Pendatang Diprediksi Capai 70.000 Jiwa

Rabu, 15 Juli 2015 - 11:17 WIB
Pendatang Diprediksi...
Pendatang Diprediksi Capai 70.000 Jiwa
A A A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta membuka pintu lebar-lebar bagi para pemudik yang hendak membawa sanak keluarganya ke Ibu Kota. Para pendatang nantinya juga diberikan kartu tanda penduduk (KTP) DKI Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, sebagai ibu kota negara, Jakarta sangat terbuka untuk pendatang yang ingin mengadu nasib. Namun, yang terpenting para pendatang tersebut memiliki pekerjaan jelas dan tidak tinggal di bantaran kali atau tanah pemerintah.

Demi menertibkan para pendatang tersebut, Pemprov DKI Jakarta akan memberikan KTP sesuai domisili tempat mereka tinggal di Ibu Kota. Ahok memperkirakan ada sekitar 60.000-70.000 pendatang pada musim mudik tahun ini. ”Biasanya gubernur mengimbau, jangan bawa sanak famili ke Jakarta.

Saya beda, Jakarta terbuka. Jadi asisten rumah tangga nggak apa-apa, tinggal di rumah majikan, dapat gaji, lebaran bawa pulang belasan juta, temannya tertarik, ini boleh dong, kita kekurangan. Yang tidak boleh datang itu nyewa buat bedengbedeng,” kata Ahok di Balai kota kemarin.

Sebenarnya, lanjut Ahok, sejak otonomi daerah serta berkembangnya industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur, tidak banyak orang yang datang ke Jakarta. Kecuali para pelajar dan pegawai yang memiliki kerjaan di Ibu Kota. Namun, dia tidak menampik masih banyak orang yang berminat tinggal di Jakarta.

Untuk itu, pemberian KTP diklaim dapat menertibkan Jakarta dari banyaknya pendatang liar. ”Kita sekarang kan sudah gusur tempat-tempat kumuh di bantaran kali, waduk. Di situ nggak ada tempat kos-kos murah lagi nanti. Kami juga atur setiap orang harus ber-KTP yang sama dengan tempat dia tinggal.

Ini juga gampang untuk mencegah orang-orang luar yang nggak ada kerjaan untuk nongkrong di Jakarta,” jelasnya. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta Edison Sianturi mengatakan, setiap musim Lebaran, jumlah orang yang arus balik selalu meningkat ketimbang arus mudik. Dia memprediksi tahun ini jumlah pendatang meningkat 3% dari tahun lalu.

Tahun lalu jumlah arus mudik mencapai 3,616 juta jiwa, sementara arus balik mudik 3,685 juta jiwa. Sementara dari hasil pendataan pendatang baru sejak Januari-Juni 2015, Edison mencatat sedikitnya ada pendatang baru sebanyak 150.322 jiwa. ”Kami prediksikan mudik tahun ini mencapai 3,763 juta jiwa. Sedangkan jumlah arus balik ke Jakarta pada tahun ini mencapai 3,833 juta jiwa.

Artinya ada peningkatan sekitar 2.056 jiwa dari jumlah pendatang 2014,” tuturnya. Sejak operasi yustisi tidak diberlakukan, kata Edison, pendatang baru di Jakarta usai Lebaran diprediksi terus bertambah 2-3% setiap tahun. Disdukcapil sendiri tetap akan melakukan penertiban kepada pendatang melalui tiga kategori. Pertama, pendatangbaru yang akan menetap permanen.

Kedua, yang tinggal sementara waktu. Ketiga, ada yang melanjutkan kembali pulang ke kampung halaman. ”Kalau permanen ya tentunya akan diberikan KTP. Kami akan lakukan pendataan kembali pada saat arus balik nanti,” ujarnya. Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Syarif meminta pemprov tegas dalam menertibkan pendatang baru melalui operasi pembinaan kependudukan (Biduk).

Jangan sampai para pendatang baru itu membuat masalah dan pemberian KTP sesuai dengan sasaran. Berdasarkan pengetahuannya, lanjut Syarif, para pendatang baru tidak memiliki pekerjaan di sektor formal. Mereka lebih banyak bekerja di sektor informal seperti buruh, pedagang kaki lima (PKL), dan sebagainya. ”Nah kalau ada yang baru mau cari kerja, mereka biasanya numpang sama sanak saudara.

Di situlah pengawasan diperketat. Apabilasebulanbelummendapat kerja, silakan usir pulang,” tegasnya. Politikus Partai Gerindra itu sependapat dengan Ahok menjadikan Jakarta sebagai kota yang terbuka bagi para pendatang mana pun. Terlebih pusat perekonomian berada sepenuhnya di Jakarta.

Namun, dia meminta agar kedatangan para pendatang baru tidak menjadi masalah baru di Ibu Kota. ”Pemprov juga turut membantu perbaikan infrastruktur ke daerah mitra dan dorong sektor industri ke sana agar tidak semua menumpuk di Jakarta,” ujarnya.

Bima setiyadi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1571 seconds (0.1#10.140)