Kemacetan Mudik Bergeser ke Jateng
A
A
A
SEMARANG - Kemacetan selama arus mudik diprediksi tidak lagi terjadi di kawasan pantura Jawa Barat (Jabar). Dengan beroperasinya tol Cikopo- Palimanan (Cipali) , titik kemacetan parah akan bergeser ke wilayah Jawa Tengah (Jateng).
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengungkapkan, titik kemacetan dimaksud akan terjadi di jalur pantai utara (pantura), tepatnya setelah pintu keluar tol Pejagan, Brebes, Jateng. Titik rawan lainnya adalah dari Brebes menuju Tegal dan arah masuk wilayah selatan ke Purwokerto. ”Sudah saya sampaikan ke Kapolda Jateng untuk memperkuat jalur-jalur itu (dengan personel). Inidemikenyamanan masyarakat,” ujar Badrodin seusai acara penutupan pendidikan Detasemen 46 Anindya Yodha di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang kemarin.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol A Liliek Darmanto menyatakan kesiapan Polda Jateng mengantisipasi kemacetan selama arus mudik Lebaran. Sebagai antisipasi, pihaknya sudah menyiapkan rekayasa lalu lintas dan jalur alternatif bekerja sama dengan Dishubkoinfo. ”Ini juga terkait pemasangan spanduk maupun rambu-rambu petunjuk bagi pengendara. Titik-titik pasar tumpah juga jadi perhatian,” katanya.
Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Benyamin menambahkan, untuk mengurangi kemacetan di Brebes, pengguna jalan bisa langsung masuk tol darurat di wilayah Brebes alias tol Pejagan-Pemalang. Walaupun belum selesai, baru sekira 80%, tol sudah bisa dilintasi kendaraan. Tol darurat sepanjang 20 km itu jalan utama, bisa dilewati kendaraan kecil roda empat dari pintu keluar tol Pejagan hingga Brebes Timur masuk Jalan Gajahmada.
Menurut dia, jalur terebut sudah bisa dilalui sekitar H-10 Lebaran, tetapi hanya bisa digunakan satu arah, yakni dari Barat ke Timur. Setelah lewat tol darurat ini pemudik akan masuk ke jalur pantura. Tol darurat itu untuk mobilmobil kecil. Tidak boleh untuk bus. ”Mending lewat 20 km jalan berdebu (tol darurat) daripada kena macet berjam-jam. Pada H-5 Lebaran hingga H+3 truktruk dilarang melintasi pantura. Terkecuali truk muat sembako dan BBM,” kata Benyamin.
Selain itu, untuk meminimalkan kemacetan di pintu keluar tol Pejagan, pihaknya akan melarang bus-bus besar dari arah Jawa Barat keluar di pintu tol tersebut. Mereka akan diarahkan keluar via tol Kanci, Cirebon. ”Ini berlaku pada H-5 Lebaran dan sudah dikoordinasikan dengan Polda Jabar. Apalagi intensitas perjalanan kereta api sangat padat setelah pintu keluar tol Pejagan Brebes,” jelasnya.
Selain kemacetan, polisi juga mengantisipasi daerah rawan kejahatan. Badrodin Haiti juga sudah meminta jajarannya untuk menyiagakan pengamanan. Tapi bagaimana pengamanan dilakukan, dia menyerahkan kepada polda masing-masing karena persoalan dan karakteristik satu wilayah dengan wilayah lain berbeda. ”Jadi disesuaikan dengan tantangan tiap wilayah. Pengamanan dengan sniper diserahkan ke polda masing-masing. Sifatnya dinamis, apakah pengamanan terbuka atau tertutup,” ungkapnya.
Beberapa titik rawan yang diidentifikasi berada di daerah perbatasan mulai dari perbatasan Jabar- Jateng, Jateng-DIY hingga Jateng- Jatim (Jawa Timur). Merespons instruksi Kapolri, Polda Jateng berencana mengerahkan 2/3 kekuatan atau berjumlah sekitar 23.000 personel. Jumlah tersebut akan bertambah dengan dukungan sekitar 10.000 personel dari instansi lain, termasuk TNI.
”Kamu sudah menyiapkan 385 titik baik pos pelayanan maupun pos pengamanan. Pos-pos tersebut bisa dimanfaatkan pemudik, mulai untuk istirahat hingga bertanya informasi seputar arus lalu lintas maupun jalur-jalur alternatif,” ujar Liliek Darmanto.
HT Prihatin Maraknya Kecelakaan di Cipali
Ketua Umum DPP Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) memprihatinkan tingginya angka kecelakaan lalu lintas di tol Cipali sejak tol terpanjang di Indonesia tersebut diresmikan Presiden Joko Widodo pada 13 Juni 2015. Ditemui di Cirebon kemarin, pria akrab dengan sapaan HT itu menilai secara konseptual tol Cipali merupakan hal yang bagus dengan cakupan potensi positif yang tinggi, terutama daerah-daerah yang dilalui.
