terjadi hanya formalitas, sosialisasi terus. Diganti enggak, apalagi dikenakan sanksi. Kami berharap ini menjadi pelajaran bagi pemerintah, khususnya pemadam kebakaran. Jangan pikirannya sosialisasi terus,” ujarnya.
Bima setiyadi
Kepala Bidang Pemberdayaan dan Partimas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Abdul Chair mengatakan, selama Ramadan sedikitnya telah terjadi 155 kasus kebakaran dengan total kerugian Rp43,8 miliar. Angka tersebut mengalami peningkatan cukup tinggi bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada 2014 terdapat 79 kasus kebakaran dengan kerugian material Rp15,6 miliar.
”Dari hasil evaluasi kami, sosialisasi tingkat kelurahan maupun kecamatan masih lemah. Rata-rata yang terbakar akibat warga lengah meninggalkan rumahnya,” kata Abdul Chair saat dihubungi kemarin. Chair menjelaskan, satu cara paling efektif dalam mencegah peristiwa kebakaran adalah sosialisasi. Pihaknya berharap sinergitas antara seluruh instansi ditingkatkan, khususnya kelurahan dan kecamatan.
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Syarief menuturkan, korsleting listrik sudah lama menjadi penyebab terbesar kebakaran. Seharusnya, selain sosialisasi, Pemprov DKI Jakarta juga menerapkan aturan dengan sanksi yang tegas bagi warga apabila masih menggunakan listrik tidak sesuai prosedur. ”Yang terjadi hanya formalitas, sosialisasi terus. Diganti enggak, apalagi dikenakan sanksi. Kami berharap ini menjadi pelajaran bagi pemerintah, khususnya pemadam kebakaran. Jangan pikirannya sosialisasi terus,” ujarnya.
Bima setiyadi
(bbg)