Arus Mudik Melonjak Tol Pejagan-Pemalang Dibuka

Minggu, 12 Juli 2015 - 10:36 WIB
Arus Mudik Melonjak Tol Pejagan-Pemalang Dibuka
Arus Mudik Melonjak Tol Pejagan-Pemalang Dibuka
A A A
BREBES - Masyarakat mulai berbondongbondong mudik untuk berlebaran di kampung halaman masing-masing, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kemarin, pada H-6 Lebaran, volume kendaraan pemudik yang masuk ke Brebes, Jawa Tengah, mengalami kenaikan 400% dari sehari sebelumnya. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi hari ini dan besok.

Lonjakan kendaraan pemudik tersebut membuat jalan tol Pejagan-Pemalang untuk kali pertama dibuka sebagai jalur alternatif pantura. Tol darurat tersebut dibuka mulai sekitar pukul 10.00 WIB. ”Peningkatan tersebut diprediksi akan terjadi hingga malam hari. Sejak pukul 10.00 tadi sudah terlihat ada peningkatan. Kalau sehari sebelumnya arus lalu lintas masih normal,” ujar Kapolres Brebes AKPB Haryo Sugihartono di Brebes kemarin.

Dari pantauan di exit tol Banjaranyar, Brebes Timur, ratusan mobil pribadi pemudik tampak memadati dua lajur jalan dan mengular panjang dari arah dalam tol hingga titik keluar. Meski sudah terpasang 6 traffic light di titik tersebut, pengaturan lalu lintas tetap dilakukan secara manual oleh personel Sat Lantas Polres Brebes.

Sejumlah polisi sibuk memberlakukan buka tutup untuk kendaraan dari arah tol, Jakarta, dan Semarang. Kendaraan harus bergantian melintas sehingga menimbulkan antrean kendaraan dari tiga arah tersebut. Menurut Haryo, pembukaan tol dilakukan karena sudah terjadi peningkatan kendaraan dari arah Jakarta yang melalui tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dan tol Pejagan.

Pembukaan ruas jalan tol dilakukan situasional melihat kondisi kepadatan kendaraan dari arah tol Cipali di exit tol Pejagan. ”Selama terjadi kepadatan tol Pejagan-Pemalang kita buka sebagai pemecah arus kendaraan dari Jakarta,” ujarnya. Bagi pemudik yang melintasi jalan tol darurat Pejagan- Pemalang harus meningkatkan kewaspadaan.

Sebab meskipun sudah bisa dilalui, kondisi infrastrukturnya belum sepenuhnya sempurna sebagai jalan, yakni masih berupa material batu dan pasir. Selain itu, sisi kanan dan kiri jalan tol sepanjang 20 km tersebut juga masih berupa tanah yang dipadatkan. Akibatnya, kendaraan pemudik yang melintas membuat debu pekat beterbangan hingga membatasi jarak pandang hanya bisa sampai 10 meter.

Debu juga membuat sebagian besar bodi dan kaca mobil pemudik yang keluar dari dalam tol tampak kotor. ”Pemudik jangan memacu kendaraannya melebihi 40 km/ jam dan patuhi rambu-rambu lalu lintas yang ada,” imbuh Haryo.

Salah seorang pemudik mobil pribadi Hermadi, 45, mengatakan, kondisi arus lalu lintas di dalam ruas tol belum sampai mengalami kemacetan. ”Memang harus hati-hati karena berdebu, jalannya juga belum aspal. Tapi lewat tol lebih cepat,” kata pemudik yang hendak menuju Yogyakarta ini kemarin.

Di sisi lain, pembukaan ruas jalan tol Pejagan-Pemalang menimbulkan kepadatan kendaraan di ruas jalan pantura Kabupaten Brebes hingga Kota Tegal. Kepadatan terlihat di ruas jalan selepas exit tol hingga Jalan Gajahmada, Kota Tegal. Satlantas Poles Brebes sempat melakukan rekayasa lalu lintas berupa contra-flow di ruas jalan selepas exit tol sepanjang sekitar 1 km.