Namun insiden yang kerap terjadi tak menutup kemungkinan terkait dengan kualitas pembangunannya yang tak sesuai dengan spesifikasi (spek). Karena itu, lanjut dia, pemerintah harus tegas bila menemukan adanya ketidaksesuaian dalam spek pembangunan tol Cipali. Ketegasan itu berupa penindakan yang sesuai terhadap kontraktor.”Disisilain, pelintas pun harus meningkatkan kewaspadaan saat melewati tol Cipali,” ujarnya.
Dari pihak Polda Jabar, mereka akan menempatkan patroli mobil di setiap 10 km di sepanjang tol Cipali yang mempunyai panjang 116 km. Mobil tersebut akan beroperasi pada H-7 sampai H+7 nanti. ”Mobil patroli tersebut nantinya akan ada di dua lajur tol tersebut. Ada empat petugas kami yang siaga selama 24 jam memberikan imbauan kepada pengguna jalan yang melintasi tol,” kata Kasat PJR Polda Jabar AKBP Asep Pujiono yang dihubungi wartawan kemarin.
Sejumlah petugas juga akan berjaga di pintu masuk tol Cikopo- Palimanan. Mereka nantinya akan memberikan peringatan dan imbauan kepada pemudik ketika memasuki tol tersebut. Tak hanya itu, spanduk berisi imbauan bagi pemudik pun sudah terpasang di setiap jembatan mulai wilayah Purwakarta sampai Cirebon. ”Imbauannya semisal ngebut = maut dan jaga jarak. Banyak imbauannya,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Velix Wanggai memastikan kesiapan tol Cipali menyambut arus mudik Lebaran. Menurut dia, ruas tol Cipali saat ini dari sisi sarana dan prasarana jalan sudah 100% siap digunakan. Kondisi jalan baik dan mulus.
Namun dia mengingatkan kepada para pemudik, dengan medan jalan sangat panjang dan lurus, diperlukan konsentrasi dan kesiapan diri pengemudi kendaraan. Selain itu, kondisi kendaraan juga perlu dipersiapkan seperti roda, ban, rem, dam seatbelt. ”Dengan kondisi jalan tersebut, diharapkan konsentrasi dan kesiapan baik si pengendara maupun kendaraan. Karena kepolisian mencatat, kecelakaan yang terjadi disebabkan human error ,” ujarnya.
Dia juga memastikan kesiapan 4 rest area dari arah Jakarta menuju Palimanan dan 4 rest area lagi berada dari arah Cipali. Pada masing-masing sisi baik dari dan menuju Jakarta juga terdapat 2 SPBU. Untuk memenuhi kebutuhan SPBU, akan disediakan SPBU mobile di rest area yang tidak memiliki SPBU. Fasilitas mobile toilet juga akan disediakan.
Sebagaimana diketahui, rentetan kecelakaan mewarnai tol Cipali sejak diresmikan Presiden Joko Widodo sekitar sebulan lalu. Salah satu kecelakaan memprihatinkan terjadi di Km 178 tol Cipali yang masuk Kabupaten Majalengka, Senin (6/7) malam, hingga menewaskan 7 orang dan 4 lainnya terluka.
Hingga kemarin 4 orang korban luka masih mendapat perawatan di RS Mitra Plumbon, Kabupaten Cirebon. Tiga di antaranya, Husen, Suhada, dan Amin, dikabarkan membaik, sedangkan lainnya, Iwan, dalam perawatan intensif di ruang ICU karena masih kritis. Para korban yang merupakan buruh di Kalimantan sedianya hendak mudik ke kampung halaman di Cirebon maupun Brebes, Jateng.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bid Humas Polda Jabar, tercatat jumlah kejadian kecelakaan di tol Cikopo-Palimanan sejak dibuka hingga Selasa tanggal 7 Juli 2015 sebanyak 52 kejadian. Total korban meninggal dunia sebanyak 12 orang, luka berat 12 orang, dan luka ringan 48 orang. Adapun total kerugian material mencapai Rp577.000.000.
Untuk memastikan penyebab kecelakaan terakhir yang menewaskan 7 orang itu, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Mabes Polri menurunkan technical analysist accident team atau tim analisis kecelakaan (TAA). Kehadiran tim ini diharapkan mampu melakukan simulasi sehingga mempermudah penyelidikan guna mengetahui penyebab pasti kecelakaan yang terjadi pada Senin (6/7) itu.
Kabid Gakum Korlantas Mabes Polri Kombespol Indrajid mengatakan, analisis yang dilakukan tim Korlantas menggunakan sistem TI dengan cara mengumpulkan data-data yang didapat dari lokasi kejadian yang kemudian diolah menggunakan komputer. Dari data itu bisa diketahui simulasi peristiwa awal, sebelum, dan setelah kejadian.
