HT Sowan ke Kiai dan Pesantren

Selasa, 07 Juli 2015 - 09:02 WIB
HT Sowan ke Kiai dan...
HT Sowan ke Kiai dan Pesantren
A A A
KENDAL - Setelah di Jawa Timur, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) giliran melanjutkan Safari Ramadhan di Jawa Tengah. Safari ini untuk sowan ke para kiai dan pondok pesantren.

HT mengawali perjalanannya dengan mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fadhlu Wal Fadhilah di Kaliwungu, Kendal. Kehadirannya disambut KH Dimyati Rois atau yang akrab dengan sapaan Mbah Dim, pengasuh pondok pesantren tersebut. HT datang bersama Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq, Ketua Bidang Organisasi Syafril Nasution, Ketua Bidang Kader, Anggota dan Saksi Armyn Gultom serta sejumlah pengurus DPP Partai Perindo lainnya.

Pada kesempatan tersebut, HT dan Mbah Dim membahas kondisi Indonesia saat ini. Keduanya saling bertukar pikiran. ”Mbah Dim sederhana, tapi pengetahuannya banyak. Banyak sekali yang beliau ceritakan. Tentunya bermanfaat untuk tahu kondisi bangsa ini,” kata HT di Kendal, Jawa Tengah, kemarin.

Kepada Mbah Dim, HT memohon doa restu agar diberi kelancaran melakukan serangkaian kegiatan di Jawa Tengah. ”Kami mohon doa restunya, hari ini kami ber-Safari Ramadhan di Jawa Tengah,” ucap HT.

Sementara itu, Mbah Dim mengungkapkan harapannya terhadap kehadiran Partai Perindo. ”Ada partai politik baru, (Indonesia) akan lebih baik,” ujar Mbah Dim. Mbah Dim juga mengungkapkan kesannya terhadap sosok HT. ”Dia baik,” ungkap Mbah Dim.

Setelah bersilaturahmi di Ponpes Al Fadhlu Wal Fadhilah, HT dan rombongan menuju Ponpes Darul Ma’arif di Batang serta bertemu dengan tokoh masyarakat setempat. Kedatangan HT disambut meriah ratusan santri dan santriwati setempat serta pengasuh Ponpes Darul Ma’arif, KH Mutahkdin.

Dalam sambutannya KetuaUmumDPPPartaiPerindo itumemberikanmotivasikepada ratusan santri dan santriwati setempat. HT meminta mereka untuk bersemangat dalam menuntut ilmu. Sebab, menurutnya, bisa bersekolah merupakan berkah yang luar biasa.

”Melihat anak-anak, saya terdorong kasih motivasi. Sekolah jurusan apa saja, landasannya harus semangat. Kakek saya dulu miskin dan sudah meninggal saat ayah saya masih umur 9 tahun. Ayah dititipin ke sana-sini. Namun ayah saya rajin salat dan rajin belajar sendiri sambil ikut ibu jualan seadanya di pasar.

Sedikitsedikit uangnya dikumpulkan dan saat dewasa, sambil kerja, ayah ikut kursus, akhirnya dagang kecil-kecilan di Cepu dan maju. Kemudian pindah ke Bojonegoro dan jadi pengusaha, pindah ke Surabaya, sampai akhirnya bisa menyekolahkan anak-anaknya. Saya anak paling bungsu dari 6 bersaudara. Jadi, selagi bisa sekolah, manfaatkan dengan sebaik-baiknya, sebab itu adalah berkah yang luar biasa,” terangnya.

Dia menegaskan perlunya landasan semangat dalam bersekolah agar kariernya bisa berakhir baik setelah selesai sekolah nanti. Menurutnya, karier bisa bermacam-macam.

”Kalau karier pemuda berkembang, Indonesia pasti maju. Sebab 40% lebih dari total sekitar 250 juta masyarakat Indonesia memiliki latar belakang pendidikan SD ke bawah, jadi sudah jauh ketinggalan sehingga saat ini kita sedang prihatin, sebab banyak pengangguran. Jadi tanggung jawab kita semua untuk majukan bangsa, termasuk adik-adik (santri-santriwati),” tandasnya.

Anggaran Pendidikan untuk UMKM

Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) butuh dukungan menyeluruh dari pemerintah. Tidak hanya kemudahan akses modal dan pendanaan murah, tetapi juga pendidikan keterampilan.

”Perlu pembinaan. Pembinaan itu termasuk pelatihan bagaimana cara memajukan usaha, bagaimana mengelola keuangan , bagaimana melakukan marketing, penjualan, menjaga mutu,” kata Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) ketika berdialog dengan pedagang Pusat Grosir Batik Setono, Pekalongan.

Untuk itu, semestinya pemerintah menganggarkan sebagian anggaran pendidikan untuk pelatihan keterampilan pelaku UMKM. Menurut HT, tanpa pendidikan yang memadai UMKM sulit berkembang maksimal. ”Anggaran pendidikan itu sekitar Rp 400 triliun, sebagian bisa dipakai untuk pelatihan UMKM,” kata HT.

Menurut HT, para pelaku UMKM harus mendapat kemudahan akses modal dan pendanaan yang murah. ”Kita perlu berikan perhatian. Mereka membutuhkan kemudahan di permodalan,” ujar HT.

Seperti diketahui, saat ini UMKM masih kesulitan untuk akses modal. Bunga pendanaan lebih mahal dari korporasi. Masing-masing berkisar 20- 40% untuk UMKM, sedangkan korporasi sekitar 12-13%.

Prahayuda febrianto/ Erika octaviana
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2644 seconds (0.1#10.140)