Arus kendaraan dari arah Semarang dibuat satu lajur, sedangkan dari arah Jakarta dibuat tiga lajur. Selain untuk mengantisipasi antrean kendaraan yang keluar dari exit tol Pejagan di Banjaranyar, contra-flow juga diberlakukan karena terjadi peningkatan kendaraan dari arah Jakarta yang melalui jalur pantura.

Selain dijalur pantura Brebes, contra-flow juga diberlakukan di Jalan Gajahmada, Kota Tegal. Tiga lajur diberlakukan dari arah Jalan Kapten Ismail yang diperuntukkan bagi pemudik dari arah Jakarta. Setelah dilakukan contra-flow, arus kendaraan berangsur lancar selepas siang.

Berdasarkan penghitungan yang dilakukan di Posko Survei Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Tegal di jalan raya pantura Kaligangsa, jumlah kendaraan yang melintas sejak pukul 07.00-10.00 WIB mencapai 8.640 unit. Yang dominan adalah sepeda motor sebanyak 5.233 unit dan mobil pribadi 247 unit.

”Kalau dibandingkan kemarin (H-7 Lebaran), ada peningkatan sekitar 63%. Dalam satu menit jumlah kendaraan yang melintas ada 48 kendaraan,” ungkap petugas Posko Survei Prie Widarjo kemarin. Peningkatan volume kendaraan juga tampak di jalur tengah arah Purwokerto.

Ruas jalan dari Ketanggungan, Brebes hingga pertigaan Klonengan, Prupuk, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal dibuat satu arah. Kendaraan dari arah Purwokerto atau Bumiayu dialihkan langsung ke Slawi. ”Sudah terjadi peningkatan kendaraan cukup signifikan dari arah Ketanggungan dan penumpukan kendaraan di exit tol Pejagan sehingga diberlakukan satu arah sejak sekitar pukul 10.00 WIB,” kata Kapolsek Margasari AKP Sugeng Subagyo kemarin.

Dari pantauan di jalur pantura Kabupaten Tegal, arus kendaraan pemudik juga belum menunjukkan terjadinya kemacetan. Kendaraan terpantau masih bisa melaju dengan kecepatan di atas 40 km.

Pantura Mulai Ramai, Jalur Selatan Normal

Memasuki H-6 Lebaran, pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua mulai terlihat ramai di jalur pantura. Meski belum mengakibatkan kemacetan, jalur pantura Indramayu terlihat ramai dibandingkan H-7 kemarin.

Staf Pengendalian Operasional Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Indramayu, Karta, menjelaskan arus mudik didominasi kendaraan roda. ”Hampir 90% kendaraan roda dua berpelat Jakarta mendominasi dengan tujuan Jawa Tengah,” ujar Karta kemarin.

Berdasar data yang dihimpun di pos lingkar Dishubkominfo Indramayu, tercatat sebanyak 14.567 kendaraan dari berbagai jenis melintasi pantura Indramayu seperti sedan, kijang, bus sedang, bus besar, pikap, truk sedang, truk besar. Untuk motor rata-rata per jam mencapai 2.000 motor.

Dari jalur selatan, memasuki H-6 Lebaran (kemarin) arus lalu lintas jalur selatan Nagreg masih terpantau normal. Volume kendaraan memasuki H-6 mengalami penurunan sekitar 20% dibandingkan dengan tahun yang lalu. Wakapolda Jawa Barat Brigjen Pol Muhamad Taufik menjelaskan, penurunan itu terjadi sebagai dampak beroperasinya tol Cikopo-Palimanan (Cipali).

”Awalnya, petugas memprediksi akan terjadi pembagian arus lalu lintas dengan perbandingan 50% menggunakan jalur tol Cipali dan setengahnya lagi ke jalur selatan saat momentum arus mudik ini,” katanya. Kendati ada penurunan volume kendaraan, Taufik tetap memerintahkan kepada seluruh anggota untuk tetap siaga meski jalur Nagreg belum dipadati kendaraan.

” Jalur ini masih memiliki kerawanan kecelakaan yang tinggi karena kontur jalan berbahaya seperti turunan Nagreg yang memiliki tikungan tajam dan curam,” ujarnya.

Farid firdaus/ dila nashear/tomi indra
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2191 seconds (0.1#10.140)