Puncak Arus Balik Terpecah

Senin, 20 Juli 2015 - 09:41 WIB
Puncak Arus Balik Terpecah
Puncak Arus Balik Terpecah
A A A
JAKARTA - Arus balik Lebaran tahun ini diprediksi tersebar dalam dua gelombang dengan puncaknya masing-masing pada H+3 atau Selasa (21/7) dan H+8 atau Minggu (26/7). Persebaran ini akan terjadi di seluruh moda transportasi, baik udara, laut, darat, maupun kereta api.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) JA Barata menuturkan, penyebab terpecahnya puncak arus balik Lebaran karena terdapat perbedaan masa libur pegawai dengan aktivitas sekolah. Cuti bersama pegawai berakhir 21 Juli 2015, sedangkan libur anak sekolah hingga 26 Juli 2015.

”Para pegawai masuk kembali pada Rabu (22/7), sementara sekolah Senin (27/7), jadi ada perbedaan,” ujar Barata di Jakarta kemarin. Ketua Posko Nasional Angkutan Lebaran Terpadu Kemenhub Djoko Sasono memprediksi lonjakan arus balik akan terlihat mulai hari ini. ”Kalau Senin (hari ini)pemudik dengan radius menengah seperti dari Semarang dan Solo karena pegawai sebagian masuk pada Rabu,” kata Djoko.

Pantauan KORAN SINDO pada H+1 kemarin, arus balik mulai terlihat di jalur pantura. Sejumlah pemudik yang menggunakan mobil maupun sepeda motor mulai melintas di jalur pantura dari arah Semarang seperti terlihat di Jalan Gajahmada dan Jalan Mayjen Sutoyo, Kota Tegal. Kondisi arus lalu lintas di sepanjang jalur pantura Kota Tegal sampai Kabupaten Brebes terpantau lancar.

Ruas jalan yang tersendat lebih disebabkan lampu pengatur lalu lintas dan aktivitas orang atau kendaraan yang menyeberang. Selain itu, kepadatan juga masih didominasi kendaraan warga lokal yang hendak berekreasi ke sejumlah objek wisata. Belum tampak kesibukan petugas kepolisian di titik-titik rawan macet seperti di perempatan Maya, perbatasan Kota Tegal dan Brebes.

Seorang pemudik, Toni, 38, mengaku sengaja lebih awal kembali ke Jakarta untuk menghindari kemacetan. ”Sebenarnya libur masih sampai Rabu, tapi daripada kena macet, lebih baik jalan dulu,” kata pemudik asal Semarang ini kemarin. Selain pemudik yang hendak kembali ke Jakarta, di lajur sebaliknya sejumlah kendaraan pemudik terpantau masih melintas meski tak sepadat saat arus mudik.

Sebagian besar kendaraan pemudik yang melintas adalah roda dua. Keberadaan pemudik tersebut terlihat dari plat nomor kendaraan dan barang bawaan yang diletakkan di kendaraan.

Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Seperti arus mudik, arus balik Lebaran yang diprediksi melonjak mulai hari ini juga dibayangi kemacetan dijalur pantura. Tidak ada penambahan jalur alternatif yang bisa digunakan oleh para pemudik saat arus balik.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Brebes Mayang Sri Herbimo mengatakan, jalur yang bisa dilalui pemudik saat arus balik tak berbeda jauh saat mereka mudik. ”Selain jalur pantura, jalur lainnya adalah jalan tol Pejagan-Pemalang sebagai jalur darurat atau jalur alternatif. Kemungkinan besok (hari ini) mulai dibuka,” kata Mayang.

Untuk kendaraan dari arah selatan atau Purwokerto, pemudik tetap melewati jalur Prupuk- Songgom-Ketanggungan- Pejagan sebagai jalur utama. Pada saat arus balik, ruas jalan di jalur itu akan dibuat satu arah untuk kendaraan dari arah selatan. ”Selain bisa lewat tol Pejagan, jalur alternatifnya bisa melalui Ketanggungan-Kersana- Ciledug. Kondisi kemacetan di Dermoleng (Ketanggungan) pada arus mudik tidak terlalu parah seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Mayang.

Di jalur pantura, pemudik sebenarnya bisa memanfaatkan jalur alternatif selain tol Pejagan-Pemalang yakni jalur tengah melalui Jatibarang-Sitanggal- Ketanggungan-Pejagan. Namun, pada saat arus mudik, keberadaan jalur alternatif itu relatif sepi dari kendaraan pemudik. ”Dari jalur pantura lokasinya memang agak jauh sehingga pemudik tak terlalu suka. Tahun lalu kondisinya juga rusak, sekarang sudah bagus, sudah dibeton,” ujar Mayang.

Selain pengalihan ke jalur alternatif, kata Mayang, antisipasi kemacetan di jalur pantura dilakukan dengan menggeser barikade bambu yang terpasang di titik-titik rawan macet seperti di Pasar Induk, alun-alun, sampai Jembatan Pemali. Barikade tersebut digeser lebih ke utara agar ruas jalan dari arah timur lebih lebar atau menjadi tiga lajur.