Eka setiawan/ Erika lia/ Ade nurjanah/ Ichsan amin
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengungkapkan, titik kemacetan dimaksud akan terjadi di jalur pantai utara (pantura), tepatnya setelah pintu keluar tol Pejagan, Brebes, Jateng. Titik rawan lainnya adalah dari Brebes menuju Tegal dan arah masuk wilayah selatan ke Purwokerto. ”Sudah saya sampaikan ke Kapolda Jateng untuk memperkuat jalur-jalur itu (dengan personel). Inidemikenyamanan masyarakat,” ujar Badrodin seusai acara penutupan pendidikan Detasemen 46 Anindya Yodha di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang kemarin.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol A Liliek Darmanto menyatakan kesiapan Polda Jateng mengantisipasi kemacetan selama arus mudik Lebaran. Sebagai antisipasi, pihaknya sudah menyiapkan rekayasa lalu lintas dan jalur alternatif bekerja sama dengan Dishubkoinfo. ”Ini juga terkait pemasangan spanduk maupun rambu-rambu petunjuk bagi pengendara. Titik-titik pasar tumpah juga jadi perhatian,” katanya.
Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Benyamin menambahkan, untuk mengurangi kemacetan di Brebes, pengguna jalan bisa langsung masuk tol darurat di wilayah Brebes alias tol Pejagan-Pemalang. Walaupun belum selesai, baru sekira 80%, tol sudah bisa dilintasi kendaraan. Tol darurat sepanjang 20 km itu jalan utama, bisa dilewati kendaraan kecil roda empat dari pintu keluar tol Pejagan hingga Brebes Timur masuk Jalan Gajahmada.
Menurut dia, jalur terebut sudah bisa dilalui sekitar H-10 Lebaran, tetapi hanya bisa digunakan satu arah, yakni dari Barat ke Timur. Setelah lewat tol darurat ini pemudik akan masuk ke jalur pantura. Tol darurat itu untuk mobilmobil kecil. Tidak boleh untuk bus. ”Mending lewat 20 km jalan berdebu (tol darurat) daripada kena macet berjam-jam. Pada H-5 Lebaran hingga H+3 truktruk dilarang melintasi pantura. Terkecuali truk muat sembako dan BBM,” kata Benyamin.
Selain itu, untuk meminimalkan kemacetan di pintu keluar tol Pejagan, pihaknya akan melarang bus-bus besar dari arah Jawa Barat keluar di pintu tol tersebut. Mereka akan diarahkan keluar via tol Kanci, Cirebon. ”Ini berlaku pada H-5 Lebaran dan sudah dikoordinasikan dengan Polda Jabar. Apalagi intensitas perjalanan kereta api sangat padat setelah pintu keluar tol Pejagan Brebes,” jelasnya.
Selain kemacetan, polisi juga mengantisipasi daerah rawan kejahatan. Badrodin Haiti juga sudah meminta jajarannya untuk menyiagakan pengamanan. Tapi bagaimana pengamanan dilakukan, dia menyerahkan kepada polda masing-masing karena persoalan dan karakteristik satu wilayah dengan wilayah lain berbeda. ”Jadi disesuaikan dengan tantangan tiap wilayah. Pengamanan dengan sniper diserahkan ke polda masing-masing. Sifatnya dinamis, apakah pengamanan terbuka atau tertutup,” ungkapnya.
Beberapa titik rawan yang diidentifikasi berada di daerah perbatasan mulai dari perbatasan Jabar- Jateng, Jateng-DIY hingga Jateng- Jatim (Jawa Timur). Merespons instruksi Kapolri, Polda Jateng berencana mengerahkan 2/3 kekuatan atau berjumlah sekitar 23.000 personel. Jumlah tersebut akan bertambah dengan dukungan sekitar 10.000 personel dari instansi lain, termasuk TNI.
”Kamu sudah menyiapkan 385 titik baik pos pelayanan maupun pos pengamanan. Pos-pos tersebut bisa dimanfaatkan pemudik, mulai untuk istirahat hingga bertanya informasi seputar arus lalu lintas maupun jalur-jalur alternatif,” ujar Liliek Darmanto.
HT Prihatin Maraknya Kecelakaan di Cipali
Ketua Umum DPP Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) memprihatinkan tingginya angka kecelakaan lalu lintas di tol Cipali sejak tol terpanjang di Indonesia tersebut diresmikan Presiden Joko Widodo pada 13 Juni 2015. Ditemui di Cirebon kemarin, pria akrab dengan sapaan HT itu menilai secara konseptual tol Cipali merupakan hal yang bagus dengan cakupan potensi positif yang tinggi, terutama daerah-daerah yang dilalui.
