Bus Hantam Pembatas, 12 Tewas
A
A
A
CIREBON - Kecelakaan maut terjadi di tol Palimanan-Kanci (Palikanci), Cirebon, Jawa Barat. Sebanyak 12 orang tewas dan 40 lainnya terluka setelah bus penumpang Rukun Sayur menghantam pembatas jalan di Km 202, pukul 13.30 WIB, kemarin.
Bus yang membawa rombongan buruh bangunan perusahaan konstruksi itu berangkat dari Jakarta menuju Jawa Tengah untuk mudik. Berdasarkan informasi, saat melintasdiKm202, tepatnya Desa Kepompongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, bus oleng ke kanan dan menghantam besi pembatas jalan di sisi kanan jalan.
Akibat kerasnya benturan, menurut sejumlah saksi, saat kecelakaan terjadi sebagian korban terpental keluar bus. Sebagian korban tewas di lokasi kejadian. ”Pengemudi lepas kendali hingga menghantam pembatas dan menabrak tiang jembatan,” kata Wakil Kepala Korps Lalu Lintas (Wakakorlantas) Brigjen Pol Sam Budi Gusdian saat ditemui di lokasi kejadian kemarin.
Dia menuturkan, jika melihat kondisi kendaraan yang ringsek parah pada bagian kanan, sedangkan ban depan dan belakang tampak utuh, kemungkinan pengemudi bus mencoba menghindari kendaraan lain di depannya. Namun pengemudi diduga lepas kendali karena mengemudikan bus dalam kecepatan tinggi hingga oleng dan menabrak tiang.
Sam Budi mengatakan, sebagian korban tewas di lokasi kejadian akibat benturan pada kanan bus. Proses evakuasi sempat mengalami kendala saat petugas mencoba menderek bangkai bus yang teronggok di tepi jalan. Kejadian itu sempat membuat arus lalu lintas di dua arah tol Palikanci macet.
Polisiterpaksa menghentikan laju kendaraan yang melintas untuk proses evakuasi bus. Proses evakuasi berlangsung lebih dari satu jam lantaran petugas harus membongkar besi pembatas yang ditabrak. Proses evakuasi bus melibatkan satu mobil derek milik Jasa Marga. Di dalam bus terlihat bercak-bercak darah. Kursi-kursi penumpang sebagian terlepas dari kabin mobil, sementara seluruh kaca bus pecah terlepas dari bingkai masing-masing.
Pascakejadian, polisi memfokuskan diri pada evakuasi bus dan para korban. Hinggaberitainiditurunkan, belum diketahui pasti sudah berapa orang yang dimintai keterangan oleh polisi atas kejadian itu. Seluruh korban luka dirawat di UGD RS Mitra Plumbon. Adapun seluruh korban tewas dibawa ke Rumah Sakit Gunung Jati. Kepolisian Daerah Jawa Barat telah mengidentifikasi 7 dari 12 korban tewas kecelakaan tunggal Bus Rukun Sayur.
Bus nahas tersebut dikemudikan kernet Larto, 35, warga Demak, Jawa Tengah. Pengemudi asli bus, Sutarjo, terluka akibat kejadian itu. Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Moechgiyarto mengatakan, berdasarkan hasil analisis sementara, kecelakaan tunggal yang dialami Bus Rukun Sayur akibat human error.
Pengemudi bus diduga mengabaikan faktor kelelahan hanya agar cepat sampai tujuan. ”Sementara ini hasil analisis awal human error , out of control sopir sehingga menabrak, tak ada kerusakan mesin. Bisa jadi(sopir) mengantuk,” katanya saat meninjau lokasi. Sementara itu, akibat kecelakaan tersebut, pemudik roda empat yang melintas di Palikanci sempat diarahkan keluar tol menuju pantura. Langkah itu dilakukan untuk mengurangi macet di Palikanci saat evakuasi dilakukan.
Macet di Pantura Jateng dan Jalur Selatan
Arus mudik H-3 Lebaran menunjukkan peningkatan tajam. Namun arus mudik tahun ini lebih terkonsentrasi di tol Cipali dan jalur selatan. Akibatnya kemacetan hanya terjadi tol tersebut dan setelah pintu keluar tol di daerah pantura Jawa Tengah (Jateng). Adapun di jalur selatan, kemacetan seperti biasa terjadi gerbang tol Cileunyi dan Jalan Cagak Nagreg hingga Limbangan Garut.
Di sisi lain, pantura Jawa Barat (Jabar) yang sebelumnya menjadi biang kemacetan seharian kemarin terpantau lengang. Begitu pun jalur tengah yang selama ini menjadi alternatif utama pemudik. Diperkirakan H-3 hingga H-2 besok merupakan puncak arus mudik Lebaran. Kemacetan di pantura Jateng terjadi di wilayah Brebes dan Tegal. Kemacetan cukup parah hingga mencapai 20 km lebih.