Lonjakan kepadatan kendaraan pada arus balik biasanya tidak akan seperti arus mudik karena sebagian besar pemudik cenderung tidak berangkat bersamaan pada waktu yang sama. Puncak kedapatan akan terbagi pada H+4 hingga H+7 Lebaran. ”Kalau lalu lintas arus balik cenderungnya lebih merata kepadatannya sehingga mudahmudahan tidak sampai terjadi kemacetan panjang seperti saat arus mudik,” kata Mayang.

Kasat Lantas Polres Brebes AKP Rendy Andy Julikhlas mengatakan, lonjakan pemudik arus balik diperkirakan mulai terjadi Senin (20/7) ini. ”Kalau hari ini (kemarin) dari pantauan masih relatif lancar walaupun mulai ada peningkatan kendaraan pemudik dari arah timur menuju Jakarta,” kata Rendy.

Rendy mengatakan, langkah antisipasi kemacetan dijalur pantura akan tetap dilakukan seperti saat arus mudik. Keberadaan ruas tol Pejagan-Pemalang akan dioperasikan sebagai jalur alternatif jika terjadi peningkatan kepadatan di jalur pantura. ”Tol Pejagan-Brebes Timur akan kami buka situasional jika mulai terjadi lonjakan kendaraan. Arus kendaraan dari arah timur akan langsung dialihkan ke dalam tol tembus di tol Pejagan,” kata Rendy.

Langkah lainnya adalah merekayasa lalulintas berupa contraflow di titik-titik yang mengalami penumpukan kendaraan. Langkah darurat ini akan dikoordinasikan dengan Polres Tegal Kota. ”Tiga lajur jalan kami terapkan untuk kendaraan dari arah timur yang kita tarik ke barat untuk mengurai kepadatan,” ungkapnya.

Nagreg Macet


Sementara di jalur selatan, pada H+1 Idul Fitri 1436 Hijriah kemarin arus lalu lintas di Nagreg, Kabupaten Bandung, macet panjang hingga 15 kilometer. Mulai dari pintu tol Cileunyi, Bypass Cicalengka, turunan Nagreg, sampai perbatasan antara Garut-Tasik ribuan kendaraan, baik roda empat maupun dua, terus memadati kawasan Nagreg sejak pagi sekitar pukul 08.30 WIB hingga siang.

Adapun di Jalur Lingkar Nagreg yang menjadi akses utama arus balik pemudik dari arah Jawa Tengah, Garut, dan Tasikmalaya belum tampak peningkatan jumlah kendaraan secara signifikan, bahkan masih terpantau lengang. Kasat Lantas Polres Bandung AKP Eko Munarianto mengatakan, kepadatan jalur selatan pada H+1 (kemarin) sejak Sabtu (18/7) sore yang mengarah ke Garut dan Tasikmalaya akibat penyempitan lajur.

”Di Nagreg, kendaraan menggunakan dua lajur. Sementara saat memasuki wilayah Limbangan, Garut, mobil harus menggunakan satu lajur. Arah menuju ke Kadungora pun satu lajur,” kata Eko. Untuk arus balik, Eko memprediksi jumlah kendaraan pemudik yang melewati kawasan lingkar Nagreg akan meningkat mulai hari ini hingga H+3 atau Selasa (21/7) besok.

Di bagian lain, Kemenhub kemarin merilis data jumlah pemudik sejak H-7 Lebaran atau Jumat (10/7) hingga H2 Lebaran atau Sabtu (18/7). Bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu, jumlah pemudik turun 99.306 penumpang.

Ketua Posko Nasional Angkutan Lebaran Terpadu Djoko Sasono mengatakan masa mudik Lebaran tahun ini berselisih satu bulan sejak masa liburan sekolah sehingga sebagian pemudik memilih pulang ke kampung halamannya sebelum periode H-7 hingga H2 Lebaran. ”Ini baru pertama kalinya karena liburan sekolah sudah sejak satu bulan lalu sehingga berdampak pada penyebaran arus mudik Lebaran,” kata Djoko.

Dia menambahkan, masa libur sekolah yang berbarengan dengan masa libur Lebaran dimanfaatkan pemudik untuk pulang kampung lebih awal. Akibatnya terjadi penyebaran puncak arus mudik di beberapa periode.

Berdasarkan laporan Posko Lebaran Terpadu Kemenhub dari lima angkutan transportasi untuk periode H-7 hingga H2 Lebaran 2015, tercatat pemudik mencapai 11,11 juta penumpang. Sementara periode yang sama tahun lalu mencapai 11,21 juta penumpang.

Heru febrianto/ Farid firdaus/ Dila nashear/ Nur azis/Fani ferdiansyah
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6298 seconds (0.1#10.140)