Namun insiden yang kerap terjadi tak menutup kemungkinan terkait dengan kualitas pembangunannya yang tak sesuai dengan spesifikasi (spek). Karena itu, lanjut dia, pemerintah harus tegas bila menemukan adanya ketidaksesuaian dalam spek pembangunan tol Cipali. Ketegasan itu berupa penindakan yang sesuai terhadap kontraktor.”Disisilain, pelintas pun harus meningkatkan kewaspadaan saat melewati tol Cipali,” ujarnya.
Dari pihak Polda Jabar, mereka akan menempatkan patroli mobil di setiap 10 km di sepanjang tol Cipali yang mempunyai panjang 116 km. Mobil tersebut akan beroperasi pada H-7 sampai H+7 nanti. ”Mobil patroli tersebut nantinya akan ada di dua lajur tol tersebut. Ada empat petugas kami yang siaga selama 24 jam memberikan imbauan kepada pengguna jalan yang melintasi tol,” kata Kasat PJR Polda Jabar AKBP Asep Pujiono yang dihubungi wartawan kemarin.
Sejumlah petugas juga akan berjaga di pintu masuk tol Cikopo- Palimanan. Mereka nantinya akan memberikan peringatan dan imbauan kepada pemudik ketika memasuki tol tersebut. Tak hanya itu, spanduk berisi imbauan bagi pemudik pun sudah terpasang di setiap jembatan mulai wilayah Purwakarta sampai Cirebon. ”Imbauannya semisal ngebut = maut dan jaga jarak. Banyak imbauannya,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Velix Wanggai memastikan kesiapan tol Cipali menyambut arus mudik Lebaran. Menurut dia, ruas tol Cipali saat ini dari sisi sarana dan prasarana jalan sudah 100% siap digunakan. Kondisi jalan baik dan mulus.
Namun dia mengingatkan kepada para pemudik, dengan medan jalan sangat panjang dan lurus, diperlukan konsentrasi dan kesiapan diri pengemudi kendaraan. Selain itu, kondisi kendaraan juga perlu dipersiapkan seperti roda, ban, rem, dam seatbelt. ”Dengan kondisi jalan tersebut, diharapkan konsentrasi dan kesiapan baik si pengendara maupun kendaraan. Karena kepolisian mencatat, kecelakaan yang terjadi disebabkan human error ,” ujarnya.
Dia juga memastikan kesiapan 4 rest area dari arah Jakarta menuju Palimanan dan 4 rest area lagi berada dari arah Cipali. Pada masing-masing sisi baik dari dan menuju Jakarta juga terdapat 2 SPBU. Untuk memenuhi kebutuhan SPBU, akan disediakan SPBU mobile di rest area yang tidak memiliki SPBU. Fasilitas mobile toilet juga akan disediakan.
Sebagaimana diketahui, rentetan kecelakaan mewarnai tol Cipali sejak diresmikan Presiden Joko Widodo sekitar sebulan lalu. Salah satu kecelakaan memprihatinkan terjadi di Km 178 tol Cipali yang masuk Kabupaten Majalengka, Senin (6/7) malam, hingga menewaskan 7 orang dan 4 lainnya terluka.
Hingga kemarin 4 orang korban luka masih mendapat perawatan di RS Mitra Plumbon, Kabupaten Cirebon. Tiga di antaranya, Husen, Suhada, dan Amin, dikabarkan membaik, sedangkan lainnya, Iwan, dalam perawatan intensif di ruang ICU karena masih kritis. Para korban yang merupakan buruh di Kalimantan sedianya hendak mudik ke kampung halaman di Cirebon maupun Brebes, Jateng.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bid Humas Polda Jabar, tercatat jumlah kejadian kecelakaan di tol Cikopo-Palimanan sejak dibuka hingga Selasa tanggal 7 Juli 2015 sebanyak 52 kejadian. Total korban meninggal dunia sebanyak 12 orang, luka berat 12 orang, dan luka ringan 48 orang. Adapun total kerugian material mencapai Rp577.000.000.
Untuk memastikan penyebab kecelakaan terakhir yang menewaskan 7 orang itu, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Mabes Polri menurunkan technical analysist accident team atau tim analisis kecelakaan (TAA). Kehadiran tim ini diharapkan mampu melakukan simulasi sehingga mempermudah penyelidikan guna mengetahui penyebab pasti kecelakaan yang terjadi pada Senin (6/7) itu.
Kabid Gakum Korlantas Mabes Polri Kombespol Indrajid mengatakan, analisis yang dilakukan tim Korlantas menggunakan sistem TI dengan cara mengumpulkan data-data yang didapat dari lokasi kejadian yang kemudian diolah menggunakan komputer. Dari data itu bisa diketahui simulasi peristiwa awal, sebelum, dan setelah kejadian.
Eka setiawan/ Erika lia/ Ade nurjanah/ Ichsan amin
(ftr)