Pengelolaan Transjakarta Makin Buruk

Senin, 06 Juli 2015 - 10:45 WIB
Pengelolaan Transjakarta Makin Buruk
Pengelolaan Transjakarta Makin Buruk
A A A
JAKARTA - Pengelolaan bus Transjakarta (busway) saat ini sudah ditangani badan usaha milik daerah (BUMD). Seiring pergantian manajemen dari badan layanan umum daerah (BLUD) tersebut, justru yang terjadi pengelolaan malah semakin buruk.

Terbukti adanya insiden Transjakarta terbakar, bus mengalami rem blong dan menabrak pembatas, hingga bus menabrak kendaraan umum lainnya. ”Satu semester tahun ini saja lebih dari tiga kali bus terbakar dan satu rem blong, di mana pengawasan yang dilakukan BUMD terhadap operator,” ujar Ketua Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan kemarin.

Padahal, tujuan pengelolaan dialihkan dari BLUD ke BUMD yakni PT Transportasi Jakarta agar bila terjadi masalah dapat segera diselesaikan tanpa menunggu anggaran tahun berikutnya. Direksi PT Transportasi Jakarta memiliki kewenangan mengawasi dan mengatur para operator yang bandel. Artinya, jika masih ada kesalahankesalahan teknis dalam operasionalnya, jajaran direksi BUMD tidak bekerja maksimal. Apalagi, gaji seorang direksi mencapai ratusan juta.

Maka itu, dia meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengevaluasi direksi PT Transportasi Jakarta sekaligus memperketat pengawasan terhadap para operator. ”Ganti semuanya itu orang-orang BUMD. Berpengalaman di bidang kereta api belum tentu mampu menangani bus. Kereta dengan bus itu beda meski sama-sama transportasi,” katanya.

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike mengaku kecewa dengan banyaknya kejadian-kejadian yang menimpa bus Transjakarta. Pasalnya, Transjakarta merupakan armada yang diandalkan pemerintah untuk memindahkan budaya berkendara pribadi ke transportasi massal. Politikus PDIP itu meminta Pemprov DKI Jakarta fokus dalam pengawasan dan pembenahan bus Transjakarta sebelum beralih ke wacana transportasi lainnya.

”Kami berharap Dinas Perhubungan (Dishub), BUMD, operator, dan pemangku kepentingan lainnya duduk bareng untuk mengatasi permasalahan Transjakarta. Jangan saling tuduh, Jakarta butuh transportasi massal yang aman, nyaman, dan cepat,” ungkapnya.

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Antonius Kosasih membantah jika dikatakan tidak memperketat pengawasan dan meningkatkan pelayanan masyarakat. Menurutnya, musibah yang dialami Transjakarta belakangan ini akibat lemahnya perjanjian kontrak kerja sama antara operator dan pengelolanya. Dia berjanji akan mengaudit dan menggantinya dengan kontrak baru.

Dia juga berjanji memperketat pengawasan yang terpusat di PT Transportasi Jakarta. Salah satu kontrak baru yang akan diperketat dapat terlihat pada 20 bus Scania yang bakal dioperasikan minggu depan. PT Transportasi Jakarta telah berkoordinasi dengan Direktorat Operasional dan Direktorat Teknik agar memberikan pembobotan yang lebih besar pada kualitas teknis serta tidak semata-mata menilai dari sisi biaya termurah.

Periode Januari-Juli 2015, lebih dari tiga kali peristiwa bus Transjakarta terbakar. Pada Minggu (8/3), bus merek Zhong Thong koridor Pinang Ranti- Pluit terbakar ketika melintas di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Kemudian pada Rabu (20/5), bus Transjakarta B 7461 TX terbakar di halte Pasar Senen, Jakarta Pusat. Terbaru, peristiwa terbakarnya bus Transjakarta pada Jumat (3/7) pagi di halte Transjakarta UI Salemba, Jakarta Pusat.

Bima setiyadi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2286 seconds (0.1#10.140)