Uniknya Menjadi Story Teller

Minggu, 05 Juli 2015 - 10:23 WIB
Uniknya Menjadi Story...
Uniknya Menjadi Story Teller
A A A
Mungkin tidak banyak yang tahu bagaimana uniknya menjadi seorang pendongeng di zaman sekarang ini.

Ketika banyak jenis hiburan lain yang ditawarkan oleh media, bagi Wiwin Windrati, dongeng tetap menjadi cara yang terbaik untuk menyampaikan pesan edukatif kepada anak-anak.

Menurut Wiwin, keceriaan dan kegembiraan yang dibagi kepada audiens menjadi kepuasan tersendiri buat seorang story teller. Bagaimana awal mula Wiwin menggeluti profesi ini? Apa saja yang ingin ia bagi melalui dongeng? Berikut kutipan wawancara KORAN SINDOdengan wanita kelahiran Jakarta, 21 Maret 1975 ini.

Bagaimana awal Anda menjadi seorang pendongeng?

Awalnya karena kegiatan saat saya menjadi pengajar. Setip hari Jumat secara bergantian, biasanya para guru memberikan cerita kepada murid. Dari keseringan menyampaikan dongeng itu, suami saya bilang, kenapa ini tidak saya lakukan secara profesional? Sehingga, dari tahun 2006, saya mulai menjadi pendongeng, misalnya acara di malatau ulang tahun anak. Kemudian tahun 2008, saya makin menjalani pekerjaan ini secara serius dengan membentuk Wiwin Dongeng Management bersama suami saya. Saya buat tandem story tellingjuga dengan suami saya.

Sejauh ini, bagaimana perkembangan Wiwin Dongeng Management?

Kami banyak melakukan kegiatan dongeng, salah satunya melakukan promosi produk sesuai permintaan perusahaan yang ingin menggunakan jasa kami. Ketika itu saya cukup dimudahkan karena jarang pendongeng bisa berbahasa Inggris. Sedangkan, permintaan perusahaan kepada saya adalah mempromosikan produk lewat dongeng dengan berbahasa Inggris. Di luar kegiatan itu, saat jadwal saya dan tim kosong, biasanya kami datang ke acara-acara komunitas atau sekolah.

Untuk kegiatan itu, kami tidak pernah menentukan bujet. Sebab, itu seperti aksi sosial kami. Saat ini kami juga sedang melakukan kerja sama dengan komunitas lain, yaitu Rumah Ilmu. Sejak dua tahun lalu saya konsen memberikan penyuluhan bahaya narkoba kepada anak, bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). Berbagai penyuluhan yang saya sampaikan menggunakan metode cerita atau dongeng. Dengan adanya tim saat ini, beberapa pekerjaan saya menjadi lebih ringan. Dongeng yang kami sampaikan pun memiliki konsep yang beragam, antara lain seperti dongeng rock ‘n roll, wayang dongeng dengan dalang dan sinden, serta dongeng cerita rakyat.

Apa yang membuat Anda yakin untuk menjalani profesi ini?

Saya berpikir, apa pun pekerjaan yang kita jalani harus dilakukan secara fokus agar mendapatkan hasil yang maksimal. Saya yakin, untuk membuat pilihan menjadi pendongeng profesional berarti semua hal yang saya lakukan tidak lewat dari seni bertutur.

Apa tujuan yang ingin dicapai dengan menjadi story teller?

Tujuan saya sederhana saja. Saya sudah pernah mencoba berbagai pekerjaan. Tetapi, saya tidak mendapatkan kesenangan batin, hanya sebatas mendapatkan sesuatu dari sisi finansial. Melalui dongeng ini, saya mulai merasakan kebahagiaan lebih. Secara profesional, sekarang hidup saya tergantung pada pekerjaan ini. Maka dari itu, saya selalu berusaha menjaga kualitas saya. Tujuan lain adalah ingin berbagi ilmu dengan orang lain. Selain itu, setidaknya saya sudah menyiapkan generasi penerus saya, yaitu anak saya, yang mulai berkarier sebagai pendongeng juga.

Apa saja kendala yang Anda lalui?

Banyak sekali prosesnya, seperti awal-awal dulu sempat sepi job. Tetapi, semua itu memang harus dilewati. Kendala lain lebih banyak seputar teknis, misalnya soal ruangan. Kadang konsep yang sudah direncanakan harus diubah ketika melihat lokasi pertunjukan. Kemudian, apakah bisa menggunakan bantuan backsound. Jadi, selalu ada beberapa rencana untuk melakukan pertunjukan.

Selama berkarya, siapa yang menjadi inspirasi Anda?

Saya bukan pendongeng keluaran festival, jadi tidak ada role model. Namun, saya sangat terinspirasi oleh para pendongeng baik di Indonesia maupun luar negeri yang bisa mengolah kekuatan vokalnya. Saya juga terinspirasi oleh para pendongeng di Belanda yang menjadi story teller family. Mereka menyampaikan dongeng surealis dan tidak menggunakan kata-kata.

Siapa saja yang memberikan dukungan?

Teman-teman selalu mendukung. Kemudian BNN, dukungan dari pemerintah daerah yang membiayai kami untuk keliling ke 200 sekolah di Jakarta untuk sosialisasi bahaya narkoba.

Saat ini apa tujuan hidup Anda?

Saya ingin selalu memberikan berbagai pelajaran yang bisa disampaikan melalui cerita. Sejauh ini tidak ada pikiran untuk pensiun. Selain itu, saya ingin banyak guru bisa menggunakan media dan mengajar dengan cara bercerita. Ini yang sekarang sedang saya gencarkan.

Dengan menyampaikan cerita beberapa menit sebelum melakukan proses belajar, maka akan ada kedekatan personal antara guru dan murid, sehingga memudahkan mereka berinteraksi saat belajar.

Dina angelina
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6828 seconds (0.1#10.140)