Peningkatan volume kendaraan sudah terlihat sejak siang hari sekitar pukul 11.00 WIB dan terus bertambah pada sore hari. Dari pantauan KORAN SINDO hingga pukul 19.00 WIB, kemacetan mencapai lebih dari 20 km di sejumlah titik ruas jalan pantura Kabupaten Brebes dan Kota Tegal.
Kendaraan roda dua dan roda empat hanya bisa melaju dengan kecepatan maksimal 40 km/jam karena seluruh badan jalan disesaki kendaraan. Di Brebes, kepadatan kendaraan terpantau sejak dari ruas jalan pantura Bulakamba, Wanasari, alun-alun, Pasar Induk hingga perbatasan dengan Kota Tegal atau sekitar 10 km.
Kemacetan terutama terjadi saat mendekati pintu keluar tol Pejagan-Pemalang di Banjaranyar, Brebes Timur, karena di ruas tersebut diberlakukan buka tutup arus kendaraan dari tiga arah. Untuk mengatasi kemacetan, polisi memberlakukan contra- flow sepanjang 1 km lebih dari pintu keluar tol hingga gerbang perbatasan sejak sekitar pukul 17.00 WIB.
Ruas jalan dari arah Jakarta dibuat tiga lajur, sedangkan dari Semarang dibuat satu lajur. Rekayasa lalu lintas ini membuat arus kendaraan dari arah Semarang juga sempat tersendat di beberapa titik. Adapun di Kota Tegal, kepadatan kendaraan mengular dari gerbang perbatasan hingga Jalan Gajahmada yang panjangnya sekitar 13 km.
Selain karena adanya limpahan kendaraan dari pintu keluar tol Pejagan-Pemalang, kemacetan juga dipicu kembali menyempitnya lajur jalan menjadi hanya dua lajur. Salah seorang pemudik Lilis, 35, mengatakan kemacetan tidak hanya ditemui di jalur pantura, tetapi juga di ruas tol Pejagan- Pemalang. ”Di dalam tol sempat macet cukup lama. Keluardari toljugamacet,” kataLilis.
Sementara itu, arus lalu lintas di sepanjang jalur pantura wilayah Kabupaten Karawang- Subang, Jabar, cukup lengang. Sejak di Simpang Jomin hingga ke jalur pantura tidak pernah terjadi penumpukan kendaraan pemudik selama musim mudik Lebaran tahun ini.
Berbeda dengan musim mudik Lebaran tahun lalu, sejak selepas gerbang tol Cikampek hingga Simpang Jomin, arus lalu lintas padat hingga jalur pantura. Bahkan kepadatan arus lalu lintas pada musim mudik Lebaran tahun lalu terjadi hingga di jalan arteri Karawang, jalan tol Jakarta- Cikampek, serta jalur tengah wilayah Purwakarta.
Erika lia/farid firdaus/ nur azis/aam aminullah/ tomi indra/ant
Bus yang membawa rombongan buruh bangunan perusahaan konstruksi itu berangkat dari Jakarta menuju Jawa Tengah untuk mudik. Berdasarkan informasi, saat melintasdiKm202, tepatnya Desa Kepompongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, bus oleng ke kanan dan menghantam besi pembatas jalan di sisi kanan jalan.
Akibat kerasnya benturan, menurut sejumlah saksi, saat kecelakaan terjadi sebagian korban terpental keluar bus. Sebagian korban tewas di lokasi kejadian. ”Pengemudi lepas kendali hingga menghantam pembatas dan menabrak tiang jembatan,” kata Wakil Kepala Korps Lalu Lintas (Wakakorlantas) Brigjen Pol Sam Budi Gusdian saat ditemui di lokasi kejadian kemarin.
Dia menuturkan, jika melihat kondisi kendaraan yang ringsek parah pada bagian kanan, sedangkan ban depan dan belakang tampak utuh, kemungkinan pengemudi bus mencoba menghindari kendaraan lain di depannya. Namun pengemudi diduga lepas kendali karena mengemudikan bus dalam kecepatan tinggi hingga oleng dan menabrak tiang.
Sam Budi mengatakan, sebagian korban tewas di lokasi kejadian akibat benturan pada kanan bus. Proses evakuasi sempat mengalami kendala saat petugas mencoba menderek bangkai bus yang teronggok di tepi jalan. Kejadian itu sempat membuat arus lalu lintas di dua arah tol Palikanci macet.
Polisiterpaksa menghentikan laju kendaraan yang melintas untuk proses evakuasi bus. Proses evakuasi berlangsung lebih dari satu jam lantaran petugas harus membongkar besi pembatas yang ditabrak. Proses evakuasi bus melibatkan satu mobil derek milik Jasa Marga. Di dalam bus terlihat bercak-bercak darah. Kursi-kursi penumpang sebagian terlepas dari kabin mobil, sementara seluruh kaca bus pecah terlepas dari bingkai masing-masing.
Pascakejadian, polisi memfokuskan diri pada evakuasi bus dan para korban. Hinggaberitainiditurunkan, belum diketahui pasti sudah berapa orang yang dimintai keterangan oleh polisi atas kejadian itu. Seluruh korban luka dirawat di UGD RS Mitra Plumbon. Adapun seluruh korban tewas dibawa ke Rumah Sakit Gunung Jati. Kepolisian Daerah Jawa Barat telah mengidentifikasi 7 dari 12 korban tewas kecelakaan tunggal Bus Rukun Sayur.
Bus nahas tersebut dikemudikan kernet Larto, 35, warga Demak, Jawa Tengah. Pengemudi asli bus, Sutarjo, terluka akibat kejadian itu. Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Moechgiyarto mengatakan, berdasarkan hasil analisis sementara, kecelakaan tunggal yang dialami Bus Rukun Sayur akibat human error.
Pengemudi bus diduga mengabaikan faktor kelelahan hanya agar cepat sampai tujuan. ”Sementara ini hasil analisis awal human error , out of control sopir sehingga menabrak, tak ada kerusakan mesin. Bisa jadi(sopir) mengantuk,” katanya saat meninjau lokasi. Sementara itu, akibat kecelakaan tersebut, pemudik roda empat yang melintas di Palikanci sempat diarahkan keluar tol menuju pantura. Langkah itu dilakukan untuk mengurangi macet di Palikanci saat evakuasi dilakukan.
Macet di Pantura Jateng dan Jalur Selatan
Arus mudik H-3 Lebaran menunjukkan peningkatan tajam. Namun arus mudik tahun ini lebih terkonsentrasi di tol Cipali dan jalur selatan. Akibatnya kemacetan hanya terjadi tol tersebut dan setelah pintu keluar tol di daerah pantura Jawa Tengah (Jateng). Adapun di jalur selatan, kemacetan seperti biasa terjadi gerbang tol Cileunyi dan Jalan Cagak Nagreg hingga Limbangan Garut.
Di sisi lain, pantura Jawa Barat (Jabar) yang sebelumnya menjadi biang kemacetan seharian kemarin terpantau lengang. Begitu pun jalur tengah yang selama ini menjadi alternatif utama pemudik. Diperkirakan H-3 hingga H-2 besok merupakan puncak arus mudik Lebaran. Kemacetan di pantura Jateng terjadi di wilayah Brebes dan Tegal. Kemacetan cukup parah hingga mencapai 20 km lebih.
Peningkatan volume kendaraan sudah terlihat sejak siang hari sekitar pukul 11.00 WIB dan terus bertambah pada sore hari. Dari pantauan KORAN SINDO hingga pukul 19.00 WIB, kemacetan mencapai lebih dari 20 km di sejumlah titik ruas jalan pantura Kabupaten Brebes dan Kota Tegal.
Kendaraan roda dua dan roda empat hanya bisa melaju dengan kecepatan maksimal 40 km/jam karena seluruh badan jalan disesaki kendaraan. Di Brebes, kepadatan kendaraan terpantau sejak dari ruas jalan pantura Bulakamba, Wanasari, alun-alun, Pasar Induk hingga perbatasan dengan Kota Tegal atau sekitar 10 km.
Kemacetan terutama terjadi saat mendekati pintu keluar tol Pejagan-Pemalang di Banjaranyar, Brebes Timur, karena di ruas tersebut diberlakukan buka tutup arus kendaraan dari tiga arah. Untuk mengatasi kemacetan, polisi memberlakukan contra- flow sepanjang 1 km lebih dari pintu keluar tol hingga gerbang perbatasan sejak sekitar pukul 17.00 WIB.
Ruas jalan dari arah Jakarta dibuat tiga lajur, sedangkan dari Semarang dibuat satu lajur. Rekayasa lalu lintas ini membuat arus kendaraan dari arah Semarang juga sempat tersendat di beberapa titik. Adapun di Kota Tegal, kepadatan kendaraan mengular dari gerbang perbatasan hingga Jalan Gajahmada yang panjangnya sekitar 13 km.
Selain karena adanya limpahan kendaraan dari pintu keluar tol Pejagan-Pemalang, kemacetan juga dipicu kembali menyempitnya lajur jalan menjadi hanya dua lajur. Salah seorang pemudik Lilis, 35, mengatakan kemacetan tidak hanya ditemui di jalur pantura, tetapi juga di ruas tol Pejagan- Pemalang. ”Di dalam tol sempat macet cukup lama. Keluardari toljugamacet,” kataLilis.
Sementara itu, arus lalu lintas di sepanjang jalur pantura wilayah Kabupaten Karawang- Subang, Jabar, cukup lengang. Sejak di Simpang Jomin hingga ke jalur pantura tidak pernah terjadi penumpukan kendaraan pemudik selama musim mudik Lebaran tahun ini.
Berbeda dengan musim mudik Lebaran tahun lalu, sejak selepas gerbang tol Cikampek hingga Simpang Jomin, arus lalu lintas padat hingga jalur pantura. Bahkan kepadatan arus lalu lintas pada musim mudik Lebaran tahun lalu terjadi hingga di jalan arteri Karawang, jalan tol Jakarta- Cikampek, serta jalur tengah wilayah Purwakarta.
Erika lia/farid firdaus/ nur azis/aam aminullah/ tomi indra/ant
(bbg)